Global-News.co.id
Indeks Kesehatan Utama

Lemas? Hati-hati Hipokalemia!

ilustrasi

Istilah Hipokalemia sering terdengar di telinga beberapa hari belakangan setelah seorang pengamat politik ternama, Boni Hargens tiba-tiba tampak lemas dan seolah-olah namapak seperti orang sedang sakau akibat mengonsumsi obat-obatan terlarang. Meski bukan istilah baru, tidak banyak yang tahu tentang hipokalemia. Apa hipokalemia itu? penyebab dan akibat serta bagaimana pula pengobatannya?        

Hipokalemia adalah suatu keadaan di mana kadar kalium dalam darah menurun atau kurang dari normal. Bisa hanya kaliumnya saja yang turun, bisa juga dibarengi dengan elektrolit lainnya. Kalium sendiri memiliki fungsi penting sebagai penghantar impuls listrik pada sel. Kalium sangat penting terjaga kadarnya agar kerja sel saraf dan otot bisa berlangsung optimal.

Hasil pemeriksaan penurunan kadar kalium dalam darah ini bisa diketahui setelah pasien melakukan cek darah di laboratorium.

Kadar kalium normal pada darah ada di kisaran 3,6 sampai 5,2 millimoles per liter (mmol/L). Kadar kalium di bawah 2,5 mmol/L  bisa sangat berbahaya dan membutuhkan penanganan medis segera.

Faktor penyebab hipokalemia? dr Marshell Tendean, DPCP dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Ukrida, mengungkapkan, ada beberapa hal yang bisa memicu datangnya kondisi hipokalemia pada seseorang.

Menurut dr Marshell, ini biasanya terjadi ketika seseorang puasa tidak sesuai dengan jadwal atau diet terlalu ketat.

Bisa juga disebabkan oleh berbagai macam, namun yang paling sering terjadi adalah karena pembuangan kalium yang berlebihan melalui urine sebagai efek samping dari obat obatan. Obat obatan yang dapat meningkatkan frekuensi kencing ini misalnya obat obatan golongan diuretik yang kerap digunakan dalam pengobatan tekanan darah tinggi atau penyakit jantung.

Hipokalemia juga bisa terjadi karena kalium berpindah tiba-tiba dari luar sel ke dalam sel. Ini biasanya karena faktor keasaman darah yang jadi basa atau penggunaan insulin.

“Bisa juga karena ada penyakit penyerta lain. Misalnya penyakit genetik atau riwayat dari keluarga, penyakit tiroid dan tumor. Tumornya biasanya ada di kelenjar anak ginjal, salah satu gejalanya adalah hipokalemia,” ungkap dr Marshell.

Masing-masing faktor penyebab membutuhkan pengobatan yang berbeda. Karena itu, ketika menemukan kadar kalium dalam darah menurun dan kurang dari normal, ada baiknya diperiksakan lebih lanjut ke dokter untuk menemukan apa penyebab utamanya.

Diungkapkan dr Marshell Tendean, Hipokalemia ini bisa berulang alias kambuh. Hanya saja, ini bergantung dari apa penyebab dari turunnya kalium dalam darah tersebut.

Hipokalemia juga bisa terjadi karena kalium berpindah tiba-tiba dari luar sel ke dalam sel. Ini biasanya karena faktor keasaman darah yang jadi basa atau penggunaan insulin. Turunnya kalium dalam darah juga bisa terjadi karena faktor genetik atau ada tumor di kelenjar anak ginjal.

Pengobatan yang diberikan pada dasarnya yakni bisa dengan pemberian suplemen, yakni untuk memenuhi kadar kalium dalam darah. “Hipokalemia ringan, yakni yang sifatnya sementara misal karena asupannya kurang, bisa diberi tambahan asupan kalium. Misalnya dari pisang atau suplemen,” ujar dr Marshell.

Jika hipokalemianya disebabkan oleh kondisi lain, misalnya karena gangguan genetik, maka pemberian suplemen bisa dilakukan seumur hidup. Namun jika hipokalemianya disebabkan karena tumor, maka tumor tersebut harus diangkat terlebih dahulu.

“Hipokalemia berulang, bisa banget. Cuma bergantung apa penyebabnya. Kalau karena ada penyakit genetik, gangguan hormon atau kelainan asam basa, bisa berulang. Jadi sedikit banyak harus tahu penyebabnya dulu,” tegas dr Marshell.

Spesialis penyakit dalam dan pakar kesehatan pencernaan dari FKUI-RSCM, Ari Fahrial Syam menjelaskan, lemas merupakan tanda awal seseorang terkena hipokalemia.

“Tubuh yang lemah dan lemas, misalnya tidak kuat mengangkat kaki seperti lumpuh, bisa menjadi gejala seseorang terkena hipokalemia. Gangguan ini tidak boleh diabaikan, karena kalium menentukan kerja otot jantung. Otot jantung yang lemah bisa diterka lewat perubahan iramanya,” kata Ari. (ins/faz)

 

baca juga :

Catat Pertumbuhan Penjualan 7,5 Kali pada 2023, BNI Finance Optimis Hadapi 2024

Redaksi Global News

Pemerintah Perlu Hilirisasi Cabai

Investasi 220 Juta Dolar AS, Nestle Indonesia Mulai Pembangunan Pabrik Baru di Jateng