Global-News.co.id
Kesehatan Metro Raya Utama

Sukses Tekan Stunting hingga AKI, Surabaya Raih Penghargaan dari Pemprov Jatim

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan penghargaan kepada Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina

SURABAYA (global-news.co.id) –
Keberhasilan Kota Surabaya dalam menekan angka stunting sekaligus angka kematian ibu terus mendapatkan pengakuan dari berbagai pihak. Kali ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mendapatkan dua penghargaan sekaligus dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur. Pertama penghargaan terbaik 1 Intervensi Spesifik Stunting Tingkat Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, kedua penghargaan Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) terbaik II se-Jawa Timur.

Penghargaan itu diberikan langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kepada Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina yang mewakili Walikota Surabaya Eri Cahyadi yang berhalangan hadir. Prosesi pemberian penghargaan itu dilakukan dalam Rapat Koordinasi Prioritas Pembangunan Kesehatan Provinsi Jawa Timur bersama Gubernur Jawa Timur dengan tajuk “Harmonisasi Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota Dalam Mendukung Transformasi Kesehatan Jawa Timur, di Hotel Novotel Samator Surabaya, Rabu (26/7/2023) malam lalu.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, indikator yang digunakan dalam penilaian penurunan AKI terbaik adalah terdapat penurunan tren jumlah kematian Ibu tahun 2018, 2019, 2020, 2022 dan 2023 sampai bulan Juli. Capaian pemeriksaan kehamilan K6 diatas 80 persen dengan melakukan kegiatan Audit Maternal Perinatal, dan pelaksanaan upaya penurunan AKI.

“Berikutnya, penghargaan capaian terbaik intervensi spesifik stunting diraih oleh Kota Surabaya menduduki urutan terbaik I,” kata Nanik, Jumat (28/7/2023).

Pemkot Surabaya raih dua penghargaan dari Pemprov Jatim yakni sebagai terbaik 1 Intervensi Spesifik Stunting Tingkat Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, kedua penghargaan Penurunan AKI terbaik II se-Jawa Timur

Sedangkan untuk indikator yang digunakan dalam penilaian capaian terbaik intervensi stunting, meliputi terdapat tren penurunan kasus stunting bulan Januari sampai dengan Juni 2023 berdasarkan E-PPGBM. Jumlah balita bermasalah gizi (underweight, wasting, dan stunting) di E-PPGBM memiliki persentase kumulatif terendah di Jawa Timur, serta entrian data di aplikasi E-PPGBM konsisten tinggi dengan pelaksanaan upaya, inovasi pencegahan dan penanggulangan stunting.

“Terima kasih kepada seluruh warga Surabaya yang telah bersama-sama bahu-membahu menurunkan angka stunting dan angka kematian ibu melahirkan demi terciptanya masyarakat dan generasi penerus yang sehat,” ujar dia.

Nani mengaku, dalam pelaksanaan upaya yang dilakukan oleh Dinkes Surabaya dalam dalam percepatan penurunan stunting, di antaranya melakukan penyuluhan terkait pentingnya asupan, kesehatan anak serta pemilihan bahan dan tekstur makanan yang tepat sesuai usia dan kebutuhan anak.

“Pemberian kudapan permakanan tinggi protein, PKMK (susu sesuai resep dokter spesialis), PDK (susu dan vitamin),  dan biskuit dari Kemenkes. Pemantauan dan perkembangannya selalu dikontrol oleh tenaga kesehatan di fasyankes (pemeriksaan kesehatan),” ungkapnya.

Sementara itu, untuk pemberian intervensi yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya pun dimulai saat memasuki usia remaja. Seperti, penguatan pada kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD) pada remaja putri. Dimana target Dinkes Surabaya ke depannya adalah menjadi zero growth stunting.

“Selanjutnya untuk calon pengantin (catin) intervensi MMS dan KIE. Lalu untuk ibu hamil yang memiliki KEK diberikan dengan pendampingan, permakanan dan pemberian susu,” kata dia. (pur)

baca juga :

Ladepak, Gebrakan Kec. Omben untuk Masyarakat Sampang 

gas

Tragedi Kanjuruhan: Mahfud MD Sebut Pemerintah Berikan Santunan Rp50 Juta bagi Korban

Redaksi Global News

Wagub Emil Ajak Masyarakat Berkurban Secara Online

Redaksi Global News