Global-News.co.id
Mancanegara Utama

Kondisi Myanmar Memburuk, DK PBB Adakan Rapat Tertutup

Kondisi Myanmar semakin memburuk

JENEWA (global-news.co.id) –  Kepala bantuan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Martin Griffiths, memperingatkan situasi kemanusiaan di Myanmar semakin memburuk dengan lebih dari 3 juta orang membutuhkan bantuan penyelamat nyawa akibat berkembangnya konflik dan runtuhnya perekonomian.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (9/11), Griffiths dalam pernyataannya menyebut situasi di Myanmar bagian barat laut menjadi ‘sangat mengkhawatirkan’, dengan pertempuran meluas antara militer Myanmar dan milisi lokal seperti Pasukan Pertahanan Chin di negara bagian China dan Pasukan Pertahanan Rakyat di wilayah Magway dan Sagaing.

“Lebih dari 37.000 orang, termasuk wanita dan anak-anak, baru saja mengungsi, dan lebih dari 160 rumah dibakar, termasuk gereja-gereja dan kantor organisasi kemanusiaan,” tuturnya.

Dia menyebut serangan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil, termasuk pekerja dan fasilitas kemanusiaan, dilarang di bawah undang-undang kemanusiaan internasional. “Harus berhenti segera,” cetus Griffiths.

Pada Senin (8/11) waktu setempat, Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan tertutup untuk membahas situasi terkini Myanmar. Rapat itu bertepatan dengan peringatan setahun terpilihnya kembali pemerintahan Aung San Suu Kyi, yang dilengserkan kudeta militer pada 1 Februari lalu.

“Pemilu itu dianggap bebas dan adil oleh pemantau domestik dan internasional,” ucap juru bicara PBB, Stpehanie Dujarric.

“Perserikatan Bangsa-Bangsa menegaskan kembali seruannya agar militer menghormati kehendak rakyat dan mengembalikan negara ke jalur transisi demokrasi,” imbuhnya.

Pertemuan Dewan Keamanan PBB untuk membahas Myanmar itu diajukan oleh Inggris.

“Kami sangat khawatir dengan peningkatan aksi militer di wilayah barat daya negara itu, dan kami khawatir bahwa ini mencerminkan aktivitas yang kami lihat empat tahun lalu, sebelum terjadi kekejaman yang dilakukan di Rakhine terhadap Rohingya,” ucap Wakil Duta Besar Inggris untuk PBB, James Kariuki.

Myanmar diketahui tengah menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Pidana Internasional (ICJ) terkait operasi militer sarat kekerasan terhadap Rohingya, yang memaksa lebih dari 730 ribu warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh.

Militer Myanmar menyangkal tuduhan genosida dan menegaskan tentaranya secara sah menargetkan militan-militan yang menyerang pos-pos polisi. (rtr, dtc, ins)

baca juga :

Perubahan Perda No 1 Tahun 2019 Sangat Emergency dalam Penurunan Pandemi Corona di Jatim

Redaksi Global News

Terima Audiensi Wagub Jatim, Walikota Eri Siap Dukung Pemprov Sinkronisasi Data Pelajar SMA/SMK MBR

Redaksi Global News

Mendagri Terbitkan Instruksi Baru soal PPKM Mikro Tahap Keenam

Titis Global News