Global-News.co.id
Mancanegara Utama

Kelaparan dan Kehausan, 800 Ribu Warga Gaza di Ambang Kematian

Ratusan ribu warga Gaza dihantui kelaparan dan kehausan. (foto ap)

JAKARTA (global-news.co.id) – Kantor Media Gaza pada Sabtu (13/1) mengungkapkan bahwa 800 ribu penduduk di wilayah Gaza dan wilayah utara Palestina, menghadapi kematian, karena kelaparan dan kehausan di tengah agresi brutal Israel.

Sebuah pernyataan menjelaskan bahwa dua wilayah itu membutuhkan 1.300 truk makanan setiap hari untuk mengatasi krisis kelaparan dengan 600 truk untuk wilayah utara dan 700 truk untuk kota Gaza.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa Israel sengaja mempercepat laju kelaparan yang sesungguhnya dan membunuh 14 orang warga Gaza yang mencoba mendapatkan makanan. Tapi, laporan itu tidak memberikan rincian mengenai kematian tersebut.

Kantor Media Gaza memperingatkan upaya yang disengaja oleh tentara untuk menyebabkan kelaparan nyata di kota Gaza dan bagian utara wilayah kantong tersebut.

Hal ini juga menyoroti tindakan militer Israel yang terus-menerus mencegah datangnya bantuan ke Gaza. “Bantuan, perbekalan, makanan, dan air terus dicegah masuk wilayah-wilayah tersebut. Militer Israel juga menembaki truk-truk yang berusaha mencapai wilayah tersebut, menargetkan jaringan pipa dan sumur air minum, serta menghambat semua aspek kehidupan,” bunyi pernyataan itu, seperti dilansir Anadolu, Minggu (14/1).

Pernyataan tersebut membeberkan bahwa komunitas internasional, Amerika Serikat, dan situasi pendudukan bertanggung jawab penuh atas konsekuensi bencana dan mematikan dari kelaparan dan kehausan di Gaza. Kantor Media Gaza menuntut agar komunitas internasional dan AS segera menghentikan perang.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel terus menutup perlintasan antara Gaza dan dunia luar. Perlintasan Rafah dibuka sebagian untuk masuknya bantuan yang terbatas, keluarnya puluhan orang pasien dan korban luka serta beberapa pemegang paspor asing.

Pada tanggal 24 November 2023, Israel mengizinkan sejumlah kecil bantuan kemanusiaan memasuki Jalur Gaza melalui penyeberangan Rafah, dalam jeda satu minggu yang dicapai antara faksi di Gaza dan Israel, yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat. Jeda tersebut mencakup kesepakatan pertukaran sandera.

Serangan membabi buta Israel di Gaza menghancurkan banyak pemukiman dan fasilitas penting lainnya. Hingga Sabtu (13/1), Israel telah membunuh 23.843 jiwa warga Palestina, di mana kebanyakan korban adalah perempuan dan anak-anak. Ini juga merupakan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. (cnn, ins)

baca juga :

AAI dan Kodim 0832 Surabaya Selatan Berbagi dengan Anak Yatim dan ABK

Redaksi Global News

Malaysia Open: Apri/Fadia Sabet Gelar Perdana

Cegah Penyebaran COVID-19, Pasar Gresik PPI Sementara Tidak Beroperasi

Redaksi Global News