Global-News.co.id
Gaya Hidup Sosok Utama

Tarwi, Legenda Pebalap Sepeda yang Masih Ingin Menapak Tilas Surabaya-Jakarta di Usia 85 Tahun

Abah Tarwi (depan empat dari kiri) bersiap memimpin kegiatan 82nd Anniversary Gowes Bareng, Minggu (17/9/2023)

SURABAYA (global-news.co.id) – Usia bukan halangan bagi Tarwi untuk terus mengayuh pedal sepeda. Atlet balap sepeda legendaris ini mengungkap niatnya ingin kembali menempuh rute Surabaya-Jakarta di saat ulang tahunnya ke-85 mendatang.

“Insyaallah. Itu keinginan saya. Kalau nggak ada yang mau mengawal, saya berani kok berangkat sendiri,” ujar pria yang akrab disapa Abah Tarwi ini di sela perayaan ulang tahunnya ke-82 yang digelar di kediamannya, Jl Ngagel Kebonsari, Minggu (17/9/2023) siang.

Kendati Tarwi punya nyali untuk berangkat sendiri, tapi sebagaimana tahun 2020 lalu, keluarga tak tega melepasnya. “Anak-anak takut karena jalanannya ramai dan kendaraannya besar-besar. Mereka khawatir ada apa-apa di jalan, karena itu kemudian ada yang nemani,” kata bapak 5 anak ini.

Berbeda dengan ulang tahun ke-79 pada 2020 yang diwarnai dengan bersepeda dari Surabaya ke Jakarta menempuh jarak 1.100 km, pada tahun ini Tarwi mengajak masyarakat gowes bersama keliling Surabaya dalam kegiatan bertajuk  “82nd Anniversary Gowes Bareng”.

Puluhan penggowes dari berbagai komunitas maupun perorangan ikut meramaikan kegiatan yang mengambil start dan finish di kediaman pria yang memulai debut sebagai atlet balap sepeda di usia 15 tahun. Menggunakan sepeda kesayangannya, Tarwi memimpin barisan penggowes menuju ke bundaran Waru lalu balik ke arah utara menuju Tugu Pahlawan dan putar balik lagi menuju finish.  Rute yang  semestinya hanya  sejauh 15 kilometer harus “molor” karena pada jam yang sama jalanan di sekitar Tugu Pahlawan ditutup untuk kegiatan parade menyambut hari ulang tahun TNI AL.

Kendati begitu kakek 13 cucu dan 6 cicit ini terlihat santai saja, maklum dalam kesehariannya Tarwi menjaga staminanya dengan rutin bersepeda di pagi hari,  minimal ke Sidoarjo.
“Kalau gowes sendirian kurang lebih 20-30 km. Kalau sama teman-teman bisa sampai 100 km,” ujar suami Asmani ini.

Lantas  apa resep Abah Tarwi tetap sehat di usianya sekarang? “Resepnya, nggak usah banyak pikiran. Kedua, selalu bahagia, happy, sama teman itu akrab. Saya anggap sedulur semua,” kata pemenang I kejuaraan dunia balap sepeda virtual tahun 2020 ini.

Tarwi mengungkap, dalam menggowes dirinya tidak pilih kasih. “Dulu saya memang atlet. Tapi sekarang sudah tua, kumpulnya ya dengan semua. Ada yang tua, ada atlet, siapa saja yang nggowes di jalan, saya temani. ”

Dan sejak 3 tahun terakhir, ungkap Ony Cristiana Dewi, putrinya, sang ayah kerap gowes dengan beberapa komunitas. Karena itulah temannya juga semakin banyak. Sehingga ketika woro-woro kegiatan 82nd Anniversary Gowes Bareng –gagasan Ony dan teman-temannya— yang dishare lewat WA langsung mendapat banyak respon.

Devi Daryono, salah seorang peserta, mengaku pada dasarnya tidak mengenal Tarwi. Lantaran diajak komunitasnya Arek Rholaz, alumni SMPN 12 Surabaya ini jadi tertantang. “Sekaligus membuktikan kalau saya bisa nggowes. Mereka nggak percaya kalau saya bisa nggowes,” kata Devi yang juga anggota komunitas gowes I4C IKATetrasma yang beranggotakan para alumni SMAN 4 Surabaya.

