SURABAYA (global-news.co.id) – Era pandemi Covid-19 memaksa orang go digital. Dan ketika sudah mendapatkan kenyamanan dengan layanan digital, beberapa bahkan mayoritas pelaku bisnis malah enggan balik ke cara konservatif.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil E.Dardak, mengatakan itu dalam Seminar & Awarding ONPreneurship yang diselenggarakan Bank OCBC NISP, Jumat (21/1). “Kita sudah membuktikan meski pakai masker, ekonomi tetap bisa berputar. Kita harus optimistis bersama-sama supaya ekonomi terus muter. Dan salah satu solusi atau pola baru adalah belajar di e-commerce. Karena itu toko-toko harus beradaptasi, kita tidak bisa lagi mengandalkan bisnis lama yang mengandalkan orang lewat lalu membeli produknya,” ujar Wagub yang jadi keynote speaker di acara tersebut.
Emil menyebut, nilai ekonomi digital di Indonesia diprediksi akan mencapai 146 miliar dollar pada 2025 dan sebanyak 104 miliar dollar di antaranya merupakan nilai ekonomi dari e-commerce.
Diungkapkan, Jatim merupakan daerah dengan perekonomian terbesar kedua di Indonesia. Industri menjadi penopang perekonomian terbesar di Jatim dengan angka 30,6%. Sektor makanan dan minuman merupakan industri yang paling besar.
“Perekonomian sebesar itu bukan didominasi oleh perusahaan besar, namun sebanyak 57% disumbang oleh UMKM (usaha mikro kecil dan menengah). Oleh karena itu, UMKM penting sekali sebagai tulang punggung perekonomian di Jatim,” ujar Emil.
Walaupun sempat “tertidur” karena pandemi Covid-19, UMKM Jatim mulai pulih sejak April 2021. Bahkan, perekonomian perlahan bangkit dan tumbuh sekalipun pemerintah pusat sempat menerapkan kebijakan PPKM Darurat. “Salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur adalah transformasi digital yang dilakukan oleh pelaku usaha, termasuk pelaku UMKM,” ujar Wagub.
Emil juga mengingatkan, penyakit terbesar UMKM adalah pembukuan yang campur antara uang bisnis dan keuangan pribadi. “Personal finansial manajemen adalah salah satu resep sukses,” ujarnya.
Seminar bertema Resep Sehat Financial UMKM yang digelar di Financial Fitness Gym OCBC NISP dan dikuti lebih dari 5.000 peserta offline maupun online itu menghadirkan pula Fahmi Anggriawan sebagai salah satu narasumber. Fahmi merupakan entrepreneur yang sukses mengembangkan berbagai lini bisnis, serta aktif dalam komunitas pelatihan usaha di wilayah Jatim. Dia antara lain memaparkan materi dari mindset, sistem bisnis, hingga pengelolaan keuangan untuk mengembangkan bisnis UMKM.
Executive Vice President National Network Head Bank OCBC NISP, Jenny Hartanto, mengatakan, program #ONPreneurship Mencari Jagoan Lokal Sehat merupakan salah satu program CSR dari bank-nya untuk menghadirkan ekosistem yang kolaboratif untuk mendukung pelaku UMKM Indonesia menjadi financially fit.
“Melalui #ONPreneurship, Bank OCBC NISP menjadi mitra seperjalanan para pelaku UMKM agar semakin siap membawa bisnis melaju jauh di era new normal. Program ini menghadirkan ekosistem kolaboratif untuk menambah wawasan dan berbagi pengetahuan, mulai dari manajemen keuangan, branding dan digital, serta mendorong UMKM memperluas jejaring bisnis,” ujar Jenny seraya menyebut sampai dengan September 2021, pihaknya telah menyalurkan kredit senilai Rp 18,5 Triliun untuk sektor UMKM.
Ditambahkan, rangkaian program #ONPreneurship Mencari Jagoan Lokal Sehat menjadi salah satu perwujudan komitmen Bank OCBC NISP untuk menghadirkan solusi perbankan dan non-perbankan atau beyond banking yang relevan bagi pelaku UMKM. Lebih dari 1.500 UMKM mengikuti seleksi melalui rangkaian Webinar, Networking, dan Bootcamp. Seleksi tersebut dilakukan berdasarkan 4 pilar penilaian utama, yakni Financial Fit, Branding Fit, Marketing Fit, dan Digital Fit. Berdasarkan rangkaian program tersebut, terpilih 3 pemenang, masing-masing Muhammad Bayu Hermawan – @Tambiyaku, pelopor sorgum di Indonesia, Rio Sebastian Tjiptono – @YorrieEatery, penyedia makanan dan minuman vegan dan gluten free, serta Tekisna Salim – @brilienze, perusahaan konsultan bisnis. (ret)