Global-News.co.id
Gaya Hidup Utama

Ngasal, Ngaji Komunitas Pengusaha Salon:  Hati Bersih, Ridho Allah yang Diharapkan

Bila kita mendengar nama pengusaha salon, pasti yang terbayang di benak kita kehidupan yang penuh wah. Mengapa? Karena dunia salon terkait dengan kecantikan. Semua kalangan, khususnya selebriti dan kaum elite dipastikan memerlukan jasa salon kecantikan. Lalu bagaimana insan-insan salon berkiprah dalam kehidupan sehari-harinya? Apakah ikut dalam kehidupan wah dan glamor? Tidak selalu begitu. Mungkin saja hal itu hanya pandangan dari luar saja. Pandangan sejumlah anggota masyarakat melihat yang datang ke salon berasal dari kalangan tertentu, artis, hingga kaum elite. Padahal, tak sedikit dari mereka itu sudah mempersiapkan dengan menata hatinya melalui pengajian.
OLEH: ERFANDI PUTRA
MEMANG ada sejumlah paradigma di tengah-tengah masyarakat bahwa kalau di lingkungan salon kecantikan itu ya… kurang baik-lah. Saya kira, ini hanya anggapan segelintir orang saja. Kelompok ini hanya melihat luarnya saja. Mereka mungkin tak mengetahui bahwa kita ini juga makhluk Allah yang dituntut selalu taat menjalankan perintah-Nya, kata Hendy Prayitno, Ketua Ngasal (Ngaji Komunitas Pengusaha Salon), kepada Global News.
Selanjutnya Hendy, Owner Hendy Salon, mengatakan, sejumlah pengusaha salon seperti halnya pada masyarakat pada umumnya juga ingin hidup normal. Hidup yang bermanfaat dunia-akherat. Hidup yang mempunyai ketenangan hati. Juga demikian dengan Hendy sendiri yang berkeinginan kesusksesdan itu tidak hanya di dunia, tetapi di akherat juga.
Memang bila kita melihat dunia Hendy yang bergerak di bidang salon kecantikan, sudah pasti godaannya besar. Bagaimana tidak, kolega, hingga customernya tidak terbatas hanya pada kalangan biasa, tetapi juga artis, pejabat hingga pengusaha.
Bertolak pada kenyataan inilah, Hendy sadar bahwasannya untuk menghadapi itu semua, harus dijawab dengan iman harus kuat. Pengetahuan agama harus kuat. Kalau hati sudah ditata atau kuat, pekerjaan akan tertata juga. Berangkat dari sinilah, dia menyadari pentingnya ilmu agama sebagai dasar untuk meningkatkan iman termasuk dalam bisnis. Termasuk di dalamnya bisnis salon kecantikan.
Nyantri
Maka Hendy kelahiran Desa Puncu, Pare, Kediri, di sela-sela kesibukannya mengurusi bisnis salon kecantikannya, masih meluangkan waktu untuk nyantri ke kiai-kiai besar di Jatim. Tercatat dia nyantri ke KH Ali Mashuri pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Bumi Sholawat Sidoarjo, KH Nurul Huda Jazuli di Ponpes Al-Falah, Ploso, Kediri, hingga nyantri kepada Gus Rohmat.
Hendy sedang melakukan kegiatan memotong rambut pelanggannya.
Semakin dia nyantri kepada kiai-kiai, ternyata dia merasa semakin kerdil keberadaannya. Dia terus nyatri tanpa ada batas waktu. Lalu, dia sadar, ilmu agama yang dia dapat dari hasil nyantri ke mana-mana itu harus ditularkan kepada orang lain. Lantas sejak 12 tahun lalu, dia mendirikan Ngasal (Ngaji Komunitas Pengusaha Salon) di mana anggota pengajian terdiri dari para hair dresser/penata rambut professional di Surabaya dan sekitarnya.
Kenapa dinamakan Ngasal? Sejak 12 tahun yang lalu, hingga kini semakin banyak peserta ngaji yang kebanyakan para penata rambut kecantikan (hair dresser profesional) akhirnya kita sepakat kita beri nama Ngasal, walaupun yang bukan ahli kecantikan juga boleh bergabung namanya ibadah bebas tak terbatas, kata Hendy.
Awalnya kita ngaji untuk kalangan keluarga besar Hendy Salon dan orang orang terdekat. Karena banyak yang mendengar bahwa Hendy Salon mengadakan ngaji rutin Sholawat Qubro setiap malam Jumat, mereka pun bergabung, katanya lagi.