Berangkat dari rumahnya kawasan Sukodono Sidoarjo dia lakoni, karena kecintaannya pada olahraga bersepeda. Beruntung, saat pulang ibu satu anak ini mendapat barengan teman yang membawa pikup, sehingga tak perlu mengayuh sepedanya lagi.

Lain halnya dengan Made Dwiyani. Anggota komunitas gowes SongGo ini mengaku ikut karena ingin merasakan sensasi gowes bareng seorang maestro. “Dia itu legenda pebalap sepeda, kalau bisa mengenal lebih dekat itu kan sesuatu ya, terutama bagi yang hobi gowes. Apalagi bisa gowes bersama,” ujar alumnus SMAN 9 Surabaya ini.

Made mengungkap awalnya tak kenal siapa itu Tarwi. Dia baru tahu sosok yang pada 1979-2015 menjadi pelatih balap sepeda itu hadir saat SongGo berulang tahun yang pertama Juni lalu. “Orangnya ramah, jadi gampang akrab. Dan nggak pelit ilmu. Nah gantian, sekarang Pak Tarwi ulang tahun, kita hadir ikut memeriahkan dan mendoakannya,” katanya.

Abah Tarwi siap mengayuh sepedanya di momen 82nd Anniversary Gowes Bareng, Minggu (17/9/2023)

Ony menambahkan, dua bulan terakhir sejak kondisi kesehatan ayahnya agak menurun, keluarga tak mengizinkan gowes sendirian. Mereka minta untuk selalu ada yang mendampingi. “Biasanya teman-teman yuniornya. Latihannya terkadang memang pakai sepeda statis. Jadi mix, biasanya keluar 1 minggu 3-4 kali,” terang Ony.

Kendati memiliki 5 anak, tak satu pun di antara mereka yang mengikuti jejak Tarwi sebagai atlet balap sepeda. “Ada yang senang tapi sudah besar. Kalau mau jadi atlet, sejak SMP harus sudah dididik. Tapi sama mamanya nggak boleh. Istri kan dulu sering mengawal saya, jadi tahu beratnya jadi atlet balap sepeda. Sebetulnya jiwa pembalapnya ada dan punya mental juara,” ungkap Tarwi yang memulai karir atletnya dari Lamongan.

Di usia 15 tahun dia sudah menggeluti sepeda balap. Setahun kemudian, di usia 16 tahun Tarwi menjadi juara tingkat kabupaten. Kemudian di usia 17 tahun dia semakin merajai, predikat juara yunior dan senior Surabaya dalam genggamannya.

Prestasi demi prestasi, skala nasional hingga internasional sejak 1962 hingga 2012 terus diraih. Sebut saja PON ke VII di Surabaya (1969), PON ke VIII (1973), dan PON ke IX (1977), PON Mahasiswa tahun 1970, yang kesemuanya mendapat medali emas. Di usia 19-20 tahun dia jadi juara Asia. Terbaru pada 2020 lalu, menjadi juara balap sepeda virtual.

“Sebetulnya tanggal 7-8 Oktober nanti ada lomba di Banyuwangi. Ada KU 50 tahun ke atas. Cuma saya nggak mampu daftar, biaya daftarnya Rp 2,5 juta. Belum nanti biaya transportasinya, nginapnya. Akhirnya saya mundur. Kalau Rp 200-250 ribu nggak papa. Ini usia 50 tahun ke atas, kalau 60 tahun ke atas berani saya,” ungkap Tarwi.

Di usia 59 tahun, pada tahun 2000 dia pernah melakukan tur sepeda dari Surabaya ke Jakarta sendirian. Pada 2020 dia mengulanginya, tapi dengan pengawalan. “Waktu itu Ony minta bantuan anak buah saya dulu Puspita Mustika Adya,” tambahnya. (ret)

baca juga :

Lyodra Ginting Jawara Indonesian Idol X

Redaksi Global News

Demi Keselamatan Pengendara, Pemkot Surabaya Renovasi Jembatan Jalan Babadan

Redaksi Global News

Rektor Unair Lepas 3.189 Peserta KKN di 28 Provinsi secara Daring

Redaksi Global News