Global-News.co.id
Politik Utama

Anies-Muhaimin, Islam dan Indonesia Masa Depan

Oleh Masdawi Dahlan*

 

MUSYAWARAH Majelis Syura yang ke-9 DPP PKS akhirnya memutuskan mendukung pasangan Anies Rasyid Baswedan dan A. Muhaimin Iskandar, Jumat (15/9/23). Dengan demikian sudah bisa dipastikan tiga partai pemilik kursi di DPR RI akan mengusung pasangan Anies-Muhaimin yakni Nasdem, PKB dan PKS. Koalisi dari tiga partai ini sudah sangat melebihi dari cukup untuk bisa mengusung pasangan Capres dan Cawapres dalam Pilpres 2024 mendatang.

Bertemunya figur Anies dan Muhaimin menjadi pasangan Capres Cawapres dalam pilpres mendatang benar-benar mengandung nuansa analisis politik yang menarik. Setidaknya bisa dilihat dari berbagai sudut pandang.

Pertama, dari sudut pandang strategi politik pemenangan dalam Pilpres, lalu kedua dari perspektif ukuwah Islamiyah dan yang ketiga dalam perspektif pembangunan Indonesia secara umum.

Strategi Politik Pemenangan

Dari sudut pandang strategi politik pemenangan, pasangan Anies-Muhaimin dinilai sebagai pasangan yang menyatukan kubu nasionalis religius modern dan tradisional. Tiga kelompok masyarakat tersebut dinilai memiliki jumlah massa dan kekuatan politik besar dalam kontestasi politik di Indonesia.

Apalagi figur Anies selama ini sudah dikenal sebagai figur capres yang telah menjadi harapan masyarakat Indonesia, sebagai simbol capres representasi pihak pro-perubahan.

Keberhasilannya memimpin Jakarta dan intelektualitasnya yang inklusif serta personalitasnya yang familiar menjadi daya tarik tersendiri sebagai figure yang disenangi oleh banyak kalangan.

Bukan hanya muslim, namun sosok Anies juga sangat akrap dan disenangi oleh komunitas non- muslim yang ada di Indonesia. Anies juga sangat dekat dan disenangi oleh penganut atau tokoh agama lainnya selain Islam. Dari internal umat Islam, Anies figur yang juga sangat diterima dan dekat dengan semua kelompok keagamaan dalam Islam.

Kehadiran Muhaimin menjadi pendamping Anies menambah dukungan kekuatan bagi Anies. Koalisi Nasdem, PKB dan PKS akan mampu menambah pundi- pundi kantong suara pendukung Anies Baswedan. Pendukung PKB yang bisa dibilang 100 persen berasal dari kaum nahdliyin akan memberikan suaranya kepada pasangan Anies-Muhaimin. Sehingga akan menjadi pendongkrak suara yang sangat besar untuk kemenangan pasangan Anies-Muhaimin.

Sudut Pandang Agama

Dari sudut keagamaan Islam, pasangan Anies-Muhaimin mempersatukan dua kubu kelompok Islam yakni kelompok Islam modern dan Islam tradisional. Kondisi ini akan melahirkan komunikasi dan relasi yang akan mengantarkan kepada kedewasaan dalam berkomumikasi politik maupun dalam menjalankan nilai-nilai ajaran Islam.

Selama ini seakan-akan antara kekuatan Islam modern dan Islam tradisional selalu dianggap berseberangan. Dengan bertemunya pasangan Anies-Muhaimin, dua kekuatan itu nanti akan bersama berpadu bukan hanya dalam tataran fisik dan strategi politik, namun juga akan menyatu dalam “satu ideologi” keagamaan Islam yang rahmatan lil alamin. Karena di dalamnya akan terjadi komunikasi intensif antara warga muslim modern dan tradisional yang sangat memungkinkan ketemu dalam pemahaman sama atas suatu masalah. Karena pada dasarnya dalam Islam perbedaan pendangan dalam suatu masalah berdasarkan pada dasar dan dalil yang tersendiri.

