Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Utama

Stok Bawang Merah Menipis di Jatim: Harganya Naik 100 Persen Lebih

SURABAYA (global-news.co.id) – Harga bawang merah belakangan ini naik gila-gilaan. Cuaca hingga penyakit mengakibatkan panen di sejumlah daerah gagal, sehingga harganya naik lebih 100%. Diperkirakan harga ini akan terus menjulang bila tak ada langkah-langkah taktis dari pemerintah.

Agus Ibrahim, pedagang bawang merah dari Probolinggo mengatakan, cuaca yang tak mendukung ditambah datangnya penyakit serta virus yang menghantam tanaman tersebut mengakibatkan panen banyak gagal. Saat ini stok bawang merah di Probolinggo menipis. Saya kira di mana saja kasus sama. Inilah yang membuat harga bawang merah tak karuan, katanya kepada Global News, Kamis (18/4/2024) siang.

Dia mengatakan, dalam keadaan normal harga bawang merah super di tingkat petani antara Rp 30.000 hingga Rp 35.000 per kilonya. Saat ini pada mutu yang sama di tingkat petani harganya melonjak menjadi kisaran Rp 50.000/kg.

Saya dengar di pasaran harga bawang merah super kisaran Rp 65.000 hingga Rp 70.000. Sementara di tingkat petani untuk ukuran kecil kisaran Rp 35.000, kata Agus.
Ditanya sampai kapan harga bawang merah seperti ini? Tentang ini dia mengatakan, tidak bisa diprediksi. Pasalnya stok bawang merah menipis, sementara sejumlah petani masih ragu-ragu untuk menanam kembali karena factor cuaca dan penyakit tadi.
Semoga pemerintah dapat mencarikan jalan keluarnya, pungkasnya.

Harga bawang merah yang tinggi ternyata juga terjadi di wilayah sentra produksinya di Nganjuk, Jawa Timur. Juwadi, seorang penjual bawang goreng mengatakan saat ini harga bawang merah di Nganjuk berada di kisaran Rp 45.000 per kilogram.

Adanya lonjakan harga bawang merah yang signifikan tersebut membuat dirinya terpaksa menyetop sementara produksi bawang goreng. Menurutnya, harga bawang merah yang tinggi disebabkan masih minimnya jumlah petani yang menanam.

“Sementara stop produksi bawang goreng. Petani belum musim tanam [bawang merah] makanya harganya naik, enggak ada barang di pasar,” ujarnya saat dihubungi Kamis siang.

Harga bawang merah terus naik di sejumlah daerah hingga mencapai Rp 68.000 per kilogram usai Lebaran. Pasokan yang menipis dianggap jadi biang keroknya. Berdasarkan pantauan di sejumlah pedagang sayur di wilayah Bogor, harga bawang merah rata-rata telah mencapai kisaran Rp 65.000 – Rp 68.000 per kilogram.

Ical, seorang pedagang sayur yang menjual bawang merah di kawasan Bogor mengatakan bahwa harga bawang merah terus mengalami tren kenaikan sejak memasuki Ramadan hingga saat ini. Adapun di lapaknya dia menjual bawang merah seharga Rp 17.000 per 250 gram atau Rp 68.000 per kilogram.

Menurutnya, belum ada tanda-tanda tren penurunan harga bawang merah seiring stok di pasaran yang masih terbatas. “Bawang merah masih mahal, harganya masih naik terus,” ujar Ical saat ditemui Rabu (17/4/2024).

Fadhil seorang pedagang grosir bawang merah membeberkan bahwa stok bawang merah di petani saat ini telah berkurang signifikan. Dirinya pun kerap kesulitan mendapatkan pasokan bawang merah langsung dari petani di wilayah Jawa Tengah seperti Brebes, dan Grobokan.

Menurutnya, pasokan bawang merah yang minim di petani juga dipicu oleh fenomena tingginya harga gabah. Tidak sedikit petani bawang merah yang memilih menanam padi lantaran tergiur dengan harga gabah yang sedang bagus sejak akhir tahun lalu.

“Stok sedikit, yang nanem kurang. Ini efek harga bawang merah sudah lama murah terus, dari akhir tahun kemarin beras mahal petani pilih nanem padi,” kata Fadhil.
Menyitir Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga bawang merah kemarin secara nasional naik Rp1.550 menjadi Rp 48.550 per kilogram. Bahkan harga bawang merah di Jakarta Utara mencapai Rp 80.000 per kilogram.

Rata-rata harga bawang merah saat ini sebesar Rp48.550 per kilogram telah naik Rp 14.520 atau 42,66% dari harga rata-rata pada Maret 2024 sebesar Rp 34.030 per kilogram. Padahal dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No.11/2022, pemerintah menetapkan harga acuan bawang merah di tingkat konsumen sebesar Rp 36.000 – Rp 41.500 per kilogram. (Fan/bis)

baca juga :

MKKS SMP Swasta Surabaya Minta Orangtua Manfaatkan PPDB Luring

BNI Griya Pertahankan Pertumbuhan Positif

Kondisi Myanmar Memburuk, DK PBB Adakan Rapat Tertutup

Redaksi Global News