Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Pendidikan Utama

Reuni 40 Tahun Teknik Mesin ITS 1984 – M 27 Diisi Kuliah Senior untuk Yunior

Sejumlah alumni Teknik Mesin 1984-M 27 berpose bersama.

SURABAYA (global-news.co.id) – Alumni Fakultas Teknik Mesin ITS Tahun 1984 – M 27 mengadakan reuni mulai 25 Mei hingga 26 Mei 2024. Sebagai pembukaan reuni dilakukan Kuliah Tamu dari Senior untuk Yunior Teknik Mesin ITS yang berlangsung di Kampus ITS, Sabtu (25/5/2024) pagi hingga siang dengan mengambil tema “Jawa Timur Over Supply Gas, Bisakah Mendukung Ketahanan Energi Jawa Timur?”.

Tampil sebagai pembicara pertama Nurwahidi. “Jatim mempunyai potensi besar gas yang hingga kini belum optimal dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat. Hal ini dikarenakan belum membaiknya infrastruktur. Terutama pipa-pipa gas yang belum ada di sejumlah kawasan industri,” katanya.

KIRI-KANAN:Nurwahidi, Arif Fauzan, Atok Setiyawan dan Argo Rusdibyo

Mantan Kepala SKK-Migas Jabanusa ini mengatakan, tahun 2023 potensi Lifting gas Jatim dan Jateng kisaran 750 mmscfd, sedangkan serapannya rata-rata hanya 557 mmscfd. Jadi masih ada kelebihan gas sekitar 190 mmscfd. Dan sampai saat ini belum ada penambahan buyer gas yang signifikan, sehingga rencana pengembangan lapangan gas lainnya menjadi tertahan karena belum ada buyernya. Ini yang harus kita pikirkan. Bagaimana caranya infrastruktur terbangun dengan baik, terutama untuk pipa-pipa dengan tujuan sejumlah kawasan industri yang selama ini membutuhkan gas.

“Kalau gas di Jatim-Jateng dapat dimanfaatkan secara optimal sudah pasti akan berdampak positif kepada ketahanan energi, khususnya di Jatim. Ujung-ujungnya nanti sudah pasti akan berdampak positif kepada pertumbuhan ekonomi di provinsi ini,” katanya.

Lalu bagaimana jalan keluarnya? Tentang ini Nurwahidi mengatakan, semua kembali kepada stakeholder. Sejauh mana mereka cepat membangun infrastruktur agar semua produksi gas tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal. Dia juga menyoroti ekspor gas ke sejumlah negara. Produksi gas dalam negeri sekitar 68 persen dikonsumsi dalam negeri. Kelebihannya sebagian besar diekspor.

“Andai gas yang diekspor diperuntukkan kebutuhan dalam negeri untuk kebutuhan gas rumahan, maka kita akan lebih berhemat dengan mengurangi impor LPG. Apalagi bila industri yang saat ini menggunakan BBM bisa kita ganti ke gas, maka akan terjadi pengurangan impor minyak yang sangat signifikan. Ini harus menjadi pemikiran kita semua, agar gas yang diproduksi di dalam negeri dapat mengurangi kebutuhan terhadap impor,” katanya.

Menggalakkan dan memberi kemudahan pada perusahaan lokal untuk ikut berinvestasi dalam memasarkan gas melalui metode CNG maupun mini-LNG, juga merupakan salah satu solusi tepat mempercepat komersialisasi gas di Jatim, tambahnya.

Dalam acara yang dimoderatori oleh Atok Setiyawan tersebut tampil sebagai pembicara kedua yakni Arif Fauzan, mantan Senior Vice President PT Pupuk Indonesia. Dia mengatakan kebutuhan gas untuk industri pupuk memang vital. Kebutuhan gas Pupuk Indonesia saat ini sekitar 870 mmscfd. Keberadaan gas sangat mendukung pada produksi pupuk di Indonesia. Seperti diketahui PT Pupuk Indonesia merupakan pengguna gas nomor tiga terbesar setelah PLN dan Industri lainnya.

“Kalau di suatu daerah diproduksi gas dengan tingkat umur 15-20 tahun produksinya, maka di situ bisa dibangun pabrik pupuk,” katanya.

Sementara itu pembicara ketiga Argo Rusdibyo mantan Senior Manajer dari K3S PGN Saka mengatakan, saat ini untuk mencari migas tidak semudah awal-awal dulu. Sekarang lapangan semakin sulit. Di samping itu untuk memproduksi migas mata rantainya panjang.

“Sebuah lapangan yang sudah ditemukan migasnya membutuhkan waktu yang tak sedikit. Sebuah sumur itu baru berproduksi sekitar 10 tahun kemudian,” katanya.

Dalam acara tersebut hadir baik para mahasiswa, dosen dan alumni sekitar 100 orang. Dalam kuliah tamu tersebut mendapat sambutan yang cukup meriah dari para mahasiswa dan mahasiswi. Setidaknya ada 10 penanya yang semuanya dijawab langsung oleh pembicara. Setelah usai kuliah tamu, peserta reuni melanjutkan acaranya ke Sarangan, Magetan Jatim.

“Di Magetan kami juga akan duduk bareng untuk membicarakan berbagai persoalan terkait dengan perkembangan ITS, terutama Fakultas Teknik Mesin ITS ke depannya,” kata Nurwahidi yang juga Ketua Panitia Reuni tersebut. (Erfandi Putra)

baca juga :

Piala Afrika, Salah Bawa Mesir Kalahkan Pantai Gading Lewat Adu Penalti

Redaksi Global News

575 Kios Pasar Songgolangit Ponorogo Ludes Terbakar

Dosis Satu Vaksin Anak 6-11 Tahun di Surabaya Capai 54 Persen

Redaksi Global News