Global-News.co.id
Indeks Kesehatan Utama

Yang Belum Lansia Pun Ingin Divaksin Covid-19

Salah seorang lansia peserta vaksinasi Covid-19 massal di Surabaya.

Vaksinasi Covid-19 tahap kedua yang menyasar kelompok lanjut usia (lansia) rupanya membuat  kelompok “belum cukup umur” pengen ikutan divaksinasi pula. Mereka memang harus bersabar dulu, karena pentahapan vaksinasi sengaja dibuat sedemikian rupa menyesuaikan risiko kelompok sasaran dari paparan virus Corona.

Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama satu tahun belum jelas kapan berakhirnya. Ketidakpastian itulah yang membuat beberapa orang mencoba nekat datang ke fasilitas kesehatan “mengadu nasib” barangkali bisa katut divaksin.

Sayangnya, program vaksinasi lansia di Kota Surabaya untuk sementara waktu harus dihentikan lantaran vaksin yang dikirimkan Pemerintah Pusat pada termin pertama sudah habis. Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dr Febria Rachmanita, mengatakan, jumlah lansia yang menjadi sasaran vaksinasi di Surabaya adalah 253.751 orang. Namun, Pemkot Surabaya baru menerima sebagian vaksinnya.

“Kami hentikan sampai datang vaksin lagi untuk termin kedua. Saya belum tahu kapan, tapi begitu datang kami akan langsung melaksanakan vaksinasi lagi untuk lansia,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (3/3/2021).

Dinkes Surabaya, lanjutnya, setiap hari terus meminta Pemprov Jawa Timur dan Kementerian Kesehatan untuk segera mengirimkan vaksin lagi. Sejauh ini baru 30% lansia Surabaya yang sudah menjalani vaksinasi. “Masih banyak yang belum. Jadi begitu vaksin datang langsung kita lakukan vaksinasi lansia. Jadi mohon para lansia untuk tenang, pasti kita vaksinasi, cuma menunggu jadwal,” ujar Febria.

Untuk diketahui, vaksinasi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap penyakit, sehingga apabila suatu saat terpapar, tidak akan sakit atau hanya mengalami gejala ringan dan tidak menjadi sumber penularan.  Vaksinasi tahap kedua yang dimulai 23 Februari lalu, kelompok sasarannya meliputi para pemberi layanan publik dan lansia.

Kekhawatiran terpapar Covid-19 pula yang melanda diri Farida lantaran usianya yang 56 tahun.  Itu membuatnya nekat ke RS Soewandi demi bisa mendapat vaksinasi Covid-19.  “Mama sih sudah divaksin di puskesmas. Kalau saya sama anak saya ini bisa sekalian ikut divaksin kan nggak perlu was-was terus. Saya bisa ke pasar tradisional lagi tanpa khawatir akan terpapar virus,” ujarnya Rabu (3/3/2021).

Rupanya ibu satu anak ini ditolak  petugas, karena usianya yang belum 60 tahun. “Habis ada yang bilang, kalau beruntung bisa ikut divaksin, makanya saya gambling saja ke sini,” ujar warga Manyar ini.

Keinginan untuk segera bisa divaksin juga diungkapkan Laila. Awalnya perempuan yang tinggal di Lembang ini termasuk kelompok yang meragukan manfaat vaksin Covid-19 yang sudah didatangkan pemerintah dari Tiongkok. Bahkan berujar ingin dapat giliran paling akhir saja lantaran khawatir efeknya. Begitu mengetahui beberapa temannya sudah menjalani vaksinasi lantaran profesi dan tidak mengalami efek sebagaimana yang dia khawatirkan, ibu dua anak ini berubah pikiran ingin segera divaksin. “Kalau sudah divaksin, paling nggak saya bisa menengok ibu di Surabaya. Tapi kapan ya, yang mandiri apa masih lama?” ujarnya Selasa.

Bukan hanya di RS Soewandi, di fasilitas kesehatan lainnya –rumah sakit, klinik, atau puskesmas– juga dikunjungi mereka-mereka yang punya keinginan divaksin seperti Farida. Ambil contoh di Puskesmas Pucang Sewu yang dalam sehari melakukan vaksinasi pada 250-290 orang.

Ria, dokter di Puskesmas Pucang Sewu, mengatakan, animo masyarakat yang ingin divaksinasi di puskesmasnya terbilang cukup tinggi. Ini bisa dilihat dari angka kunjungan masyarakat yang ingin divaksin.

