Global-News.co.id
Kesehatan Utama

Hari Kontrasepsi Sedunia, Jatim Targetkan 210 Ribu Peserta dalam Sepekan Pelayanan KB

Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Maria Ernawati dan Kakesdam Kol Ckm dr Adhy Sugih Artho SpAn saat memberikan penjelasan kegiatan Pekan Pelayanan KB Serentak di Jatim dalam rangka Hari Kontrasepsi Sedunia, Selasa (26/9/2023)

SURABAYA (global-news.co.id) – Menyambut Hari Kontrasepsi Sedunia yang diperingati setiap 26 September, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerjasama dengan TNI menggelar Pekan Pelayanan KB Serentak yang dilaksanakan di RS TNI dan Polri se-Indonesia. Dalam kegiatan yang akan berlangsung 26 September hingga 4 Oktober ini Jawa Timur menargetkan bisa mendapatkan 210.000 peserta dengan rincian 70.000 orang peserta baru dan 140.000 orang peserta aktif.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati menjelaskan target 210.000 peserta itu adalah KB jenis apapun, KB pil, KB suntik, KB kondom, maupun KB dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang yaitu IUD atau spiral serta sterilisasi MOW (tubektomi) untuk perempuan dan MOP (vasektomi) untuk laki-laki.

Di Jatim, launching Pekan Pelayanan KB Serentak yang bertema Kolaborasi Pelayanan KB Nusantara dalam Percepatan Penurunan Stunting ini dilaksanakan di RS TNI AU Soemitro.

Kakesdam Kolonel Ckm dr Adhy Sugih Arto SpAn mengatakan, pelayanan KB ini secara serentak dilaksanakan di seluruh rumah sakit milik TNI AD, TNI AU, TNI AL dan Kepolisian di Jawa Timur. “Pada hari pertama targetnya adalah 10.000 hingga 15.000 akseptor yang akan dilayani, apapun jenis KB yang diinginkan akseptor,” ujarnya.

Maria Ernawati yang mendampingi menambahkan, pada hari pertama ini di RSUD Situbondo akan dilaksanakan MOP (metode operasi pria) pada 75 orang. “Pada kantung-kantung tertentu MOP ini diminati, seperti di daerah pesisir. Kalau di Surabaya yang diminati suntik, namun dalam pekan pelayanan KB ini di RS Bhayangkara akan dilaksanakan MOW pada 150 orang,” katanya.

Secara virtual, Kepala BKKBN Pusat, Dr (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG (K), menerima laporan penyelenggaraan pelayanan KB serentak dari semua Provinsi dan Kabupaten/Kota di Indonesia. “Jawa Timur ini tertinggi dengan target akseptor hingga 15.000 orang di hari perdana ini,” ujarnya sembari member pujian.

Dalam sambutannya, Hasto menjelaskan berdasarkan data Badan Pusat Statistik Tahun 2022, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah sebesar 72,91%, naik 0,86% dibanding tahun sebelumnya. Walaupun mengalami kenaikan secara global, IPM Indonesia masih berada di peringkat 114 lebih rendah dari negara berkembang lain. Rendahnya IPM Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya kesehatan penduduk (Kemenkes, 2009).

Permasalahan kesehatan dalam pembangunan kependudukan masih menjadi masalah yang utama. Angka unmet need di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 16,8% dari target nasional sebesar 8% pada tahun 2022. Penggunaan kontrasepsi modern (Modern Contraceptive Prevalence Rate/mCPR) juga menurun dari 57,9% (SDKI 2012) menjadi 57,2% (SDKI 2017). Penurunan tertinggi bahkan terjadi pada segmen usia 15 tahun hingga 29 tahun yang merosot hingga 4%.

Diperkirakan dua penyebab utama menurunnya jumlah pengguna kontrasepsi modern, khususnya di kalangan kelompok usia produktif/pasangan usia muda adalah masih rendahnya pengetahuan pasangan muda terhadap kesehatan reproduksi dan kurangnya akses terhadap informasi yang akurat dan terpercaya mengenai alat kontrasepsi (khususnya alat kontrasepsi modern).

Data Survei Status Gizi Indonesia (2022) menunjukkan, angka prevalensi stunting di Indonesia adalah 21,6%, masih di atas angka standar yang ditoleransi WHO di bawah 20%. Oleh karena itu, Pemerintah menetapkan percepatan penurunan stunting menjadi Program Prioritas Nasional yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

Angka prevalensinya ditargetkan dapat diturunkan menjadi 14% di tahun 2024. Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 mengamanatkan untuk melakukan pencegahan stunting dari hulu agar setiap calon pasangan usia subur (PUS) berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil.

“Tanggal 26 September diperingati sebagai Hari Kontrasepsi Sedunia atau World Contraception Day, merupakan momentum dalam rangka meningkatkan komitmen stakeholder, provider medis, mitra kerja dan masyarakat dalam rangka percepatan pencapaian Program Bangga Kencana secara menyeluruh,” jelas Hasto.

Selain itu juga untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat Indonesia di semua lini terkait pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi yang berkualitas. Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan keluarga dengan berbagai pilihan metode kontrasepsi yang ada.

Perencanaan keluarga, lanjutnya, adalah poin penting yang harus dipersiapkan setelah menikah. “Dengan perencanaan keluarga yang matang, pasangan bisa mengembangkan diri dan karier. Kemampuan untuk merencanakan kehamilan termasuk memilih kontrasepsi juga dipercaya dapat meningkatkan kesehatan mental dan kebahagiaan bagi perempuan. Di sisi lain, kasih sayang dan kebutuhan finansial untuk anak bisa dimaksimalkan,” ujar Hasto. (ret)

baca juga :

‘Pembersihan’ Terus Berlanjut, 20 Pangeran Arab Saudi Ditangkap

BNI Raih Penghargaan Marketeers OMNI Brand of The Year 2024

gas

Sebanyak 288 Sekolah di Surabaya Raih Penghargaan Adiwiyata

Redaksi Global News