MELBOURNE (global-news.co.id)-Kesuksesan Ormas Muhammadiyah mengelola lembaga pendidikan di Indonesia, tampaknya bakal merambah ke luar negeri. Tak tanggung-tanggung, Ormas yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan ini pun mulai berinvestasi dengan membeli lahan di Australia.
Lahan seluas 10 hektare di Narre Warren East di Melbourne, Australia ini secara resmi dibeli 25 Mei 2017 lalu. Rencananya lahan tersebut akan dibangun sekolah Muhammadiyah dan akan dibuka tahun 2019 mendatang, dengan nama Muhammadiyah Australia Islamic School (MAIS).
“Proses pencarian tanah ini memakan waktu lebih dari 2 tahun, karena ketatnya peraturan di Australia untuk tanah yang bisa dijadikan sekolah,” tutur Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah dan Aisyiyah (PCIM/PCIA) Australia Selandia Baru Muhammad Edwars, yang telah menandatangani akta jual beli lahan tersebut.
Edwars mengaku, beberapa kali timnya telah menemukan tanah yang memenuhi semua persyaratan, dan berada dekat dengan komunitas Muslim di Melbourne, tetapi harganya terlalu mahal. Ada juga sebaliknya, ada tanah yang harganya terjangkau, tetapi tidak memenuhi persyaratan untuk dijadikan sekolah.
“Itulah sebabnya pembelian tanah ini merupakan tonggak sejarah yang sangat signifikan bagi warga Muhammadiyah, yang sudah bekerja keras selama tiga tahun terakhir ini,” tuturnya.
Dalam keterangannya kepada wartawan ABC Australia Plus Indonesia, Sastra Wijaya, Muhalim, salah seorang perngurus PCIM di Melbourne menjelaskan, proses selanjutnya yang akan dilakukan untuk mewujudkan sekolah Muhamadiyah ini adalah mengurus perijinan dari pemeirntah setempat (council).
“Kami akan melibatkan arsitek profesional dan juga ahli tata kota untuk membuat desain sekolah yang memperhatikan kebutuhan siswa-siswi untuk taman kanak-kanak (preparation) sampai dengan Kelas 12,” kata Muhalim.
“Sekolah ini akan berwawasan lingkungan dan menjaga kebutuhan masyarakat sekitar dari segi akses jalan, pemakaian dan pembuangan air dan lainnya yang merupakan persyaratan untuk mendapatkan ijin,” katanya lagi.
Menurut Muhalim, proses mendapatkan ijin pendirian sekolah ini akan memerlukan waktu sekitar 6 bulan. “Setelah itu kami akan membangun fisik bangunan sekolah, pengembangan kurikulum dan perekrutan guru. Sekolah ini ditargetkan beroperasi bertepatan dengan tahun ajaran baru 2019,” tambah Muhalim yang sekarang kuliah pasca sarjana di Monash University.
Mengapa memilih Australia? Muhalim menjelaskan, Australia dipilih karena melihat potensi sekaligus kebutuhan untuk sekolah Islam yang berkualitas. “Selama ini, Muhammadiyah telah dikenal sebagai organisasi Islam yang moderat dan telah menjalin kerjasama dengan pemerintah dan organisasi non pemerintah Australia yang menjadikannya peluang untuk mengenalkan Islam yang damai dan berkemajuan di Australia,” tambah Muhalim lagi, yang juga menjadi Ketua Monash Indonesia Islamic Society.
Mengenai sasaran murid yang akan bersekolah di sana, Muhalim mengatakan, bahwa mereka akan mencoba merangkul seluruh umat Islam Melbourne terutama yang tinggal di bagian selatan Melbourne. “Jadi bukan hanya murid-murid asal Indonesia, tetapi juga dari negara lain,” kata Muhalim lagi kepada wartawan ABC Sastra Wijaya.
Menurut Muhalim, salah satu ide dalalm pendirian sekolah Muhamadiyah di Melbourne ini adalah bahwa sekolah tersebut akan dijadikan ‘laboratory school”. “Maksudnya adalah bahwa sekolah ini akan menjadi pilot project untuk memadukan keunggulan sistem pendidikan Islam yang sudah diterapkan Muhammadiyah di ribuan sekolahnya di Indonesia dengan keunggulan sistem pendidikan Australia.”
“Laboratory school juga membuka jalan bagi guru-guru Muhammadiyah Indonesia yang berprestasi untuk mempunyai pengalaman mengajar di Australia,” tambahnya lagi.
Saat ini jumlah institusi pendidikan yang dikelola Muhammadiyah di Indonesia telah berjumlah 10.381. Institusi ini meliputi TK, SD, SMP, SMA, pondok pesantren dan perguruan tinggi. * dtk, nas