Memang dirinya selalu menekankan pada keluarga bahwasannya hidup ini harus “hablu minannas hablu minallah”, baiklah kepada manusia dan alam semesta, tapi harus taat kepada perintah Allah SWT. Artinya sukseslah di dunia, tapi juga sukses di akhirat.
Bapak saya dulu selalu berpesan : urip iku mung mampir ngombe ( hidup ini hanya sesaat seperti orang singgah minum air ) sedangkan di akhirat hidup kekal abadi untuk itu saya tekankan pada para jamaah Solawat Qubro mari kita kumpulkan bekal perjalanan yang abadi dan juga senantiasa beristighfar mohon ampunan ke Allah SWT dan husnul khotimah nanti. Guru saya juga pesan hisablah dirimu sebelum nanti dihisab di akhirat nanti. Alhamdulillah lama-lama, jemaah Ngasal semakin banyak. Sekarang anggotanya sekitar hampir 100 orang, katanya.
Guru dirinya, KH Gus Syamsu Dluha, Beliau muridnya KH Khamim Jazuli dan Mbah Tamyiz Sunan Ampel, pernah berpesan jangan mengutamakan banyaknya anggota jamaah, tapi lebih utamakan manfaat dan hikmah dirasakan oleh para jamaah.
Saya hanya ingin hidup Taqoruban Illallah ( kenal sama Allah SWT) Marifat dan nanti kita wafat dapat berjumpa dengan Allah SWT  Yang Maha Kuasa di atas segalanya. Kalau sekarang tidak kenal Allah, bagaimana nanti bisa berjumpa dan kenal sama Allah SWT, katanya.
Seperti diketahui, pengajian Ngasal dilaksanakan sebulan sekali. Sebelum Covid-19 pengajian bisa dilaksanakan hingga tiga kali sebulan dengan tempat berpindah-pindah. Hendy sepeti biasa memimpin langsung pengajian tersebut, Sholawat Qubro.
Dalam pengajian ini biasanya berisi:
    *~Muqodimah/Taushiyah/Motivasi
    * Ngaji Al Quan, Surat Yasin
    * Doa wasilah Asma’ul Husna
    *~Asmaul Husna
     *~Dzikir Mubarok
    * Sholawat Qubro
    * Ratibul Haddad
    * Tawasul Para Nabi dan Rasul
    * Mendoakan Kedua Orang  Tua, Para Leluhur dan Para Guru serta para Jamiil Ahli Kubur.
  * Kirim Doa Agar Para Jamaah Usahakan Berkah dan Barokah, Bermanfaat Dunia Akhirat.
Bhakti Sosial
Lebih lanjut Hendy mengatakan, selain mengaji, Ngasal juga sering sekali mengadakan bakti sosial (Bhaksos) seperti potong rambut massal secara gratis, santunan anak yatim dhuafa dan lainnya. Biasanya diadakan ketika momen Lebaran atau Hari Besar Islam lainnya. Alasannya di momen berlebaran mereka agar bisa tampil dengan tatanan rambut yang rapi sesuai keinginan mereka.
Bertolak pada kenyataan inilah, Hendy menekankan pada para kawan hair dresser pada saat potong rambut diutamakan hasil karya yang bagus dengan layanan yang maksimal. Sebelum acara potong dimulai, anggota Ngasal yang sudah professional itu, selalu memberikan solusi dalam potong rambut.
Alhamdulillah saya bangga sekali dengan sahabat-sahabat saya Ngasal, walaupun mereka penata rambut yang sukses dan glamor, tapi Alhamdulillah mereka selalu antusias bila diajak berbagi untuk kebaikan, mengaji dan berbuat sosial. Harapan saya semoga Ngasal ini akan terus berkembang dan istiqomah dalam mengamalkan kebaikan. Baik yang tersurat maupun yang tersirat,” katanya.
Senin (21/11/2022), Ngasal ngaji di pendopo makam Syehkonah KH  Syamsu Dhuha di Desa Mbelik, Trawas, Mojokerto. Alhamdulillah penuh hikmah. Saya bersyukur kepada Allah SWT ditakdirkan dekat dengan para kiai, karena kiai atau ulama adalah pewaris para Nabi dan Rasul, pungkasnya. (*)

baca juga :

Restrukturisasi Kredit Tembus Rp 932,6 Triliun

Redaksi Global News

Forkopimda Jatim Putus Rantai Penularan COVID-19 di Pondok Gontor, Salurkan Bantuan hingga Turunkan Tim Kuratif

Redaksi Global News

Risma Terima Gelar Bangsawan dari Keraton Surakarta

Redaksi Global News