Global-News.co.id
Indeks Madura Nasional Pendidikan Utama

Polda Jatim: Siswa Penganiaya Guru hingga Tewas Tetap Diproses Hukum

Ahmad Budi Cahyanto, guru SMAN 1 Torjun Sampang, kondisinya saat dirawat sebelum meninggal dan (kanan) korban saat masih hidup memperlihatkan talentanya memainkan biola.

SAMPANG (global-news.co.id)- Siswa di SMAN 1 Torjun Sampang yang diduga melakukan penganiayaan terhadap gurunya hingga tewas, tetap akan diproses hukum.

Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera mengatakan, kepolisian setempat telah menahan pelaku penganiayaan guru, yakni MH siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Torjun, Sampang di Polres Sampang.

“Walaupun pelaku masih pelajar, tetap diproses hukum sesuai peraturan yang berlaku,” ujar Frans Barung Mangera, Jumat (2/2/2018).

“Kasus dugaan penganiayaan dan mengakibatkan guru meninggal dunia ini ditangani Polres Sampang,” kata Frans Barung Mangera.

Selain melakukan penahanan terhadap siswa yang masih di bawah umur ini, polisi juga mengantisipasi kemungkinan tindakan balas dendam dari pihak keluarga guru.

Barung menyatakan, penyidik Satreskrim Polres Sampang, saat ini tengah melakukan penyelidikan dan mengumpulkan semua barang bukti. Selain itu, juga melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi.

Sementara itu, proses penyidikan dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dimana diduga terjadi penganiayaan dilakukan secara tertutup. Olah TKP digelar di SMAN 1 Torjun, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Jumat (2/2/2018).

Sejumlah media tidak diperkenan untuk melihat jalannya olah TKP dari jarak dekat. Media hanya diberikan kesempatan melihat dari jarak kurang lebih 20 meter.

Kepala Polres Sampang, Ajun Komiaris Besar Polisi Budi Wardiman yang juga ikut menghadiri olah TKP, enggan menjelaskan rinci peristiwa dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh siswa berinisial HI terhadap gurunya Ahmad Budi Cahyono, Kamis (1/2/2018) siang sepulang sekolah.

“Saya hanya memantau proses olah TKP dan koordinasi dengan pihak sekolah,” ujar Budi Wardiman.

Wardiman menambahkan, kronologi lengkap peristiwa penganiayaan akan disampaikan setelah gelar perkara.

“Sabar ya, nanti kalau sudah gelar perkara akan disampaikan kepada media,” imbuhnya.

Berdasarkan pantauan di lokasi, pelaku yang diperankan oleh orang lain, menganiaya korban dengan memukul korban dari depan sebanyak dua kali.

Pukulan pertama sempat ditangkis korban. Namun pada pukulan kedua, tangan kanan pelaku mengenai leher kanan korban hingga korban tersungkur. Setelah korban tersungkur, pelaku masih akan memukul lagi. Namun dilerai oleh siswa lain.

Saat ini pelaku sudah diamankan di Polres Sampang untuk menjalani pemeriksaan. Keluarga pelaku mengelak pelaku dijemput di rumahnya, melainkan diantar sendiri ke Polres Sampang.

“Saya sendiri yang mengantar ke Polres Sampang. Kalau ada polisi ke rumah pelaku, mungkin kita tidak berpapasan di jalan,” kata Su’ud, kakak kandung pelaku.

Sedangkan jenazah korban, Ahmad Budi Cahyanto yang merupakan guru mata pelajaran Seni Rupa SMA Negeri 1 Torjun, diantarkan oleh ribuan warga ke pemakaman setempat seusai shalat Jumat.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Saiful Rachman yang ikut mengantar jenazah ke pemakaman, meminta kasus ini berlanjut ke jalur hukum.

Saiful sangat menyayangkan insiden tersebut. Dia juga prihatin karena peristiwa itu terjadi saat jam pelajaran di kelas.

Dalam cuitannya di Twitter, Saiful Rachman bertekat akan menuntaskan kasus penganiayaan siswa yang menewaskan guru guru di SMA Tarjon, Sampang.   Menurutnya persoalan ini sangat serius dan harus ditindaklanjuti secara hukum.

Seperti diberitakan, berdasarkan keterangan dari para guru yang berada di RSU dr Soetomo, korban mengalami kritis dan didiagnosa oleh dokter mengalami MBA (Mati Batang Otak), dan semua organ sudah tidak berfungsi.

“Sekitar pukul 21.40 WIB, informasi dari Kadisdik Sampang bahwa korban sudah meninggal dunia di RSU dr Soetomo,” tutur Barung.

Ahmad Budi Cahyanto diketahui merupakan seorang guru yang diidolakan oleh para muridnya di SMAN 1 Torjun, Sampang, Madura. Ia juga dikenal sebagai guru yang multi talenta. Selain berbakat dalam bidang seni rupa, Budi juga pandai bermusik. Sebelum meninggal dunia, ia sempat memamerkan keahliannya bermain biola.

Diberitakan sebelumnya, Budi menghembuskan napas terakhirnya usai mengeluh sakit pada bagian leher. Keluhan sakitnya tersebut dirasakan usai ia dipukul oleh MH di sekolah pada hari yang sama.

MH memukul Budi lantaran tak terima saat dirinya ditegur karena berbuat gaduh di kelas saat jam pelajaran berlangsung. MH sendiri selama ini dikenal para guru di sekolah sebagai siswa yang banyak bermasalah dengan banyak guru. (mas/ins/faz)

baca juga :

Kebun Binatang Surabaya Kini Dilengkapi Jogging Track

Redaksi Global News

Bersama Anggota DPR RI, Pak Bas, Cabup Bojonegoro, Serahkan Bantuan untuk Mahasiswa

gas

KH Agus Sunyoto, Ketua Lesbumi NU, Berpulang

gas