Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Nasional Utama

Bauran Energi Baru Terbarukan di Flores Capai 15,24 Persen

Tingkat bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Pulau Flores hingga Maret 2022  mencapai 15,24 persen

JAKARTA (global-news.co.id) – PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan, tingkat bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Pulau Flores hingga Maret 2022 telah mencapai 15,24 persen dari hasil pemanfaatan berbagai jenis energi hijau.

Hal tersebut disampaikan General Manager PT PLN (Persero) UIW TT, Agustinus Jatmiko, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/3). “Bauran EBT 15,24 persen ini berupa pemanfaatan energi panas bumi, air, dan juga energi surya,” kata  Agustinus Jatmiko.

Menurut dia, pengembangan EBT di Flores merupakan bagian dari upaya PLN mendukung target pemerintah terkait peran EBT untuk bauran energi nasional mencapai 23 persen pada 2025.

Di Pulau Flores, kata Agustinus, PLN telah mengembangkan sejumlah pembangkit EBT seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) berkapasitas 2×1 MegaWatt (MW) di Ndungga Kabupaten Ngada. Selain itu ada PLTMH Ogi dan PLTMH Wae Roa di Ngada, PLTMH Waigarit di Ruteng, Kabupaten Manggarai, PLTMH Sita di Manggarai.

Agustinus menegaskan, PLN juga tengah mengembangkan EBT dengan kapasitas besar yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Mataloko di Ngada dengan kapasitas daya 20 MW.

Pengembangan panas bumi ke depan, kata dia, tidak hanya di Mataloko. PLN juga akan memulai persiapan untuk PLTP Ulumbu di Kabupaten Manggarai dan PLTP Atadei di Kabupaten Lembata.

Agustinus menuturkan, selain potensi panas bumi dan mikro hidro, Pulau Flores juga memiliki potensi EBT dari energi panas matahari yang telah dikembangkan di sejumlah titik.

Ia menyebutkan mencontohkan seperti pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada pulau-pulau kecil di sekitar Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, seperti Pulau Messah, Pulau Papagarang, Pulau Seraya Marannu, Pulau Batu Tiga Boleng, maupun Pulau Kojadoi di Kabupaten Sikka.

Pengembangan PLTS, kata dia, menyasar wilayah-wilayah terpencil yang tidak bisa dijangkau jaringan listrik PLN yang eksisting untuk menggantikan penggunaan genset berbahan bakar diesel yang dipakai oleh masyarakat.

“PLN berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan bauran EBT di NTT yang memiliki potensi yang cukup melimpah sebagai langkah menuju transisi energi hijau berkelanjutan,” katanya. (ip, ins)

baca juga :

Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka, Jatim Terapkan Ketat Protokol Kesehatan

Redaksi Global News

Dua Produk Semen Gresik Raih Top Brand Award 2016

Redaksi Global News

Achmad Syafiuddin, Dosen Unusa Masuk Daftar Ilmuwan Top Dunia

Redaksi Global News