Global-News.co.id
Indeks Pantura Utama

2.000 Lebih Rumah Warga Bojonegoro Terendam Luapan Bengawan Solo

GN/Istimewa
Warga Desa Sidodadi, Sukosewu, Bojonegoro menerabas banjir yang melanda sejumlah desa di beberapa kecamatan di Bojonegoro. BPBD setempat melaporkan sedikitnya lebih dari 2 ribu rumah di Bojonegoro terdampak banjir akibat luapan air sungai Bengawan Solo.

BOJONEGORO (global-news.co.id)-Sedikitnya 2.222 rumah warga yang tersebar di 11 kecamatan di Bojonegoro terendam banjir akibat luapan air Sungai Bengawan Solo. Selain itu juga setidaknya 1.025 hektare lahan sawah juga terendam banjir.

Kantor BPBD Bojonegoro mencatat selain 2 ribu lebih rumah yang berada di sekitaran bantaran sungai, fasilitas umum baik itu balai desa, sekolah SD/ MI, musala dan masjid juga terimbas salah satu sungai yang melintasi sejumlah kabupaten di Jawa Timur tersebut.

71 desa di 11 kecamatan yang terdampak banjir diantaranya Kecamatan Padangan, Kalitidu, Malo, Bojonegoro Kota, Dander, Purwosari, Kapas, Balen, Kanor, Boureno dan Trucuk.

“Posisi air memang sudah turun pada siaga kuning, tetapi untuk posisinya lebih besar di wilayah kanor dan Boureno saat ini. Karena posisinya rendah datarannya,” ujar Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, Sabtu (24/2/2018).

Sementara itu, sebagian pengungsi masih bertahan di lokasi penampungan. Dan sebagian bertahan di rumah sambil menjaga harta bendanya.

Pengobatan gratis juga digelar oleh tim medis baik dari Dinas Kesehatan Bojonegoro, maupun Rumah Sakit Polisi Wahyu Tetuko di tempat pengungsian.

Petugas SAR, Polisi, TNI juga masih melakukan patroli sambil membagikan pasokan makanan di lokasi banjir.

Memasuki hari kedua banjir luapan sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, kondisi air mengalami penurunan. Dari data yang dihimpun pukul 11.00 WIB, tinggi muka air (TMA) Bengawan Solo di Bojonegoro saat ini mencapai 14.76 Pielschal.

Bupati Suyoto dalam berbagai kesempatan, mengatakan, Bojonegoro menjadi daerah dengan potensi bencana yang besar baik banjir, longsor dan angin puting beliung di kala musim penghujan.  “Saat musim kemarau, bencana kekeringan dan kebakaran pun melanda. Tak kenal musim, bencana silih berganti menghampiri Kabupaten Bojonegoro,” ujar pria akrab disapa Kang Yoto. (dtc/ant)

baca juga :

Sempat Turun, Angka Kematian COVID-19 di Italia Kembali Meningkat

Redaksi Global News

Gubernur Khofifah : Terima Kasih Masyarakat Jawa Timur

Redaksi Global News

Sembako Jelang Lebaran

gas