SURABAYA (global-news.co.id) – Gonjang-ganjing wayang Gus Miftah–sebuah pertunjukan yang digelar untuk merespon ceramah Khalid Basalamah– membuat dai bernama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman itu banjir kecaman. Salah satu yang mengkritik Gus Miftah adalah Wakil Ketua PWNU Jatim KH Abdussalam Shohib (Gus Salam).
Kiai muda asal Jombang ini menanggapi pro-kontra pentas wayang di ponpes milik Gus Miftah yang menunjukkan “wayang berpeci dan berjanggut” mirip Khalid Basalamah dihajar ramai-ramai dalam adegan perang melawan tokoh wayang lain. PWNU Jatim pun menyayangkan hal itu terjadi atas respons kontroversi ‘wayang haram’ yang diucapkan Basalamah.
“Saya kira itu terlalu berlebihan dalam merespons kontroversi masalah wayang. Kita juga prihatin dengan pendapat seseorang soal wayang. Namun tak perlu ditanggapi seperti itu. Bolehlah secara pribadi kita tidak setuju dengan pendapat seseorang, tapi tak perlu seperti itu,” kata Gus Salam, Rabu (23/2).
Pengasuh Ponpes Mamba’ul Ma’arif Jombang ini menilai apa yang dilakukan Gus Miftah tidak arif dalam merespons polemik soal wayang. Menurutnya, respons Gus Miftah tak sesuai dengan gaya santri NU yang tidak diajarkan membalas suatu kejelekan dengan kejelekan pula.
“Gus Miftah kurang arif. Kalau gaya kita santri NU, kalau ada yang berbuat jelek kita tidak membalas dengan kejelekan. Kita tetap berbuat baik apa pun perlakuan orang tersebut. Kalau mereka melecehkan kita, kita membalas dengan melecehkannya, apa bedanya kita dengan mereka? Kalau ada yang menghina kita, lalu kita balas dengan menghina mereka, sesungguhnya kita dengan mereka sama. Kalau dalam etika santri ini tidak seperti itu, kita diajarkan selalu berbuat baik,” katanya.
Sama dengan yang dilakukan Ustad Khalid Basalamah, Gus Miftah pun akhirnya meminta maaf kepada para pihak yang terganggu dengan pentas wayangnya itu. Gus Miftah meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi akibat pentas wayang dengan menampilkan wajah ustaz Khalid Basalamah di pondok pesantren miliknya beberapa hari lalu.
“Ok, fine. Saya minta maaf atas kegaduhan yang terjadi, bukan karena nanggap wayangnya,” tulis Gus Miftah dikutip dari Instagram resmi @gusmiftah, Rabu 23 Februari 2022.
Dalang dengan segala otoritasnya, kata dia, tidak bisa diintervensi atas lakon yang dibawakannya. Posisi dalang independen dengan lakon yang dibawakannya. “Tapi kan pentasnya di pondoknya Miftah? Yang salah ya Miftah!!! Musnahnya wayang itu sederhana kok, kalau sudah tidak ada yang nanggap dan nguri-nguri. Lha Miftah nanggap saja supaya kelestariannya terjaga, malah disalahkan. Pokoknya Miftah salah, dan harus minta maaf. Oke, salahkan saya jangan dalangnya, pokok e salahnya Miftah,” kata dai yang akrab dengan kalangan artis ini.
Pada akun instagramnya, Gus Miftah juga memposting dua berita media. Pertama mengenai berita Presiden RI dari Gus Dur, Megawati hingga SBY pernah diparodikan tapi tetap tidak protes. Dalam postingan pertama, Gus Miftah menjelaskan, jika wayang dan narasinya merupakan kewenangan dalang. Dia juga mengaku salah.
“Nanggap wayang itu panitia, cerita dan lakon wayang itu otoritas dalang. Sajak yang viral itu tanggung jawab saya silakan kalau tidak sefaham. Tapi cerita dan lakon wayang itu otoritas dalang sepenuhnya. Nggak urusan yang penting yang mengadakan kamu! Ya sudah enggak apa-apa yang salah saya,” tulis Gus Miftah.
Di postingan Instagram Gus Miftah selanjutnya, guru Deddy Corbuzier ini kembali memposting ucapan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nusron Wahid yang menyatakan jika pemimpin negara yang pernah diparodikan dengan wayang tidak ada yang ribut.
Pentas wayang itu menampilkan dalang Ki Warseno Slank. Sang dalang Ki Warseno Slenk juga angkat bicara. Juga sudah meminta maaf. Menurut dia, tokoh wayang dengan menggunakan peci dan berjenggot itu bukan Khalid Basalamah. Dia mengatakan selama pementasan juga tidak pernah menyebut nama.
“Saya nggak nyebut nama apa pun. Nggak mirip (Basalamah), jauh. Ya orang aja tidak bisa memandang dimirip-miripkan ya. Ya, monggo itu kan wayang,” kata dia. Dia membantah tuduhan tokoh wayang berpeci dan berjenggot itu adalah Khalid Basalamah. Menurutnya, tokoh wayang yang dihajar Baladewa itu merupakan tokoh wayang karikatur.
Sebelumnya Ustaz Khalid Basalamah juga meminta maaf atas pernyataannya yang terkesan melarang wayang. Ceramah Khalid Basalamah soal wayang itu viral di media sosial.
Khalid Basalamah pun banjir kecaman. Akhirnya dia pun memberikan klarifikasi dan memohon maaf atas potongan video ceramah yang viral itu. Namun banyak tokoh mempersoalkan pernyataan Ustaz Khalid, salah satunya Gus Miftah.
Di awal pergelaran wayang, Gus Miftah mengungkapkan bahwa pergelaran wayang ini digelar spontan, terlepas dari kontroversi pengharaman wayang kulit. Baginya, semua ini ada hikmahnya agar selalu mengingat budaya Indonesia. (vvn, wis)