Global-News.co.id
Madura Utama

Pasar 17 Agustus Dikukuhkan Pasar Batik Tulis Tradisional Terbesar di Indonesia

Arumi Dardak memotong tumpeng pengukuhan Pasar Batik terbesar Indonesia.

PAMEKASAN (global-news.co.id) – Pasar batik tulis yang berlokasi di Pasar 17 Agustus Jalan Pintu Gerbang Pamekasan, dikukuhkan sebagai pasar batik tulis tradisional terbesar di Indonesia. Pengukuhan dilakukan oleh Direktur Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Ratna Utami Ningrum, Kamis (24/10/19).

Pengukuhan ditandai dengan penandatangan prasasti dan pemotongan tumpeng. Prasasti ditandatangani oleh Ratna Utami Ningrum, sedangkan pemotongan tumpeng dilakukan oleh Ketua Dekranasda Jatim Ibu Arumi Dardak lalu diserahkan Kepada Ibu Nayla Badrut Tamam.

Penandatangan parasti dan pemotongan tumpeng ini disaksikan oleh Wakil Bupati Pamekasan Raja’e bersama istri, Wakil Ketua Dekranasda Jogjakarta Ibu Pakualam dan sejumlah lembaga atau yayasan pecinta batik dari seluruh Indonesia. Juga sekitar 600 pengrajin batik se Pamekasan yang hadir dalam acara pengukuhan itu.

Wakil Bupati Pamekasan Raja’e mengungkapkan rasa kebahagiaannya atas pengukuhan tersebut. Dia mengaku pengukuhan itu sebagai anugrah luar biasa. Ditetapkannya Pasar Batik Tulis Tradisional Pamekasan sebagai pasar batik tulis tradisional terbesar di Indonesia merupakan anugrah Allah SWT yang patus disyukuri.

“Terima kasih setinggi tinginya pada pengrajin batik se Indonesia yang telah memberikan penilaian secara objektif dan utuh pada pasar batik tulis tradisional Pamekasan, sehingga ditetapkan atau dipilih menjadi sebagai pasar batik tradisional terbesar di Indonesia,” ungkapnya.

Dia mengakui ada beberapa fasilitas di pasar batik itu yang perlu disempurnakan. Masukan tentang itu selama ini diperhatikan untuk membenahi agar pasar ini dapat memberikan nuansa yang bagus bagi wisatawan. Batik tulis yang kita miliki, kata Raja’e telah menjadi kebanggaan dunia, bahkan Kazahtan telah menjadikan batik tulis Pamekasan sebagai pakaian sehari hari.

Pada tahun 2009, kata Raja’e, Pamekasan dikukuhkan sebagai kabupaten batik dan mendapat penghargaan MURI karena program membatik sepanjang 1500 meter. Lalu terkait batik juga pada tahun 2019 ini Pamekasan kembali dapat penghargaan dari MURI lagi setelah berhasil membranding batik pada seluruh mobil dinas di Pemkab Pamekasan.

“Terima kasih kepada Dirjen IKM Kementerian Perindustrian RI, kami berharap support akan kami harapkan terus, utamanya dalam pembangunan infrastruktur pasar batik ini. Kami akan terus ikhtiar agar pasar batik ini menjadi ikon Pamekasan yang akan membawa Pamekasan menjadi daerah atau kabupaten hebat,” tandasnya.

Sementara Ibu Arumi Dardak mengungkapkan Pasar 17 Agustus selama ini minimal orang Jatim sudah tahu sebagai pasar batik tulis tradisional terbesar di Indonesia. Tetapi lupa terlena untuk mengukuhkan dan mematenkan. Harapannya agar dengan pengukuhan ini meningkatkan optimisme, semangat bagi para pengrajin sebagai ujung tombak pasar batik.

“Terima kasih pada semua yang terlibat dalam proses pembatikan mulai dari pengrajin dan para pejual kebutuhan proses pembatikan lainnya atas partisipasinya,” katanya.

Pasar 17 Agustus ini, kata Arumi, kini bukan hanya milik Pamekasan, namun juga kebanggaan Jatim. Dia mengajak semua elemen terkait untuk menjaga keindahan dan kebersihan pasar batik itu agar semua pengunjung betah dan senang. “Mari kita jadikan pasar ini sebagai jalan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.” pungkasnya. (mas)

baca juga :

Hadapi Ancaman Bencana Hidrometeorologi, Wagub Emil Minta Masyarakat Tidak Panik

Redaksi Global News

Disiapkan Bonus Rp 12 M, Timnas Diminta Main ‘Mati-matian’

Redaksi Global News

Serap Aspirasi, Walikota Surabaya Mulai Malam Ini Berkantor di Balai RW

Redaksi Global News