SURABAYA (global-news.co.id) – Persaingan masuk Universitas Airlangga (Unair) semakin ketat seiring dengan meningkatnya jumlah pendaftar dan dinamika nilai seleksi. Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Bambang Sektiari Lukiswanto DEA DVM menegaskan bahwa peluang diterima di program studi sangat bergantung pada tren hasil seleksi tahun sebelumnya.
“Keketatan program studi itu sangat bergantung pada hasil seleksi tahun sebelumnya karena ada semacam siklus. Siklus ini menunjukkan bahwa calon mahasiswa biasanya berkonsultasi dengan guru BK (Bimbingan Konseling) atau pihak lain untuk mengukur peluang mereka diterima di program studi yang dipilih,” ujarnya, di Surabaya, Selasa (25/3/2025).
Ia juga menjelaskan bahwa sekolah atau bimbingan belajar sering kali membantu siswa dalam mengukur peluang ini dengan melakukan evaluasi skor latihan tes. Namun, faktor penentu utama tetap bergantung pada jumlah peminat dan nilai rata-rata pendaftar setiap tahun.
Sebagai gambaran, beberapa program studi di Unair memiliki tingkat keketatan yang tinggi berdasarkan jalur seleksi. Fakultas Kedokteran (FK) misalnya, mencatat keketatan 4,04 persen melalui SNBT, 2,90 persen melalui SNBP, dan 4,79 persen melalui jalur mandiri, menjadikannya program studi dengan persaingan tertinggi di rumpun saintek.
Sementara itu, untuk rumpun soshum, program studi Ilmu Komunikasi memiliki tingkat keketatan 5,37 persen (SNBT), 4,46 persen (SNBP), dan 11,37 persen (Mandiri). Program studi lain seperti akuntansi dan hubungan internasional juga menunjukkan persaingan ketat dengan tingkat selektivitas masing-masing 5,61 persen dan 5,85 persen melalui SNBT.
Prof Bambang itu menyarankan agar calon mahasiswa cermat dalam memilih program studi dengan mempertimbangkan nilai ujian dan tren penerimaan sebelumnya. Data seleksi tahun-tahun sebelumnya yang terbuka untuk umum dapat menjadi referensi penting dalam menentukan pilihan yang sesuai.
Pada tahun ini, Unair menerima sekitar 9.100 mahasiswa baru, dengan peningkatan jumlah penerimaan melalui jalur seleksi mandiri yang naik dari sekitar 2.800 menjadi 3.200 mahasiswa. Setidaknya 30 persen dari total penerimaan mahasiswa berasal dari jalur ini, mencerminkan persaingan yang semakin ketat bagi calon pendaftar.
“Untuk memastikan peluang diterima, calon mahasiswa perlu mengoptimalkan pilihan program studinya dengan menentukan prioritas dari yang tertinggi hingga terendah. Keempat pilihan tersebut harus benar-benar sesuai dengan minat mereka, sehingga jika diterima di pilihan kedua atau ketiga, mereka tetap merasa nyaman dan sesuai dengan passion mereka,” tutupnya. (kmf)