Global-News.co.id
Cahaya Ramadhan Opini Utama

Puasa, Introspeksi, dan Kehancuran Sebuah Negeri

Oleh Masdawi Dahlan

 

TUJUAN Allah SWT mensyariatkan ibadah puasa adalah untuk mencetak manusia taqwa, sebagaimana difirmankan Allah SWT dalam Al Quran surat Al Baqarah. Tentunya puasa yang bisa membawa ke arah ketaqwaan adalah puasa yang sesuai dengan syariat yang ditentukan dalam Islam.

Diantara syarat puasa yang akan bisa membawa kataqwaan adalah apabila puasa itu dilakukan dengan penuh keimanan dan muhasabah atau introspeksi. Rasulullah Muhammad SAW bersabda : “Barang siapa yang berpuasa dengan penuh keimanan dan introspeksi maka akan diampuni segala dosa dosanya yang telah lalu”.

Manusia yang telah diampuni segala dosanya itulah manusia taqwa, manusia yang bersih yang memiliki semangat baru untuk melaksanakan tugasnya sebagai khalifatullah di bumi. Manusia macam inilah yang akan menjadi penghuni bumi yang membawa manfaat kepada sesama manusia dan kepada isi alam semesta lainnya.

Manusia taqwa jika menjadi pemimpin akan bersikap amanah. Jika menjadi hakim adil dan bijaksana, jika menjadi aparat keamanan akan melindungi dan mengayomi rakyat. Kalau menjadi guru akan layak digugu dan ditiru, kalau menjadi ulama akan mencerahkan mental dan spiritual masyarakat dan kalau menjadi rakyat biasa akan patuh pada aturan.

Pensyaratan puasa yang akan membawa ke arah ketaqwaan bagi manusia, sebagaimana disampaikan Rasulullah Muhammad SAW adalah apabila puasa dijadikan momentum introspeksi atau muhasabah. Introspeksi atas semua perilakunya, baik dalam masalah ibadah mahdah hingga muamalah sosial kemasyarakatan dan kebangsaan.

Introspeksi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka seluruh elemen bangsa ini harus terlibat di dalamnya. Apalagi puasa tahun ini adalah yang merupakan puasa terdekat dengan pelaksanaan pemilu serentak pada tahun 2024 mendatang. Harus terdapat hubungan yang erat antara perilaku manusia pasca puasa Ramadhan dengan pemilu mendatang.

Jika umat Islam yang merupakan mayoritas di negeri ini bisa mewujudkan pesan puasa Ramadhan yang dijalaninya, maka akan melahirkan manusia tangguh yang akan bisa membantu menyelesaikan masalah bangsanya.

Indonesia saat ini dalam keadaan carut marut hampir dalam semua aspeknya. Rakyat terus dilanda kecemasan, seakan bangsa ini sudah menuju kehancuran, jika tidak mendapat pertolongan Allah SWT, melalui ikhtiar yang serius dari seluruh elemen bangsa ini. Karena itu sudah waktunya kaum muslimin sebagai kelompok terbesar di negeri ini untuk melakukan introspeksi menyeluruh secara total.

Introspeksi dengan menghentikan perilaku yang selama ini telah membawa bangsa dalam keadaan tak menentu. Sadarilah bahwa bangsa ini akan ambruk jika tidak ada ikhtar bersama untuk segera memperbaikinya. Segeralah melangkah guna melakukan perbaikan secara bersam sama.

Allah SWT mengungkapkan dalam Al Quran bahwa kehancuran sebuah negeri karena kesalahan bersama semua elemen masyarakat bersama para pemimpinnya. Pada saat kesalahan itu mencapai puncaknya, dan tidak ada ikhtiar untuk memperbaiki, maka Allah pasti akan menurunkan adzab yang mengakibatkan kehancuran bagi kehidupan di negeri tersebut.