Namun diakui, di antara tingginya angka kunjungan itu tak sedikit pula  yang meski belum berusia 60 tahun juga antre ingin divaksin. Ria menyebut, yang demikian ini terpaksa ditolak karena tidak masuk kriteria yang akan divaksin. “Sering juga ya (menolak). Kalau tidak masuk kriteria, baik usia maupun sasaran yang sudah ditentukan Dinas (Kesehatan), pasti  belum boleh mengikuti. Prioritasnya kan masih lansia (dan petugas layanan publik),” ujarnya dikonfirmasi Rabu (3/3/2021).

Bukan hanya yang “belum cukup umur”, mereka yang memiliki orangtua tapi bukan KTP Surabaya pun berlomba bisa segera memberikan rasa aman lewat vaksinasi. “Orangtua saya KTP Madura, bisa apa enggak ya,” ujar Lastri.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan vaksinasi Covid-19 yang dilakukan pemerintah sudah diatur tahapan penerimanya. Tahap pertama Januari-Februari ditujukan pada 1,4 juta tenaga kesehatan sebagai ujung tombak penanganan Covid-19.

Selanjutnya tahap kedua pada Maret dan April, pekerja publik seperti TNI dan Polri, serta para lansia. “Kemudian pada Mei mendatang, vaksinasi untuk masyarakat umum rencananya baru akan dimulai,” ujarnya.

Presiden Joko Widodo sudah mewanti-wanti agar tahapan vaksinasi ini dijaga sehingga target vaksinasi terhadap 70% penduduk Indonesia untuk membentuk herd immunity bisa terelesaikan dalam 12 bulan. Kalau herd immunity terbentuk, penularan virus Covid-19 bisa dicegah.

Menkes menyebut, inginnya vaksinasi pada lansia itu segera tuntas pada Juni. “Permasalahannya ada di suplai vaksin. Vaksin kini jadi rebutan di seluruh dunia. Banyak negara yang belum kebagian, tetangga-tetangga kita juga belum kebagian. Sedang negara besar seperti Australia atau Jepang, baru akan memulai vaksinasi. Kita bersyukur bisa dapat. Karena populasi kita banyak,  jadi disuntiknya bertahap,” papar Menkes saat memantau vaksinasi massal untuk lansia di Surabaya.

Sementara itu bertepatan satu tahun Indonesia mengalami pandemi Covid-19, pada Selasa (2/3/2021) kemarin, sebanyak 10 juta vaksin Covid-19 dari Sinovac dalam bentuk bulk mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Dengan kedatangan vaksin tahap kelima ini, maka total Indonesia sudah mengamankan 38 juta vaksin Covid-19.

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, menerangkan, 10 juta dosis vaksin yang datang tersebut akan digunakan untuk program vaksinasi pemerintah tahap kedua yang menargetkan 16,9 juta petugas layanan publik dan 21,5 juta kelompok masyarakat lansia.  ”Kehadiran vaksin Covid-19 tahap kelima menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam melindungi masyarakat dan mengakhiri pandemi, melalui program vaksinasi gratis,” jelas Dante.

Kedatangan vaksin dalam bentuk bulk ini merupakan kali ketiga yang akan diproduksi Bio Farma yang sudah mendapatkan sertifikat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) serta Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Proses evaluasi terhadap vaksin yang baru tiba tersebut tetap dilakukan oleh BPOM untuk menjamin keamanan, mutu, dan khasiat dari vaksin Covid-19.

Lebih lanjut Dante menyebut, ke depannya secara bertahap akan datang lagi 185 juta vaksin dari Sinovac. Tak hanya Sinovac, pemerintah juga masih menunggu vaksin dari Pfizer BioNTech, AstraZeneca, dan Novavax. Kedatangan vaksin-vaksin ini diharapkan bisa menjawab keinginan masyakarat umum yang ingin segera divaksinasi.

Dante mengingatkan, program vaksinasi yang disertai disiplin 3M (kini 5 M -memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan) dan penguatan 3T adalah langkah penting untuk membuka kesempatan dalam melindungi kesehatan, membangkitkan produktivitas, dan mengakhiri pandemi.ret

 

baca juga :

Perhutani Mojokerto Setor Kas Negara Hingga Rp 5 Miliar

Redaksi Global News

Pemprov Jatim Apresiasi 1.000 Seniman dan 240 Juru Pelihara Cagar Budaya

Presiden Netral & Pilpres Tidak Curang

gas