SURABAYA (global-news.co.id) – Ketua Karang Taruna Jawa Timur, Agus Maimun mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh Komunitas Muda-Mudi Surabaya (KMS) terkait Urban Farming di Kota Surabaya. Kegiatan ini merupakan bagian dari organ kepemudaan yang peduli pada lingkungan dan bergerak di bidang lingkungan. Karena gerakan atau aksinya bisa dikategorikan menyelamatkan bumi, terutama di kalangan urban atau perkotaan.
Agus menjelaskan, karena Kota Surabaya sudah memelopori dengan lingkungan yang hijau di wilayahnya, maka kader-kader seperti KMS sangat diperlukan menjadi motor penggerak, sekaligus gerakan ini bisa diduplikasi di tempat-tempat yang lain.
“Sebagi Ketua Karang Taruna Jawa Timur, kami perlu bersinergi dengan anak-anak muda yang peduli kepada lingkungan dan hobi bercocok tanam. Kepada seluruh pihak pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun stakeholder yang lain supaya bisa memberikan akses dan fasilitas pada organisasi kepemudaan terutama KMS yang bergerak di bidang lingkungan, agar semangat dan visinya bisa terlaksana dan diikuti yang lain,” kata Agus.
Hal itu disampaikan saat bertemu dengan Ketua Komunitas Muda-Mudi Surabaya (KMS), Zubaidullah, Rabu (22/09). Menurut Cak Ubaid–panggilan akrab Zubaidillah–ada beberapa program yang dijalankan KMS di antaranya tentang sociopreneur atau wirausaha sosial. Adalah kegiatan berwirausaha berbasis bisnis dengan misi utama menciptakan social impact, yang meningkatkan harkat dan taraf hidup masyarakat kelas bawah.
“Misi sociopreneur adalah kemandirian masyarakat kelas bawah, dengan program ini kami bisa tetap bersosial tapi juga wirausaha, dengan harapan masyarakat yang ikut pelatihan di KMS bisa mengembangkan dan bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri,” kata Cak Ubaid.
Cak Ubaid lantas menyebutkan menuju kemandirian tersebut KMS secara terjadwal menggelar beberapa pelatihan ketrampilan yang sudah dilaksakan bertahap. Pelatihan dimaksud seperti pelatihan las listrik, sablon, menjahit, dan air brush. Pelatihan ini pesertanya warga kurang mampu terutama kaum difabel.
Ubaid menjelaskan, kerja sama ini untuk menginspirasi masyarakat perkotaan bercocok tanam sayur mayur dengan menggunakan pot verty. Pot verty adalah salah satu solusi bertanam di lahan sempit dan lebih ekonomis, karena dengan pipa paralon panjang 1.25 meter bisa menghasilkan 28 lobang untuk ditanami sayur. Targetnya ada kampung verty di Surabaya sebagai pusat edukasi bertanam di lahan sempit.
Pot verty ini agar maksimal subur tanaman yang dibudidayakan, kata Cak Ubaid, maka menggunakan komposter vertigo. Komposter ini diproduksi KMS untuk menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin mengelola sampah sisa makanan dan juga bertanam walaupun tidak punya lahan.
“Jadi komposter vertigo ini bisa menghasilkan kompos padat organik, pupuk cair organik, dan sayur sehat. Bahkan komposter vertigo bisa mengurangi sampah organik maksimal 2 minggu, dalam hitungan satu keluarga 4 orang,” kata dia.
Bertemu KMS-Karang Taruna Jawa Timur siap gerakan urban farming se-Jatim program penghijauan KMS di salah satu daerah Surabaya.
Sebagai closing diskusi bersama pimpinan karang taruna Jatim, Cak Ubaid memaparkan tentang pengolahan limbah rumah tangga menjadi barang ekonomis, seperti minyak jelantah yang diolah menjadi sabun cuci tangan, lilin, maupun suvernir seperti bunga hias atau replika mobil.
Menariknya, program hari ibu Desember nanti akan melakukan gerakan serentak seluruh Nusantara bersama semua komunitas dan lembaga lain bertanam sayur di pekarangan rumah menggunakan pot verty. Gerakan urban farming ini direncanakan pada 26 Desember 2021. Gerakan tanam sayur pot verty terinspirasi dari pomosda Nganjuk sukses kemandirian pangan di lingkungan pomosda dimotori tokoh masyarakat beranama Kyai Tanjung. (kmf, jnr)