Dalam Al Quran surat Az Zuhruf ayat 54-56 Allah SWT berfirman : “Maka (Firu’n) dengan perkataan itu telah mempengaruhi kaumnya, sehingga mereka patuh kepadanya. Sungguh mereka ( firun bersama rakyatnya) adalah kaum yang fasik. Maka ketika mereka membuat kami murka, kami hukum mereka lalu kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut). Maka kami jadikan mereka sebagai (kaum) terdahulu dan pelajaran bagi orang orang kemudian.”.

Membaca ayat-ayat di atas, Allah mengungkapkan sejarah hancurnya Fir’un bersama tentara dan rakyat pendukungnya. Allah menegaskan antara Fir’un dan rakyatnya sama sama telah berbuat fasik, mereka mengingkari kebenaran ajaran Alah, sampai akhirnya Fir’un sombong mengaku sebagai tuhan. Kesombongan Fir’un terjadi karena atas dukungan rakyatnya.

Fir’un sombong karena kesalahan rakyat mendukung penuh keangkuhan, itulah yang kemudian membuat Allah SWT menurunkan adzab menenggelamkan mereka semua ke dalam dasar lautan. Dan sejarah Fir’un bersama rakyatnya yang fasik itulah oleh Allah diabadikan dalam Al Quran untuk menjadi pelajaran bagi umat manusia kemudian.

Intisari peringatan Allah SWT di atas, kehancuran sebuah negeri bukan hanya kesalahan peminpin namun kesalahan bersama rakyatnya. Pemimpin sombong, angkuh dan kejam, mereka bisa melakukan itu karena kekuasaan yang diberikan oleh rakyatnya. Dalam system demokrasi rakyat salah memlih pemimpinnya. Rakyat memilih pemimpin bukan berdasar kebenaran atau kemampuan tapi karena kelompok uang dan materi.

Pemimpin itu cerminan dari rakyat yang memilihnya, dan jika pemimpin yang terpilih dengan tidak benar maka dia akan memimpin berdasarkan nafsu. Rasululllah Muhammad SAW menegaskan jika dalam sebuah negeri banyak kemungkaran dan kemaksiatan kepada Allah, maka Allah akan turunkan pemimpin yang dzalim kepada mereka.

Menyelesaikan masalah yang terjadi di negeri ini harus dilakukan secarak kompak. Carut marut yang menimpa Indonesia adalah kesalahan bersama, karena itu semua elemen bangsa harus mengakui secara jujur telah melakukan kesalahan bersama dan harus introspeksi melangkah bersama memperbaiki bangsa menjadi lebih baik.

Masalah yang menjadi penyakit utama bangsa ini adalah korupsi yang terus merajalela, ketimpangan dan ketidakadilan dalam penegakan hukum, ketimpangan ekonomi, perilaku politik menghalalkan segala cara, hingga masalah social budaya dan moralitas masyarakat secara umum.

Ketidakadilan dalam ekonomi dan korupsi, misalnya, makin lama makin parah. Bahkan Prof Dr Mahfud MD dalam kesempatan berceramah di Masjid UGM mengatakan ada institusi negara yang di dalamnya menjadi sarang oknum koruptor, berdasar data yang diketahuinya di antaranya adalah bidang perpajakan, bea cukai, bidang penegakan hukum hingga para wakil rakyat.

Dalam bidang politk para politisi saling jegal dan saling begal dengan cara licik untuk merebut kekuasaan. Bahkan penegakan hukum dijadikan media menghabisi lawan politik. Umat Islam baik yang menjadi pemimpin, maupun rakyat biasa, harus menjadikan puasa ini sebagai bulan introspeksi untuk melakukan perbaikan bersama. Jika tidak, maka Allah akan memberi adzab kehancuran bagi negeri ini, sebagaimana hancurnya Fir’un bersama bala tentara dan rakyat pendukungnya. (*)

* Penulis adalah wartawan  Global News.

baca juga :

Aksi Heroik Sang Dokter, Mampu Selamatkan Nyawa Penumpang Pesawat dari Sidney

Redaksi Global News

Liga 1: Arema FC Targetkan Poin Penuh dari RANS Nusantara

Redaksi Global News

BKKBN Jatim Gandeng Insan Pers dan Mahasiswa untuk Turunkan Angka Stunting

Redaksi Global News