Global-News.co.id
Sport Utama

Stadion Gelora 10 November Disiapkan untuk Gelaran Porprov dan Puslatcab Sepak Bola

Pelatihan ASB bakal dipusatkan di Gelora 10 November (G10N) Tambaksari Surabaya.

SURABAYA (global-news.co.id)- Kota Surabaya bakal memiliki Pusat Latihan Cabang (Puslatcab) Olahraga Sepak Bola. Puslatcab yang lebih kerennya disebut Akademi Sepak Bola (ASB) ini, bertujuan untuk melahirkan dan mencetak kembali bibit-bibit unggul dalam bidang olahraga sepak bola.

Ide dan pemikiran ini muncul atas keprihatinan Pemkot Surabaya beserta beberapa mantan pemain sepak bola asal Kota Pahlawan. Itu lantaran dalam beberapa tahun ke belakang, belum adanya bibit-bibit unggul baru yang muncul di bidang olahraga sepak bola.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya Afghani Wardhana mengatakan, rencananya pelatihan ASB bakal dipusatkan di Gelora 10 November (G10N) Tambaksari Surabaya. Meski demikian, pelaksanaannya baru dapat berjalan dalam 6 bulan ke depan. Itu dikarenakan G10N saat ini masih di bawah undercontrol kontraktor pelaksana.

“Sehingga Puslatcab baru dapat kita laksanakan setelah 6 bulan ke depan,” kata Afghani saat jumpa pers di Kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Jumat (19/3/2021).

Selain rencana mendirikan Puslatcab, kata Afghani, Dispora Surabaya saat ini juga tengah fokus menyiapkan atlet dalam menyongsong Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur pada 2022 mendatang. Stadion G10N pun disiapkan pula untuk tempat latihan para atlet untuk cabang olahraga sepak bola. “Artinya pemkot melalui Dispora punya keperluan untuk penggunaan Stadion Tambaksari (G10N) dalam waktu ke depan,” ungkap dia.

Meski demikian, Afghani membenarkan bahwa masyarakat umum juga dapat mengajukan penyewaan stadion, baik itu Gelora Bung Tomo maupun G10N. Sebab, hal itu telah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Surabaya No. 2 Tahun 2013 Tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.

“Secara insidentil itu bisa digunakan masyarakat umum dengan aturan penggunaan melalui retribusi. Tetapi dengan catatan, ketika pemkot melalui Dispora tidak menggunakan sarpras (sarana prasarana) G10N ataupun GBT,” ujarnya.

Namun begitu, masyarakat tak perlu cemas jika memiliki keinginan untuk menggunakan lapangan sepak bola di Surabaya. Sebab, kata Afghani, di Surabaya masih banyak lapangan sepak bola lain yang layak digunakan untuk berlatih. Seperti lapangan Kebonsari, Karangpilang, dan Jambangan.

“Sebenarnya masih banyak lapangan sepak bola di Surabaya yang dapat digunakan. Ada sekitar 36-40 lapangan, banyak pilihan. Kalau di luar Stadion Tambaksari (G10N) dan GBT itu malah gratis, karena tidak ada Perda retribusinya,” jelas dia.

Di kesempatan yang sama, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Dispora Surabaya Edi Santoso menjelaskan, dari beberapa dekade ke belakang muncul legenda-legenda sepak bola asal Surabaya. Namun hal itu berbeda dengan kondisi sekarang. Di mana saat ini sangat minim atlet-atlet berprestasi yang muncul khususnya di bidang olahraga sepak bola. Atas keprihatinan itulah yang kemudian membuat pemkot berencana mendirikan Akademi Sepak Bola.

“Gagasan itu sudah lama ketika bertemu mantan-mantan pemain. Kenapa? Karena legenda sepak bola semakin tahun semakin habis. Karena mulai tahun 2012 sampai sekarang nyaris tidak ada kompetisi seperti dulu lagi sehingga Dispora punya keinginan,” kata Edi.

Melalui Puslatcab tersebut, pihaknya berharap, ke depan Kota Surabaya dapat kembali menelurkan atlet-atlet berprestasi. Khususnya dalam bidang olahraga sepak bola. Bahkan, untuk mendukung pendidikan latihan sepak bola di G10N, pemkot bakal menggandeng Unesa (Universitas Negeri Surabaya) beserta mantan pemain asal klub di Surabaya untuk melatihnya.

“Kita akan coba kerjasama dengan Unesa. Unesa sudah akan membuka kursus olahraga sepak bola, nanti kita akan matchkan ke sana. Artinya nanti ketika pendidikan di akademi jalan, maka pendidikannya akan kita bawa ke sana. Jadi keduanya harus seiring antara prestasi dan akademik,” terang dia.

Seiring berjalannya waktu ke depan, pihaknya mengaku juga bakal menyiapkan Stadion G10N sebagai pusat latihan pendidikan sepak bola beragam usia. Mulai umur 10-12 tahun, 13-15 tahun, 15-19 tahun, atau usia senior. Namun yang pasti, batasan usia yang dilatih bakal mengacu pada aturan Porprov Jawa Timur. “Kalau Porprov Jatim nanti sampai umur 21 tahun, maka kita tambahi usia 17-21 tahun.  Ini adalah hasil seleksi pemain Surabaya, kita akan bikin seperti itu,” ujarnya.

Wacana pendirian akademi yang dipusatkan di Stadion G10N pun mendapat respon positif dari beberapa mantan pemain sepak bola yang pernah membela klub Persebaya. Seperti di antaranya, yakni Yusuf Ekodono, Anang Ma’ruf hingga Jacksen F Tiago.

“Harapan saya nanti mari semua masyarakat Surabaya mendukung pemkot untuk menciptakan pemain-pemain yang berkualitas. Untuk Persebaya khususnya, dan nantinya juga untuk Tim Nasional,” kata Yusuf Ekodono yang juga mantan pemain Timnas sepak bola.

Dukungan yang sama juga disampaikan Anang Ma’ruf. Pria yang juga pernah membela klub Persebaya ini menyambut positif rencana Pemkot Surabaya mendirikan Akademi Sepak Bola. “Adanya program akademi sepak bola ini saya apresiasi sekali. Mungkin adanya pelatihan ini saya harapkan akan muncul kembali talenta-talenta muda,” kata Anang.

Sebab, Anang juga mengaku prihatin melihat kondisi dunia persepakbolaan saat ini, khususnya di Kota Surabaya. Dia menilai, bahwa saat ini sangat minim bibit-bibit muda berbakat di bidang olahraga sepak bola yang muncul. “Makanya saya dan Yusuf Ekodono sangat menginginkan bagaimana Surabaya seperti dulu lagi. Terutama Persebaya yang melahirkan talenta-talenta seperti dulu lagi,” pungkasnya. pur

baca juga :

Berhasil Serahkan 172 Sertifikat, Risma Beri Penghargaan Jajaran BPN Surabaya I dan II

Redaksi Global News

Pelatih Borneo FC Dukung Terens ke Timnas

Redaksi Global News

Putus Tren Buruk, Fabio Lefundes Apresiasi Kerja Keras Pemain

Redaksi Global News