Global-News.co.id
Opini Utama

Bukan Ekonomi, Indonesia Bisa Hancur Karena Perpecahan

 

Oleh Masdawi Dahlan*

 

DALAM sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, sahabat Amir Bin Saad berkata: Pada suatu hari Rasulullah Muhammad SAW datang dari daerah perbukitan. Ketika sampai di Masjid Bani Muawiyah Beliau masuk ke masjid lalu salat dua rakaat. Kami pun salat pula bersama dengan Beliau. Beliau berdoa kepada Tuhan panjang sekali. Setelah berdoa Beliau berpaling kepada kami lalu bersabda: “Aku memohon kepada Tuhanku tiga perkara. Dia memperkenankan dua perkara dan menolak satu perkara. Aku memohon kepada Tuhanku supaya jangan membinasakan ummatku dengan musim susah yang panjang, maka diperkenankan. Aku memohon supaya umatku jangan dibinasakan dengan bencana tenggelam seperti banjir besar yang melanda umat Nabi Nuh atau seperti Firaun yang ditenggelaman di lautan. Permohonanku diperkenkannya. Aku memohon supaya umatku jangan dibinasakan karena pertentangan sesama mereka, permohonan ini ditolak tidak diperkenankan.”

Sabda Nabi Muhammad SAW di atas menegaskan bahwa umat itu tidak akan hancur hanya karena persoalan ekonomi, tidak akan hancur akibat bencana alam, akan tetapi akan hancur karena perpecahan, pertentangan dan ketidakakuran antara satu dengan yang lain, antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.

Dalam sejarah perjalanan umat Islam berbagai peperangan antara umat Islam dengan orang kafir kaum muslim selalu menang sekalipun pasukan kaum muslimin jumlahnya lebih sedikit dibandingan dengan pasukan musuh. Hal itu terjadi karena umat Islam selain diikat oleh keimanan yang kuat, mereka juga terikat oleh persaudaraan untuk bersama menghadapi musuh. Iman yang kuat dan persatuan itulah yang membuat umat Islam memiliki kekuatan mental luar biasa yang sulit ditaklukkan.

Allah SWT berfirman dalam Al Quran : “Kam minfiatin kalilatin ghalabat fiatan katsiratan biidznillah”. Banyak kaum yang kecil itu mengalahkan kelompok besar atas izin Allah”.

Allah akan memberikan kekuatan bagi kaum muslimin untuk memenangkan pertarungan, karena mereka beriman dan kokoh persatuannya.

Keimaman yang kuat menjadikan muslimin memiliki mental yang kuat semata-mata mengharap ridha Allah, persatuan membuat kaum muslimin menjadi tangguh karena kompak dan tidak ada perpecahan dan pertentangan menghadapi berbagai strategi dan serangan musuh.

Dalam sejarah juga digambarkan bahwa hancur dan kekalahan kaum muslimin tidak lain hanya disebabkan oleh perpecahan. Perpecahan yang akibat rebutan harta kekayaan dan kekuasaan atau jabatan politik. Umat Islam di Spanyol berkuasa sekitar 800 tahun kini hancur nyaris tak tersisa karena pecah akibat rebutan jabatan politik, harta serta cinta dunia.

Perang Uhud umat Islam mengalami kekalahan karena pasukan kaum muslimin yang ada di bukit posisi strategis meninggalkan tempatnya hanya untuk merebut harta rampasan setelah melihat musuh telah tercerai berai. Pada saat meninggalkan bukit Uhud itulah, pasukan kaum kafir merebut dan mengganti posisi strategis kaum muslimin. Setelah itu kaum kafir bangkit dan akhirnya memenangkan pertempuran.

Penyebabnya satu yakni kaum muslimin meningkalkan bukit Uhud karena mereka tergiur oleh harta rampasan. Lagi lagi umat Islam akan hancur jika pecah tidak bersatu dan karena orientasi harta bukan karena rida Allah SWT.

