PAMEKASAN (Global News)-Tim Penilaian Adipura dari Kementrian Lingkungan Hidup, Selasa (22/3/2016), melakukan penilaian di Pamekasan. Tim penilai hanya melakukan pemantauan selama satu hari, dan ada sekitar 40 titik lokasi strategis yang ditinjau. Tim penilai dipimpin oleh Totok Dwihartono.
Salah satu titik lokasi yang juga dinilai adalah di pendopo kabupaten dan sekitarnya. Tim juga sempat diterima Bupati Pamekasan Achmad Syafii di Pendopo Ronggosukowati. Dalam pertemuan itu Buapti Syafii didampingi sejumlah pimpinan instansi terkait, antara lain Badan Linkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang.
Kepada Bupati, Totok Dwiharyanto mengemukakan, dari hasil pengamatannya Pamekasan memiliki potensi untuk bisa meraih Piala Adipura Kencana bukan hanya Piala Adipura biasa. Karena itu dia menyarankan agar Pamekasan berupaya maksimal untuk mencapai Adipura Kencana tersebut pada tahun tahun mendatang.
“Pamekasan saya melihat punya potensi jika ditata dengan baik untuk dapat Adipura Kencana. Maka mungkin bisa melakukan studi banding dengan daerah lain yang sudah punya pengalaman meraih Adipura Kencana di Jawa Timur ini. Karena di Jatim banyak daerah yang telah meraih Adipura Kencana,” kata Totok Dwiharyanto.
Sementara itu, Bupati Achmad Syafii menegaskan program pemeliharaan ketertiban, kebersihan dan keindahan lingkungan di Pamekasan sasarannya bukan semata mata untuk meraih penghargaan Adipura, namun merupakan kebiasaan dan tradisi warga Pamekasan. Karena itu, ia mengatakan kini tengah menempuh berbagai upaya untuk menanamkan kebiasaan hidup bersih pada warganya.
Salah satu upaya yang dilakukan, kata Bupati Syafii, adalah membudayakan dan menekankan kebiasaan hidup bersih lingkungan dan pelestariannya di sekolah. Di Pamekasan kini tengah digalakkan program Sekolah Adiwiyata sebagai upaya menanamkan kebiasaaan hidup bersih dan peduli pelestarian lingkungan hidup.
“Kami di Pamekasan tahun 2015 lalu ada sekolah yang telah memperoleh penghargaan sebagai sekokah Adiwiyata Nasional yakni sekolah yang bersih dan memiliki program nyata pada pelestarian lingkungan di sekitarnya. Nah kesempatan itu kami jadikan motivasi bagi sekolah lain untuk ikut juga program Sekolah Adiwiyata. Karena kami yakin dengan memulai dari siswa maka kebiasaan dan kepedulian pada kebersihan dan pelestarian lingkungan akan kuat,” katanya.
Setelah di Pendopo Ronggosukowati, rombongan Tim Penilai Adipura melanjutkan pemantauannya ke Kantor Kelurahan Bugih Kecamatan Pamekasan dan kawasan sekitarnya. Setelah melihat-lihat kondisi kawasan kantor kelurahan dan kawasan sekitarnya, tim juga sempat bertemu dengan warga sekitar Kantor Kelurahan Bugih.
Kepada warga, Ketua Tim Totok Dwiharyanto mengemukakan bahwa warga telah maksimal berupaya untuk menciptakan kota yang bersih. “Kami harapkan upaya ini diteruskan dan dilanjutkan sehingga menjadi sebuah kebiasaan hidup bersih, bukan hanya pada saat ada penilaian seperti ini saja,” katanya.
Setelah selesai di Kelurahan Bugih, tim penilai melanjutkan pemantauan ke titik lokasi lainnya. Dari 40 titik lokasi sasaran pemantauan yang dikunjungi antara lain sejumlah sekolah mulai tingkat SD, SMP dan SLTA. Lalu tim juga meninjau lokasi di sejumlah pasar, rumah sakit dan lain sebagainya. Termasuk, yang jadi perhatian adalah keberadaan tempat pembungan akhir (TPA).
“TPA memiliki nilai besar, dan menjadi penentu. Jika TPA nya bagus nilainya, maka akan membantu bagi pengangkatan nilai titik titik lokasi lainnya. Tahun tahun kemarin banyak daerah yang titik-titik lokasi lainnya bagus, namun karena TPA nya jelek, maka digagalkan atau dicoret dari daerah yang berhak menerima Piala Adipura,” ujar seorang anggota Tim Penilai.(mas)
.
|