SURABAYA (global-news.co.id) – Dalam upaya menyukseskan program Bangga Kencana di Jatim, Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur meminta komitmen seluruh OPD KB di 38 Kabupaten/Kota. Hal ini dilakukan melalui nota kesepakatan yang ditandatangi pada kegiatan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Bangga Kencana Tahun 2022, di Vasa Hotel Surabaya, Selasa (1/3).
Rakerda dihadiri oleh Pj Sekdaprov Jatim, Dr Wahid Wahyudi, Ketua PKK Jatim, Arumi Bachsin Emil Elestianto Dardak, Sekretaris Utama BKKBN, Tavip Agus Rayanto, serta Kaper BKKBN Jatim Dra Maria Ernawati MM, dan sekitar 300 peserta dari seluruh mitra kerja BKKBN Jatim.
Pj Sekdaprov Jatim, Dr Wahid Wahyudi, menyatakan, Rakerda BKKBN tahun 2022 mengambil tema yang sangat strategis. Sebab stunting masih terus menjadi perhatian utama pemerintah karena dampaknya yang menyangkut kualitas SDM bangsa.
Ia berharap, Rakerda ini dapat merumuskan grand design untuk dapat melakukan percepatan penurunan stunting. “Maka apa yang harus dilakukan untuk penyelesaian masalah stunting, dan telah ditetapkan targetnya, minimal 3 persen,” ujar Wahid Wahyudi.
Sekretaris Utama BKKBN, Tavip Agus Rayanto, mengatakan, tahun 2021 BKKBN masih menghasilkan kinerja yang baik meskipun sedang dalam masa pandemi Covid-19. Kinerja yang baik ini juga berkat dukungan dan kerjasama dari seluruh stakeholder, baik tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota hingga tingkat lini lapangan, serta peran dari mitra kerja.
“Kami menyadari masih banyak yang harus dibenahi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal. Salah satunya dengan melakukan akselerasi dan kolaborasi inovatif dengan mengadopsi pendekatan pentahelix,” ucap Tavip.
Tavip menyebutkan sasaran strategis Program Bangga Kencana tahun 2022, antara lain penurunan angka Total Fertility Rate (TFR) menjadi 2,21, peningkatan Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi Modern (mCPR) menjadi 8,0 persen, penurunan kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need) menjadi 8.0 persen.
Kemudian penurunan angka kelahiran remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19) menjadi 21 kelahiran per 1000 WUS usia 15-19 tahun, peningkatan Median Usia Kawin Pertama perempuan menjadi 22 tahun dan peningkatan Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) menjadi 57 pada tahun 2022.
Selain sasaran strategis di atas, sambung Tavip, saat ini Angka Prevalensi Stunting di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu sebesar 24,4 perseb (SSGI 2021) sedangkan waktu tersisa angka stunting di Indonesia menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang tinggal 2,5 tahun.
BKKBN juga punya tugas mewujudkan pencapaian sasaran indikator pembangunan di bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana Pembangunan Menengah Nasional (RPJMN 2020-2024).
“Ini artinya, pada tahun anggaran 2022 ini, BKKBN harus lebih bekerja keras untuk mencapai sasaran-sasaran RPJMN dan target Penurunan Angka Prevalensi Stunting di Indonesia,” ujarnya di depan Kepala OPD KB seluruh Jawa Timur dan stakeholder yang menghadiri Rakerda, baik offline maupun secara online.
Tavip menambahkan tema Rakernas Tahun 2022 adalah Penguatan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting melalui Optimalisasi Sumber Daya dan Konvergensi Lintas Sektor. Hal ini dimaksudkan agar BKKBN lebih fokus membahas permasalahan penanggulangan stunting di samping Program Bangga Kencana, sehingga target bisa tercapai. (kmf, jtm)