Indonesia juga sama. Negeri tercinta kita yang saat ini tengah berulang tahun ke-78 ini berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah karena berkat imam dan tekat yang kuat serta semangat persatuan yang luar biasa untuk mengusir penjajah. Para ulama dan elemen masyarakat lainnya pada masa peperangan bersatu padu, sekelipun berbeda ras, agama, suku, budaya dan lainnya. Nah karena persatuan itulah maka kemerdekaan bisa diraih dan kemenangan berhasil direbut oleh rakyat Indonesia.

Persatuan adalah perisai umat, pertentangan dan perpecahan adalah petaka bagi masyarakat. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Perpecahan dilarang dalam agama dan perpecahan juga menjadi penyebab kehancuran sebuah bangsa.

Waktasimu bihablillah jamiia wala tafarraqu.

Berpegangteguhlah pada tali agama Allah dan jangan bercerai berai.

Karena perpecahan menjadi penyebab utama hancurnya sebuah bangsa, maka metode adu domba dan memecah belah merupakan metode yang paling ampuh untuk menguasai sebuah negeri. Para penjajah di Indonesia berhasil menguasai Indonesia karena mereka berhasil memecah belah rakyat Indonesia. Dan ketika bangsa ini sadar akan penyebab kehancurannya karena perpecahan, maka ketika bangkit bersatu maka kemerdekaan Indonesia bisa direbut.

Saat ini bangsa Indonesia tengah berada dalam masa yang selalu terjadi pertentangan antar elemen di dalamnya. Pertentangan itu terjadi akibat perseteruan rebutan kekuasaan politik dan ekonomi. Rebutan posisi politik kekuasaan membuat antar berbagai kelompok, partai politik dan antar elemen lain saling sikut, saling jegal. Indonesia kini dalam kondisi darurat menuju perpecahan. Pertentangan karena Indonesia kini tengah jadi incaran pihak luar untuk dikuasainya.

Para ‘’penjajah baru’’ itu menggunakan metode memecah belah rakyat Indonesia secara halus dan sistematsis untuk menguasainya.

Ekonomi Indonesia berantakan akibat banyaknya hutang negara. Kondisi politik juga mencemaskan, demokratisasi yang menjadi tujuan reformasi masih jadi slogan belaka. Penjajah baru yang ingin menguasai Indonesia, kini begitu mudah untuk memecah belah. Pada saat yang bersamaan ada pengkhianat bangsa yang mementingkan diri dan kelompoknya yang mengambil kesempatan, akibatnya jalan menuju perpecahan nyaris sempurna.

Pada 17 Agustus 2023 ini, Indonesia akan kembali memperingati HUT kemerdekaannya. Peringatan HUT kemerdekaan RI yang ke-78 ini harus dijadikan momentum introspeksi untuk memperbaiki kondisi bangsa yang nyaris pecah tersebut karena rebutan posisi politik dan ekonomi, akibat diadu oleh penjajah baru. Seluruh elemen masyarakat Indonesia harus menyadari tentang kondisi buruk ini. Harus mulai merajut kembali kebersamaan memperkokoh persatuan. Perbedaan suku, agama dan budaya dan kelompok politik harus dimanfaatkan untuk membangkitkan semangat persatuan membangun Indonesia.

Tuhan menakdirkan Indonesia ini lahir sebagai bangsa yang memiliki keragaman, namun dengan keragaman itu sejarah mencatat bangsa ini berhasil mengusir penjajah dengan persatuan dan kesatuan. Saat ini keragaman tersebut harus kembali dijadikan kekuatan untuk membangun bangsa ini menjadi bangsa besar yang mandiri.

Jika tidak, maka hal itu akan berbalik jadi potensi yang membawa bangsa ini mengalami perpecahan dan pertentangan, yang pada gilirannya akan membuat bangsa ini hancur.(*)

*Penulis adalah wartawan Global News Biro Pamekasan.

baca juga :

Waspada Longsor Wisata Lereng Gunung di Mojokerto

Redaksi Global News

Seusai PPDB, Dispendik Surabaya Sosialisasikan Modul Keremajaan Putri

Satreskrim Polresta Sidoarjo Ungkap Kasus Curat, hingga Penganiayaan pada Selegram

Redaksi Global News