Global-News.co.id
Pendidikan Utama

Pijar Goes to School, 650 siswa MAN Surabaya Deklarasi Stop Pernikahan Dini

Kepala Sekolah MAN Kota Surabaya, drs Fathorrakhman (kiri) dan Ketua OSIS, M Fijayshi Auliaurrochman, menandatangani kesepakatan penolakan praktik pernikahan dini yang diikuti seluruh siswa MAN dalam kegiatan Pijar Goes to School, Jumat (24/11/2023)

SURABAYA (global-news.co.id) – Kelompok Kerja Insan Jurnalistik Keluarga Berencana (Pijar) Jawa Timur bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur terus menyosialisasikan program Pendewasaan Usia Perkawinan. Melalui kegiatan “Pijar Jatim Goes to School, Stop Pernikahan Dini dan Kehamilan Tidak Diinginkan”, sebanyak 650 siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Surabaya sepakat mendeklarasikan penolakan terhadap praktik pernikahan dini.

Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Nyigit Wudi Amini, mengatakan, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran remaja terhadap program Generasi Berencana (GenRe) khususnya Pendewasaan Usia Perkawinan, di mana usia ideal menikah adalah 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki serta percepatan penurunan stunting. “Karena kita tahu persis penundaan usia kawin berkontribusi 30% terhadap penurunan stunting,” tandasnya di sela kegiatan yang digelar di MAN Kota Surabaya, Jumat (24/11/2023).

Diungkapkan, kegiatan bertema Stop Pernikahan Dini dan Kehamilan Tak Diinginkan ini adalah kerjasama antara kelompok jurnalistik yaitu PIJAR Jatim dengan Perwakilan BKKBN Jatim untuk menyasar remaja di sekolah-sekolah. Hal ini menjadi salah satu upaya preventif dari hulu yaitu sejak remaja.

Lebih lanjut dikatakan, kegiatan sosialisasi ke remaja di sekolah-sekolah ini merupakan salah satu wujud rencana aksi penurunan angka stunting (RAN PASTI) yang menjadi program prioritas nasional dalam rangka mencapai target angka stunting sebesar 14% pada 2024.

Diungkapkan, di Indonesia dan khususnya di Jatim, angka pernikahan dini masih tinggi. Dan sebagian besar pengajuan dispensasi nikah adalah karena calon mempelai perempuan sudah telanjur hamil. Tingginya angka pernikahan dini akan berjalan selaras dengan tingginya angka stunting karena kehamilan yang tidak diinginkan.

“Selain ingin mencegah terjadinya stunting dari hulu, melalui kegiatan ini kami juga ingin membangun karakter remaja agar mereka menjadi generasi penerus yang terbaik dan berdaya saing. Kita berharap remaja-remaja Indonesia, khususnya di Surabaya nantinya mampu menjadi agent of change untuk percepatan penurunan stunting,” ujar Nyigit.

Kepala Sekolah MAN Kota Surabaya, drs Fathorrakhman MPd, menyambut gembira kegiatan yang juga diikuti siswa-siswanya dengan antusias ini. “Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi momen sekali ini saja, tetapi berkelanjutan karena mendidik anak adalah tugas yang berkelanjutan. Yang ikut tahun ini, akan keluar dan ada yang masuk. Jadi sosialiasi ini harus menjadi agenda rutin agar semua siswa tetap mendapatkan informasi ini,” paparnya.

Sementara Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surabaya, Dr Pardi MPd mengakui¬, dalam upaya menyelamatkan generasi, pihaknya bekerjasama dengan organisasi keagamaan Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama dan organisasi keagamaan lainnya sudah memulai program Generasi Keluarga Maslahat melalui gereja, masjid dan tempat ibadah lainnya.

“Dengan program Pijar dan BKKBN yang bagus ini semoga bisa lebih memasifkan peningkatan pemahaman ke masyarakat, madrasah pondok pesantren. Karena seperti di beberapa daerah di Surabaya ini, ada pemahaman kalau bisa menikah di usia muda itu dianggap sebagai keberhasilan, payu dhisik. Ini perlu diubah dan mengubah pemahaman itu tidak mudah,” katanya.

Pada kesempatan itu, para siswa juga mendapat pencerahan tentang kesehatan reproduksi, mengapa harus menghindari pernikahan dini, risiko-risiko yang harus dihadapi ketika menikah di usia yang terlalu muda dari dr Primiary Rizky, analis KB BKKBN Jatim.

Sementara Siska Prestiwati dari Pijar Jatim membawakan materi Fenomena Pernikahan Dini dari dari Lensa Media Massa.

Salah satu peserta, Nawangka, mengaku senang dengan kegiatan ini. “Banyak informasi yang didapatkan. Senang pokoknya, pengetahuannya jadi bertambah,” ujar siswa kelas XI ini usai acara. (ret)

baca juga :

Upaya Kudeta di Turki, Puluhan WNI Terjebak di Bandara Attaturk

Suwito Pimpin Koordinator IKPLN PJB Kedua Kalinya

gas

Sister City: Kota Surabaya dan Kota Kochi Pererat Kerja Sama Bidang Budaya dan Ekonomi