Global-News.co.id
Kesehatan

Puasa Kok Tambah Gemuk?

Ilustrasi
Ilustrasi

Berpuasa Ramadhan selama satu bulan penuh logikanya membuat berat badan turun. Namun, sebagian ada yang berat badannya justru naik setelah selesai bulan Puasa. Mengapa?  

Selama bulan Puasa, orang cenderung mengurangi aktivitas fisik. Sebaliknya makanan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka tetap dalam porsi untuk orang beraktivitas. Padahal biasanya orang yang berpuasa akan makan berlebihan ketika sahur karena mungkin takut lemas atau balas dendam saat berbuka puasa.

“Sedangkan pagi dan siang harinya, aktivitas fisik yang dilakukan berkurang, banyak tidur dan jarang sekali bergerak,” papar Ahli Gizi Klinik FKUI-RSCM, Samuel Oetoro, SpG.K.

Menurut Samuel, prinsipnya, orang menjadi gemuk karena makanan yang dikonsumsi lebih banyak daripada makanan yang diolah menjadi tenaga. “Ini banyak terjadi di bulan puasa,” ungkap Samuel Oetoro. “Kebanyakan orang justru cenderung makan makanan berlebih ketika sedang puasa daripada hari-hari normal, sedangkan aktivitas fisiknya cenderung berkurang,” jelas dokter yang juga berpraktik di Semanggi Spesialist Clinic ini.

Dokter spesialis gizi klinik Saptawati Bardosono menjelaskan hal serupa. Bertambahnya berat badan meski sudah berpuasa bisa disebabkan oleh kebiasaan makan yang salah, yaitu saat sahur dan berbuka. Kesalahan-kesalahan itu antara lain, pilihan jenis makanan dan jumlah makanan yang dimakan.

Dicontohkan Saptawati, kebiasaan orang Indonesia untuk berbuka puasa dengan minuman dan makanan manis adalah salah satu yang memicu naiknya berat badan. Minuman dan makanan manis manis membuat otak cenderung tidak cepat merasa puas, meski kalori yang diminum sebenarnya sudah banyak.

“Belum lagi dampak minuman dan makanan manis yang bikin ketagihan. Setelah minum atau makan yang manis-manis, orang lebih mungkin untuk ingin makan manis-manis lagi,” kata staf pengajar di Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Selain itu, minuman dan makanan manis yang dikonsumsi langsung ketika berbuka Puasa juga bisa membuat kenaikan gula darah terjadi dengan cepat. Hal ini sangat berisiko terutama bagi penderita diabetes mellitus.

Karena itu, kata Saptawati, sebaiknya untuk berbuka puasa, utamakan untuk mengganti cairan yang hilang terlebih dahulu yaitu dengan mengonsumsi air putih. “Barulah kemudian makan buah yang manis seperti kurma untuk mengganti kadar karbohidrat dalam tubuh yang sudah menurun setelah berpuasa seharian,” saran dia.

Selain minuman dan makanan manis, Saptawati juga mengimbau tidak mengonsumsi makanan lemak tinggi sebagaimana terkandung dalam makanan cepat saji. Ini karena, menurut Saptawati, makanan berlemak sebetulnya tidak terlalu dibutuhkan bagi tubuh yang berpuasa.

Sebaliknya, zat gizi yang paling dibutuhkan bagi tubuh saat berpuasa adalah karbohidrat dan protein. Kedua zat gizi ini mengalami penurunan kadar yang pesat saat puasa, selain air tentu saja.

Jumlah makanan yang dimakan juga perlu menjadi perhatian. Biasanya karena sudah berpuasa seharian, orang merasa perlu makan lebih banyak dari yang seharusnya. Inilah yang membuat berat badan melejit meski berpuasa. “Jangan makanan berlebihan saat berbuka dan sahur, itulah kuncinya,” tandasnya.

Alhasil, lemak di dalam tubuh yang menyebabkan berat badan tidak kemana-mana dan akhirnya meningkat meski sedang puasa karena jarang melakukan aktivitas fisik.

Nah, supaya berat badan tidak tambah naik, menurut Dr Samuel, seharusnya orang tetap mengontrol pola makan dan berolahraga. “Tidak berlebihan makan makanan atau minuman yang manis, seperti sirup, kolak, es buah dan lainnya,” papar Samuel. “Makanlah secukupnya. Kurangi santan, makanan berlemak, gorengan dan makanan yang berlemak dan berkalori tinggi lainnya. Jangan jadikan saat berbuka puasa sebagai ajang balas dendam, tetap kontrol pola makan dengan perbanyak sayur dan buah,” pesan Samuel.

Samuel juga meminta agar tetap berolahraga meski sedang puasa, setidaknya setelah subuh dan 30 menit menjelang berbuka puasa. Olahraga yang disarankan adalah jalan kaki, bersepeda, berenang atau olahraga ringan lainnya yang tentunya tidak membuat puasa batal.

Saptawati Bardosono, ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengungkapkan, agar berat badan tak bertambah dan bisa menjalani gaya hidup sehat selama berpuasa, disarankan agar disiplin dan mengatur jadwal. Jadwal tersebut adalah kontrol pada porsi makanan ketika berbuka dan banyak beraktivitas setelah berbuka. “Sebaiknya, ketika beduk Maghrib terdengar, paling bagus adalah meneguk air putih lebih dulu, kemudian baru air yang manis. Ini agar cepat memulihkan energi kita,” ujar Saptawati.

Setelah itu, kata Saptawati, diikuti dengan makanan kecil sedikit. Mengemil buah-buahan yang segar menjadi pilihan yang paling baik karena banyak mengandung air yang bisa langsung menghilangkan dehidrasi, rasanya yang manis dan mengandung gula akan cepat memulihkan energi. Tubuh yang lemas seharian pun akan menjadi lebih bersemangat ketika banyak makan buah.

Kemudian, sebaiknya melaksanakan shalat Maghrib terlebih dahulu. Baru, setelah itu kita makan besar dengan nasi atau sumber karbohidrat padat lainnya. “Perlu ada jeda antara berbuka puasa dan makan malamnya,” ungkap Saptawati.(zis)

 

 

 

 

 

baca juga :

Presiden Jokowi Perpanjang Status Pandemi Covid-19

Redaksi Global News

Satgas Optimistis Kasus Baru TB di Surabaya Menurun

Perempuan adalah Madrasah Pertama Anak-anaknya

Redaksi Global News