Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Nasional Utama

Kedutaan Besar Jepang di Indonesia Kunjungi Fasilitas Pengolahan Limbah di SBI Pabrik Narogong

Minister for Economic Affairs and Development dari Kedubes Jepang di Indonesia Masato Usui (jaket hijau), mendengarkan penjelasan proses pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif di GreenZone, fasilitas pengolahan limbah industri dan sampah milik SBI di Narogong.

JAKARTA (global-news.co.id)  – PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) yang merupakan unit usaha dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) menerima kunjungan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia dan Japan International Cooperation Agency (JICA) di Pabrik Narogong Jawa Barat, Jumat (25/2).

Kunjungan yang bertujuan untuk melihat teknologi pengelolaan limbah dan sampah menjadi alternatif bahan bakar dan bahan baku yang dilakukan oleh SIG, dihadiri oleh Minister for Economic Affairs and Development dari Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, Masato Usui, beserta tim Kedubes Jepang di Indonesia dan JICA.

Sampah perkotaan dan limbah industri masih menjadi salah satu tantangan yang perlu dihadapi di Indonesia untuk mencapai target SDGs (Sustainable Development Goals) yang berhubungan dengan lingkungan dan sosial. Meskipun beragam inisiatif telah dilakukan oleh pemerintah dalam menangani persoalan ini, perlu ada dukungan secara konsisten dari seluruh lapisan masyarakat dan juga para pelaku usaha di berbagai sektor guna menciptakan iklim yang ramah lingkungan.

Direktur Utama SIG, Donny Arsal, mengatakan, SIG terus berinovasi untuk memberikan nilai tambah dan manfaat berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan. Salah satunya adalah ekonomi sirkular melalui teknologi pemanfaatan limbah industri dan sampah perkotaan untuk diubah menjadi energi alternatif terbarukan.

“Teknologi ini merupakan solusi jangka panjang untuk mengatasi persoalan limbah industri, sekaligus membantu memecahkan permasalahan sampah domestik yang dihadapi oleh pemerintah daerah,” kata Donny Arsal dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Senin (28/2).

Berbagi nilai dan komitmen pada pembangunan berkelanjutan, SBI menjalin kerjasama strategis dengan perusahaan semen asal Jepang, Taiheiyo Cement Corporation (TCC). Sinergi SIG, SBI, dan TCC, akan semakin mendorong kontribusi perusahaan terhadap pencapaian SDGs, melalui pengembangan produk dan solusi yang ramah lingkungan termasuk optimalisasi penggunaan bahan bakar alternatif dari pemanfaatan limbah industri dan sampah perkotaan.

Unit bisnis pengelolaan limbah SBI, Nathabumi, telah menjadi mitra bagi pemerintah serta perusahaan di berbagai bidang industri dalam memberikan solusi dan inovasi pengelolaan limbah dan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Salah satunya dengan menginisiasi fasilitas Refuse-Derived Fuel (RDF) pertama di Indonesia yang berlokasi di Cilacap, Jawa Tengah, bersama dengan Pemerintah Kabupaten Cilacap serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Selain itu SBI juga berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam pemanfaatan sampah domestik di TPST Bantargebang menjadi bahan bakar alternatif berupa RDF melalui metode landfill mining.

Sementara itu, Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo, menambahkan hal ini merupakan cerminan dari komitmen perusahaan untuk mewujudkan pembangunan keberlanjutan yang dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.

“Kami menjadi inisiator dan operator resmi fasilitas RDF di Cilacap, Jawa Tengah, serta pengelolaan limbah dengan metode co-processing di pabrik semen kami dengan didukung fasilitas pre-processing GreenZone, Narogong. Dengan demikian, hasil dari seluruh pengolahannya bisa dimanfaatkan kembali tanpa menimbulkan pencemaran dan residu apa pun,” katanya.

Menyampaikan apresiasinya terhadap kerjasama strategis antara SIG, SBI, dan TCC, Minister for Economic Affairs and Development dari Kedutaan Besar Jepang di Indonesia Masato Usui mengatakan  Jepang dan Indonesia telah memiliki sejarah panjang dalam kerjasama bilateral termasuk kerjasama bidang ekonomi yang tidak hanya dilakukan antara pemerintah, tetapi juga antara pelaku usaha.

“Pemerintah Jepang mendukung upaya-upaya kerjasama ini termasuk kerjasama yang dilakukan oleh SIG, SBI, dan TCC. Saya sangat menghargai kerjasama yang telah dibangun ini dan ingin melihat lebih banyak proyek yang dilakukan dan bagaimana teknologi Jepang berkontribusi pada ekonomi sirkular di Indonesia,” kata Masato Usui.

GreenZone

GreenZone merupakan fasilitas pre-processing limbah terintegrasi terbesar di Asia Tenggara yang dimiliki oleh PT Solusi Bangun Indonesia Tbk melalui unit bisnis pengelolaan limbah Nathabumi, di Pabrik Narogong, Jawa Barat. Dibangun di lahan seluas 5,2 hektare, GreenZone dibagi menjadi 3 area dengan total luas bangunan 2,3 hektare yang mampu mengelola berbagai jenis limbah baik B3 maupun non-B3 dalam bentuk padat, cair dan gas.

Dilengkapi dengan Laboratorium Limbah yang terakreditasi ISO 17025 dengan teknisi ahli dalam analisa limbah, GreenZone memiliki kapasitas pengelolaan limbah sebesar 160.000 ton per tahun yang diolah sebagai bahan bakar alternatif.
Sedangkan co-processing adalah metode pengelolaan limbah yang ramah lingkungan, menggunakan tanur semen milik PT Solusi Bangun Indonesia, Tbk yang bersuhu tinggi – sampai dengan 1.500°C – dan stabil, untuk memusnahkan limbah tanpa meninggalkan residu apa pun. Limbah yang dapat diolah dengan cara ini antara lain limbah industri, bahan yang tidak memenuhi syarat, produk kadaluwarsa serta jenis limbah lain yang tidak dapat didaur ulang dengan proses biasa. (tis, fan)

baca juga :

Keluarga Ikhlaskan Kepergian Petinju Hero Tito

AS Tarik Personel Tentara dan Rudal Patriot dari Arab Saudi

Peringati Hari Aksara Internasional ke-55, Wagub Emil Berharap Tingkat Literasi Masyarakat Jatim Meningkat

Redaksi Global News