Global-News.co.id
Indeks Mataraman Utama

Tak Ada Kerusakan, Masjid Apung Pacitan yang Hanyut Berhasil Ditarik Menuju Pantai

Istimewa
Jeep milik anggota Komunitas Off Roader Pacitan ikut serta menarik bangunan Masjid Apung.

 

Sebuah masjid apung yang terletak di muara Sungai Grindulu hanyut terbawa kuatnya arus sungai yang meluap usai hujan deras. Akibatnya, bangunan yang berdiri di atas rakit tersebut sempat bergeser sekitar 1 kilometer dari posisi semula.

 

Tempat ibadah apung yang terbuat dari kayu dan bambu di Sungai Grindulu, Pacitan, sempat terbawa arus hingga ke tengah laut. Peristiwa ini terjadi pada pagi hari, setelah hujan deras disertai angin terjadi di wilayah Pacitan.

Akibat derasnya arus sungai masjid apung yang biasa dipakai warga dan wisatawan untuk beribadah, sempat terseret hingga ke sebuah teluk di Pantai Pancer. Kejadian ini pun langsung mendapat perhatian para masyarakat, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan.

Secara gotong royong, mereka pun melakukan evakuasi dengan cara menarik bangunan masjid hingga ke bibir Pantai Pancer. Meski demikian, bangunan tempat ibadah tersebut tak mengalami kerusakan berarti.

Hanya ada kerusakan kecil yang terjadi. Semisal tirai sobek maupun penahan bagian bawah yang menempel di rakit patah. Secara keseluruhan masjid berbahan kayu dan bambu itu tampak masih utuh.

“Kejadian diketahui jam 05.00 WIB pagi ini,” terang penjaga masjid Ryan Yudianto (39) kepada wartawan di Pantai Pancer, Rabu (10/2/2021) pagi.

Dikatakan Ryan, sebelum arus sungai menyeret masjid tersebut hingga ke lautan, hujan memang turun dengan intensitas cukup tinggi. Akibatnya debit air Sungai Grindulu naik. Besarnya volume air disertai dengan kuatnya arus yang melintasi bagian bawah masjid.

Tak hanya arus yang sangat kuat, material yang terbawa banjir juga menyebabkan beban tali penahan rakit melebihi ambang batas. Akibatnya tali menegang lalu putus. Pergeseran posisi masjid sendiri, lanjut Ryan, sudah tampak sedikit demi sedikit dalam tempo beberapa hari terakhir. “Akhirnya tadi sekitar jam 02.30 WIB ada yang mengetahui bahwa masjid sudah berada di tengah laut,” papar Ryan.

Padahal, masjid tersebut dilengkapi sejumlah fasilitas. Seperti karpet, sajadah, dan kitab Al Quran. Di masjid tersebut juga terpasang pengeras suara yang biasa digunakan saat azan salat lima waktu maupun salat Jumat. Masjid Apung yang dibangun Maret 2020 itu difungsikan untuk kegiatan salat Jumat berjamaah. Agenda lain yang kerap digelar adalah manakiban, mujahadah, serta khataman.

“Semua pihak bergotong royong terlibat dalam proses evakuasi,” kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan Dianitta Agustinawati, Rabu (10/2/2021) siang.

Untuk membawa bangunan masjid hingga mencapai pantai, lanjut Dianitta, memang tidak mudah. Empat petugas Tim Reaksi Cepat (BPBD) awalnya merapat ke lokasi masjid berada. Mereka lantas mengikatkan tambang untuk selanjutnya ditarik perlahan.

Lantaran ukuran masjid relatif besar, upaya menarik tambang melibatkan beberapa unit mobil jeep milik anggota Komunitas Off Roader Pacitan. Dalam tempo sekitar dua jam bangunan dengan luas lantai 8×8 meter tersebut berhasil dievakuasi. “Evakuasi mulai dilaksanakan pukul 11.00 WIB,” tambah Dianitta.

Selain BPBD dan Komunitas Off Roader, sejumlah pihak juga berdatangan membantu menarik masjid apung hingga sampai ke pantai. Antara lain TNI, Polair, Kamladu, dan Satpol PP. Tim Pemadam Kebakaran juga tampak di lokasi.

Besarnya perhatian terhadap masjid apung yang berdiri sejak Maret 2020 juga ditunjukkan sejumlah elemen masyarakat. Seperti Srono Jolo, PSHT, Banser, Pacitan Surfing Club, dan nelayan sekitar. “Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. Untuk selanjutnya masjid apung kami serahkan kepada pengelola dalam hal ini beliau Gus Fuad,” pungkasnya. det

baca juga :

Demokrasi Tanpa Oposisi Suburkan Korupsi

gas

Liga 1: Gol Bunuh Diri Bawa Persebaya Menang Atas Persis

Kota Surabaya Masuk Level 1, Pakar Epidemiologi Nilai Memang Pantas

Redaksi Global News