Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Jember Raya Utama

Bupati Ipuk Kembali Ingatkan Kecamatan dan Desa Fasilitasi Pasar Takjil Ramadan

Di Kampung Kuliner Jajag, Bupati Ipuk bertemu ibu-ibu rumah tangga yang tiap harinya memproduksi jajanan pasar

BANYUWANGI (global-news.co.id) – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani kembali mengingatkan dinas terkait, kecamatan, hingga pemerintah desa, untuk memfasilitasi dan mendukung pelaksanaan Pasar Takjil Ramadan yang biasanya marak digelar di Banyuwangi selama bulan Ramadan.

“Saya ingatkan pada pihak terkait untuk mendukung dan memfasilitasi pasar takjil. Ini untuk memberikan dampak positif bagi warga dan pelaku UMKM di Banyuwangi,” kata Ipuk, Sabtu (2/4).

Malah untuk mempertegas instruksi itu, Ipuk berkunjung ke Desa Kampung Baru Jajag, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, yang dikenal sebagai kampung sentra produksi kuliner jajanan pasar, di sela-sela program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), pada 30 Maret 2022 lalu.

Ipuk mengatakan, dirinya sengaja berkeliling mengunjungi pusat-pusat kuliner di Banyuwangi, untuk melihat kesiapan kecamatan dan desa memfasilitasi pasar takjil. “Saya ingin melihat bagaimana kesiapan pemerintah kecamatan dan desa untuk membantu dan memfasilitasi pasar takjil. Tata dengan baik, fasilitasi dan dukung usaha rakyat karena ini bagian dari upaya pemulihan ekonomi di masa pandemi ini,” kata Ipuk.

“Pasar takjil juga menjadi ciri khas penanda antusiasme masyarakat menyambut Ramadan dengan penuh kegembiraan. Selain itu pasar takjil menghadirkan berkah ekonomi sekaligus berkah persaudaraan karena semua warga guyub satu sama lain saat mencari makanan dan minuman favoritnya untuk berbuka,” ujar Ipuk.

Di Kampung Kuliner Jajag ini, Ipuk bertemu ibu-ibu rumah tangga yang tiap harinya memproduksi jajanan pasar. Di kampung ini tiap hari mampu memproduksi ribuan jajanan pasar.

Kampung ini melibatkan ratusan ibu rumah tangga yang memproduksi berbagai jenis jajanan pasar, yang mayoritas kue basah. Seperti lemper, kue thok, terang bulan, mendut, klepon, jenang jagung, dan jajanan pasar lainnya.

Bahkan ibu-ibu di sini dipanggil sesuai jajanan yang dibuatnya. Ada yang dipanggil “Bu Thok”,  “Bu Terang Bulan”, “Bu Donat”, “Bu Brownies”, “Bu Bikang”, dan lainnya menyesuaikan dengan spesialisasi produksi mereka.

“Tiap hari kami tidak pernah berhenti untuk memenuhi kebutuhan jajanan pasar. Di desa kami tiap sore ada pasar kuliner desa, namanya Pasar Sore Moro Seneng. Selain dijual di sini, kami melayani pasar pagi dan sore di Kecamatan Muncar, Srono, Sempu, Siliragung, dan Genteng,” tutur Lilik Hariyani, salah satu pelaku produksi jajanan pasar di kampung tersebut.

Lilik mengaku senang karena desanya tetap membuka pasar kuliner sore ini selama Ramadan. Baginya, ini berkah karena masih bisa mendapatkan penghasilan selama bulan puasa. “Syukur Pak Kades tetap menghidupkan pasar kuliner sore ini. Karena kami juga khawatir tutup, kan masih pandemi. Tapi syukur tetap dibuka,” katanya.

Kepala Desa Jajag, Suparno, menceritakan pasar kuliner sore ini adalah ide desa yang telah dibuka sejak tujuh tahun lalu. Dari pasar inilah muncul kampung kuliner, karena ibu-ibu rumah tangga yang berlomba memproduksi jajanan untuk dijual di pasar tersebut.

“Pasar takjil ini untuk memacu ibu-ibu rumah tangga di desa ini bikin usaha kuliner. Tetap kami buka, sesuai arahan Ibu Bupati juga. Karena Ramadan menjadi salah satu kesempatan mereka untuk menambah pemasukan,” kata Suparno. (ins, ayu)

baca juga :

Denda Rp100 Juta Diusulkan bagi Paslon Pelanggar Protokol COVID-19

Redaksi Global News

Kapolresta Sidoarjo Hadiri Cap Go Meh dan Santunan Anak Yatim

Redaksi Global News

Taat Prokes, Arema FC Lakukan Proteksi pada Tim dengan Kebijakan Mandiri

Redaksi Global News