Sebuah fakta menarik ketika ada acara PKS yang dihadiri Muhaimin, dilantunkan lagu ciptaan salah seorang ulama pendiri NU, KH Abdul Wahab Chasbullah, “Yalal Wathan” (Cinta Tanah Air) oleh para aktivis PKS. Dalam berbagai kegiatan lain ternyata secara personal para kiai petinggi PKS sering menunjukkan bahwa dirinya memiliki kebiasaan figh ibadah yang sama dengan masyarakat NU dan PKB. Banyak tokoh PKS yang bergelar kiai dan bisa mengungkapkan kalimat yang biasa diucapkan oleh kalangan nahdliyin. Artinya secara figh ibadah banyak kalangan PKS yang sama dengan kalangan nahdliyin.

Dalam konteks yang lebih luas lagi, akan terjadi ukhuwah Islamiyah yang makin kokoh antara elemen umat Islam. Kelompok kaum muslimin akan akur bersatu bersama membangun bangsa dan saling memberikan manfaat antara satu dengan lainnya. Dan juga saling memberikan manfaat untuk kelompok dan umat lain di luar Islam.

Keuntungan berikutnya adalah kalangan umat Islam nasional yang ada dalam kelompok pendukung Anies-Muhaimin juga akan memberikan manfaat besar dari komunikasi dan gesekan positif mereka dengan kelompok Islam tradisional dan Islam modern. Sehingga kalangan Islam nasionalis ini pada akhirnya juga akan mendapatkan manfaat baru berupa sentuhan pemahaman dan pengamalan keagaman baru yang selama ini tidak banyak mereka temukan. Ini semua menjadi jalan menuju terbentuknya masyarakat beragama yang inklusif dan penuh toleransi.

Kaum nasionalis pendukung Anies-Muhaimin juga terdapat lompok non-Islam, yang mana kelompok ini juga menjadi kekuatan pendukung kekuatan bagi Anies-Muhaimin. Kalangan non-muslim yang tergabung dalam kekuatan nasional demokrat akan juga mendapatkan kemanfaatan besar dari komunikasi dan interaksi dengan mereka. Sehingga akan tercipta suasana inklusifitas yang sangat membantu menguatkan persatuan Indonesia.

Indonesia Masa Depan

Dalam konteks pembangunan Indonesia secara umum, koalisi Nasdem, PKB dan PKS, akan menjadi jalan baru dalam menemukan metode komunikasi pembangunan Indonesia yang melibatkan berbagai kelompok dan elemen yang potensial. Elemen- elemen dalam Islam kalompok modern tradisional hingga nasional demokrat bersatu menyumbangkan pikiran dan tenaganya untuk kompak membangun Indonesia menuju Indonesia masa depan yang lebih baik.

Koalisi Nasdem, PKB dan PKS merupakan koalisi berbagai kekuatan sosial kemasyarakat dan kekuatan ideologi politik yang besar yang akan bisa menjadi kekuatan untuk membangun Indonesia masa depan yang aman, damai, makmur dan mampu mensejahterakan rakyatnya. Koalisi ini adalah kekuatan inklusif yang akan memandang semua kelompok masyarakat dan politik yang ada di Indonesia dengan kacamata yang jernih jujur dan tulus, sesuai dengan ajaran agama dan falsafah hidup berbangsa dan bernegara.

Nilai-nilai ajaran agama, nasionalisme dan demokrasi yang menjadi kekuatan pokok koalisi ini akan bisa menghindarkan Indonesia dari perpecahan dan akan menjadi kekuatan pencerahan yang mampu mempersatukan seluruh elemen masyarakat Indonesia.(*)

* Penulis adalah wartawan Global News di Pamekasan.

baca juga :

Piala Dunia 2022: Julian Alvarez, Si Laba-laba Bawa Argentina ke Final

Redaksi Global News

Walikota Surabaya Ingin Ciptakan Kampung Bebas Sampah

Redaksi Global News

Jadi Cadangan, Messi Borong Tiga Gol Argentina

Redaksi Global News