Global-News.co.id
Kesehatan Nasional Politik Utama

Cegah Stunting, Catin Harus Paham Prekonsepsi

Arzeti Bilbina saat berdialog dengan para Kader KB se Kecamatan Gubeng, Kamis (21/7/2022).

SURABAYA (global-news.co.id) – Anggota Komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina mengingatkan pentingnya pemahaman prekonsepsi bagi pasangan calon pengantin (Catin). Hal ini penting sebagai upaya melahirkan generasi yang berkualitas.

“Yang banyak terjadi selama ini, calon pengantin cenderung lebih mementingkan menyiapkan foto prewedding yang bagus-bagus untuk kenang-kenangan. Salah itu, yang harus dipersiapkan justru reposisi kesehatan mereka terlebih dulu. Pemahaman tentang prekonsepsi ini justru lebih penting,” kata Arzeti usai menghadiri kegiatan Penyuluhan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting bersama Mitra Kerja yang digelar BKKBN Perwakilan Jawa Timur, Kamis (21/7/2022).

Diungkapkan, di masa lalu perempuan usia 17 tahun dianggap sudah siap menikah. Padahal secara kesehatan, organ tubuhnya belum siap.  Sekarang usia pernikahan bagi calon pengantin perempuan minimal 21 tahun. Dan menikah itu, lanjut Arzeti, bukan asal dia sudah bekerja atau belum. “Tapi ada wadah yang harus disiapkan. Caranya bagaimana? Dengan melakukan konsultasi sebelum menikah, kontrol saat hamil, makan makanan yang baik, melakukan inisiasi menyusui dini, memberikan ASI eksklusif selama 2 tahun,” kata Arzeti di hadapan para kader KB se-Kecamatan Gubeng.

“Ada aspek emosional yang kita libatkan. Tentang kesiapan mental perempuan saat melahirkan. Stunting itu kan bukan hanya soal tentang tingginya, beratnya sesuai atau tidak dengan kondisi normal. Stunting juga refleksi kecerdasan,” tambah legislator dari Dapil Surabaya dan Sidoarjo ini.

Kondisi stunting menyebabkan kualitas sumber daya manusia jadi menurun. Pemerintah menargetkan pada 2024 kasus stunting secara nasional turun jadi 14% dari angka 24,4% pada 2021. Di Jatim sendiri angka stunting masih lebih rendah yaitu 23,5%. Sedang Surabaya, sebagaimana disampaikan Junianto dari Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya, dari 6.722 anak usia balita, sebanyak 4,52% mengalami stunting.

Untuk memenuhi target itu 14% itu bahkan sampai 0% untuk Surabaya, penting dilakukan sosialisasi bagaimana pencegahan stunting pada anak-anak usia produktif dan pasangan calon pengantin.
BKKBN sendiri memiliki strategi untuk melakukan pencegahan stunting, di antaranya dengan melakukan pendampingan bagi pasangan calon pengantin selama 3 bulan.

Dalam kurun waktu itu calon pengantin perempuan akan dicek sel darah merah (hemoglobin) nya, lingkar lengan atas (LILA) minimal harus 23,5 cm, indeks mass tubuhnya normal. Kalau ini tidak terpenuhi, mengindikasikan calon pengantin kurang gizi dan berpotensi melahirkan generasi stunting. Karena itu harus diperbaiki dulu kondisi kesehatannya.

Untuk memudahkan BKKBN menyiapkan aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil dalam upaya menurunkan angka stunting di Indonesia. Elsimil merupakan aplikasi edukasi yang menjadi prioritas program BKKBN sebagai bentuk skrining awal dan edukasi tentang kesehatan reproduksi, perbaikan gizi bagi calon pengantin perempuan serta edukasi perilaku hidup sehat. Sasaran utama dari program ini adalah para remaja yang mau berumah tangga.

Di dalam aplikasi Elsimil tersebut terdapat konten edukasi serta kuesioner seputar pencegahan stunting yang dapat dilihat pendamping keluarga. Pendamping keluarga sendiri terdiri dari unsur PKK, kader KB dan tenaga kesehatan. Yang kemudian pendamping keluarga tersebut akan memberikan penyuluhan/pendekatan kepada calon pengantin yang berisiko, seperti ibu hamil, ibu pasca salin dan ibu dengan balita. Faktor risiko yang dipantau antara lain status gizi (berat badan dan tinggi badan), status kesehatan, risiko terpapar asap rokok atau tidak dan usia calon pengantin perempuan.

Aplikasi Elsimil menjadi langkah keterbukaan informasi kepada publik demi mempercepat penurunan angka stunting yang disebabkan oleh kekurangan gizi selama 1000 hari pertama kehidupan. (ret)

baca juga :

Jelang Puncak Pandemi COVID-19, ITS Berikan Rekomendasi untuk Pemprov Jatim

Redaksi Global News

KTT ASEAN Day 1, Ini Visi BNI

Redaksi Global News

Enaknya Jadi Pekerja, Dapat KPR Berbunga Rendah dari BTN

Redaksi Global News