Global-News.co.id
Kesehatan Nasional Utama

Enam Negara Muslim Belajar Program Bangga Kencana dan Penurunan Stunting di Surabaya

Prof drh Rizal M.Damanik (duduk empat dari kanan) diapit Dr Anjali Sen (kiri) dan dr Erwin Astha Triyono, bersama para peserta SSTC dari enam negara muslim.

SURABAYA (global-news.co.id) – Sebanyak lima belas orang dari enam negara muslim akan belajar Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana), pencegahan pernikahan anak, dan penurunan angka stunting di Surabaya. Pembelajaran yang berlangsung selama lima hari itu tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja, tapi juga dengan mengunjungi beberapa tempat, seperti sekolah Islam, rumah sakit Islam, pondok pesantren dan kantor urusan agama (KUA).

Deputi Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Prof drh Rizal Martua Damanik, mengatakan pemilihan Surabaya sebagai tuan rumah dan tempat belajar bagi peserta dari enam negara muslim karena Pemerintah Kota Surabaya memiliki capaian penurunan stunting yang sangat tinggi di tingkat nasional.

“Indonesia menjadi rujukan bagi negara-negara Islam selatan karena program KB dan penurunan angka stunting-nya dinilai berhasil. Sedangkan di negara-negara tersebut masih menjadi perdebatan antar ulama, sehingga program KB masih belum berjalan dengan baik,” ujar Rizal Damanik pada pembukaan SSTC Offline Training on Strategic Partnership Between Government and Muslim Religious Leaders (MRLs) in Reproductive Health, Family Planning, Prevention of Child Marriage and Reducing Stunting di Surabaya, Senin (24/7/2023).

Ke-15 peserta yang datang dalam SSTC kali ini berasal dari Negara Burundi, Ethiopia, Nepal, Malaysia, Myanmar, dan Filipina.
UNFPA Representative for Indonesia, Dr Anjali Sen menjelaskan, pemilihan Negara Indonesia yang merupakan negara muslim terbesar bukan tanpa alasan. Sebagai negara muslim terbesar, Indonesia berhasil dengan program keluarga berencana, pencegahan pernikahan anak, dan penurunan angka stunting yang sangat bagus.

“Indonesia menjadi rujukan dan prestasi Indonesia memang sangat bagus. Itulah yang menjadi landasan mengapa Indonesia menjadi tempat untuk belajar,” ujarnya.

Pernikahan anak, lanjut Anjali, menjadi isu yang sangat penting dan banyak negara Islam di selatan yang masih tinggi angka pernikahan anaknya. Padahal, jika pernikahan anak terjadi maka dampaknya akan sangat kompleks, tidak hanya memengaruhi indeks pembangunan manusia (IPM) –yang jadi rendah– tetapi juga sangat berpotensi melahirkan generasi stunting.

“Jika anak menikah, mereka pasti akan putus sekolah, alat reproduksi yang belum matang dan harus hamil, maka sangat berpotensi melahirkan generasi stunting. Maka penurunan angka stunting bisa dilakukan, bila pernikahan anak bisa dicegah,” paparnya.

Mewakili Gubenur Jawa Timur, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dr dr Erwin Astha Triyono SpPD, menyebut berdasarkan rilis BPS Jawa Timur, proyeksi jumlah penduduk Jawa Timur Tahun 2022 sebanyak 41.149.974 jiwa, sedangkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terus mengalami kemajuan. Pada tahun 2019, IPM Jawa Timur mencapai 71,50, kemudian pada 2020 mencapai 71,71, dan selanjutnya pada 2021 mencapai 72,14.

Dijelaskan, stunting terjadi karena tiga hal, pola asuh, akses masyarakat untuk memperoleh nutrisi, dan penyakit atau infeksi. Pola asuh, karena kedua orangtua sibuk bekerja sehingga anak dititipkan ke kakek/nenek atau orang lain. Sedang akses masyarakat untuk memperoleh nutrisi memang sangat tergantung pada kemampuan ekonomi keluarga tersebut. Sementara faktor infeksi dan penyakit bisa terjadi saat proses kehamilan atau pola hidup sehat atau lingkungan di mana masyarakat tinggal.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati, mengatakan, peran remaja melalui giat dan gerak remaja Generasi Berencana (GenRe) merupakan strategi yang efektif dalam memberikan edukasi mengenai kesehatan reproduksi, pendewasaan usia perkawinan, dan perencanaan berkeluarga. (ret)

baca juga :

12 Pasang Kepala Daerah Hasil Pilkada Serentak di Jawa Timur Resmi Dilantik

Redaksi Global News

Duta OSN Dibina Intensif di Gedung Pusdik Sain

Redaksi Global News

Selain Malaysia, Thailand hingga Vietnam Akan Ikut Cheng Hoo International Basketball Tournament 2024

gas