SURABAYA | (global-news.co.id) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan serah terima jabatan (sertijab) dengan mantan Gubernur Soekarwo di Gedung DPRD Jatim Senin 18 Februari 2019. Khofifah Indar Parawansa menerima cenderamata dari mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo disaksikan Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri Soni Sumarsono dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak. Sertijab ini tanpa dihadiri mantan wakil gubernur Saifullah Yusuf alias Gus Ipul.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur perempuan pertama Jatim itu mengucapkan terima kasih kepada pendahulunya yang akrab disapa Pakde Karwo tersebut.
“Kami juga mengucapkan secara khusus secara tulus, terima kasih ini Pakde, mudah-mudahan seluruh keteladanan Pakde dan juga Ibu Nina Soekarwo yang telah membawa kemajuan kepada Jatim sampai tahapan ini,” kata Khofifah, Senin (18/2/2019).
Selain itu, gubernur berusia 53 tahun itu juga tidak lupa menyebutkan mantan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf dan istri, Ny Hj. Fatma Saifullah Yusuf.
“Semuanya akan menjadi bagian dari Jariyah Pakde Bude dan tentu Gus Ipul dan Fatma,” tambahnya.
Usai menandatangani dokumen sertijab, Khofifah berpidato berisikan visi dan misi hingga 9 program pokok dalam Nawa Bhakti Satya. Ia ingin mengajak segenap rakyat Jatim berlari menuju masa depan yang lebih baik.
“Perkenankan mengajak seluruh rakyat masyarakat Jawa Timur untuk bersama-sama berlari menuju era emas pembangunan Jawa Timur yang dilandasi semangat untuk terus berubah. Menjawab tantangan dengan ikhtiar terbaik dan tawakkal memohon ridha kepada Allah SWT,” lanjutnya.
Khofifah resmi menggantikan Pakde Karwo setelah menjalani pelantikan di Istana Negara, Jakarta pada Rabu (13/2) sore. Keesokan harinya, bersama sang wakil, Emil Dardak, dia diarak dari Masjid Al-Akbar Surabaya hingga Gedung Negara Grahadi.
Usai acara penyambutannya yang cukup meriah, Gubernur Khofifah Indar Parawansa-Wagub Emil Elestianto Dardak memasuki Kantor Gubernur di Jalan Pahlawan Surabaya.
Saat menilik kantornya, Khofifah ingin ruangannya dilengkapi operation room yang terkoneksi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Khofifah mengaku hal ini merupakan keinginan lamanya sejak menjadi Menteri Sosial. Namun belum berhasil terlaksana lantaran terlalu mahal.
“Saya punya mimpi besar waktu jadi menteri dan itu belum kesampaian, itu punya operation room seperti punyanya BNPB. Waktu itu kita tidak dapat anggaran yang cukup untuk itu,” kata Khofifah di Kantor Gubernur Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat (15/2/2019). (Erfandi Putra)