PAMEKASAN (global-news.co.id) – Enam sekolah asal Pamekasan berhasil meraih predikat sebagai sekolah adiwiyata tingkat Jawa Timur. Sekolah tersebut antara lain SDN Larangan Luar III, SDN Palengaan Laok I, SMPN 1 Tlanakan, SMPN 4 Pamekasan, SMPN 1 Pamekasn dan SMPN 8 Pamekasan.
Dengan diraihnya predikat sebagai sekolah adiwiyata Jatim tahun 2021, maka sekolah sekolah tersebut berhak mengikuti penilaian tingkat nasional.
Jika berhasil maka sekolah sekolah tersebut akan mendapat predikat sebagai sekolah adiwiyata nasional. Keberhasilan meraih predikat sebagai sekolah adiwiyata ini, juga pernah diarih oleh sejumlah sekolah Pamekaasan pada tahun sebelumnya, di antaranya bahkan ada sejumlah sekolah yang sudah berhasil terpilh sebagai sekolah adiwiyata Mandiri, yakni SDN Kowel III dan SMPN Larangan I dan II.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Pamekasan Akhmad Zaini mengatakan penilaian sekolah adiwiyata itu memang rutin dilakukan tiap tahun. Pamekasan mengirimkan sejumlah sekolah untuk program ini. Ternyata tahun ini ada 6 masuk di tingkat Jatim dan tinggal menunggu penilaian tingkat nasional.
“Sebelumnya ada yang pernah Jatim, cuma tidak di peringkat atas seperti sekarang sehingga masuk penilaian nasional. Penilain tingkat nasional belum ada informasi, karena baru kemarin diumumkan di tingkat provinsi,” kata Akhmad Zaini, Kamis (2/12/21).
Bagaimana respon sekolah terkait prestasi ini? Zaini mengaku sebenarnya semua sekolah di Pamekasan telah diarahkan untuk diwajibkan menjadi sekolah adiwiyata , sekolah yang lingkungannya sehat dan nyaman dan di antara komponennya itu adalah ramah anak.
“Sekolah nyaman yang dimaksud itu kan tidak hanya fisiknya yang nyaman, tapi juga layanannya nyaman kepada siswa. Ketika bicara layanan maka itu berbicara sekolah ramah anak. Jadi adiwiyata ini pada dasarnya ingin menjadikan sekolah berada dalam suasana belajar yang bagus. Supaya anak anak nyaman dalam belajar,” terangnya.
Sesuatu yang tampak jelas berubah dari sekolah yang masuk adiwiyata itu, kata Zaini, adalah paling tidak tampak dari lingkungan yang bersih, rindang dan sehat. Kalau kaitan dengan semangat anak dan guru, Zaini menegaskan pasti akan ada korelasi antara prestasi siswa dan lingkungan sekolah.
“Hubungna antara prestasi siswa dengan layanan guru terhadap siswa, pasti ada korelasi. Sebab dengan lingkungan yang nyaman, bagus, sarana lengkap, otomatis belajarnya jadi nyaman juga, sarana dan prasarana terpenuhi, ini tentu akan pendukung terhadap proses pembelajaran,” jelasnya.
Zaini mengatakan proses belajar itu berkaitan dengan suasana otak dan hati para siswa. Kalau keduanya antara kebutuhan otak dan hati tidak terpenuhi, tentu belajar tidak akan maksimal. Dua target itu harus terpenuhi untuk menjadikan siswa yang baik.
”Yang pasti jangka panjang manfaat sekolah adiwiyata untuk anak adalah memiliki kepedulian lingkungan social, peduli penghijauan. Pembiasaan bagi mereka akhirnya melahirkan budaya bersih. Lingkungan anak-anak, kan ada keluarga, sekolah dan masyarakat,” pungkasnya. (mas)