PAMEKASAN (global-news.co.id) –Di tengah persaingan ketat dan lesunya perekonomian dunia, “Shoraya Batik” Pamekasan terus berkarya. Pengrajin batik tulis khas Pamekasan yang tidak asing bagi pengemar batik nasional itu terus konsisten pada pengembangan usahanya.
Hingga kini Shoraya Batik terus berkreasi menelurkan berbagai motif baru batik sesuai dengan perkembangan zaman dan dinamika selera masyarakat, namun tetap menjaga dan tidak membuang nilai-nilai estetika tradisionalnya.
“Batik adalah kekuatan khasanah budaya bangsa Indonesia. Karya dari masa ke masa, dari generasi ke generasi. Ini tidak bisa dihentikan, ” kata Soraya pemilik butik “Shoraya Batik” saat ditemui di kediamannya Jalan Pintu Erbang No 46 Pamekasan, Rabu (15/11/2023).
Bagi penggemar batik, Shoraya Batik bukan hal yang asing. Karya batik tulis Shoraya Batik hingga kini bukan hanya dinikmati oleh penggemar batik nasional namun hingga internasional.
Berawal jual beli kain batik dan mengerjakan pesanan batik dari merek batik yang sudah terkenal, Soraya yang dibekali prinsip hidup tekun dan sabar oleh leluhurnya terus berupaya menghasilkan batik-batik yang berkualitas.
Langkah awal yang dilakukannya adalah berupaya agar batik karyanya supaya bisa digandrungi para pejabat dan penggemar batik dalam dan luar negeri. Karena itu Shoraya Batik, sering pameran tunggal UMKM di Jakarta Convention Center hingga ke Singapore,
Tahun 1990-an, didukung semangat ingin menjadi pengusaha, Shoraya Batik akhirnya menemukan ide cemerlang menciptakan satu motif batik satu warna dominan, hanya untuk satu kain batik (limited edition). Di awal-awal penjual kain batik limited edition penuh perjuangan. Karena hanya bagi orang-orang tertentu saja yangh bisa memahami.
Tahun 1992 karya gemilang itu mendapat penghargaan dari Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, sewaktu Ibu Shoraya kuliah di jurusan Psikologi. Pada 1998, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek RI) memberi penghargaan “Batik terbaik dalam Tata Tulis, Warna dan Desain se Indonesia”.
Batik limited edition karya ibu Shoraya terus dipromosikan, akhirnya Presiden RI saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono mendengar kabar itu. karena itu ketika ada acara pengucuran dana KUR TKI, di Kantor Gubernur Jatim, Shoraya Batik menjadi primadona. Di kesempatan itu, Ibu Ani Yudhoyono, menorehkan malam dari cangklong lukisan batik karya ibu Soraya.
“Mencintai batik karena suatu karya yang sangat unik yang merupakan inspirasi bagi pembuatnya. Batik memberikan berkah yang luar biasa kepada orang lain. Kalau ditekuni bisa membantu banyak orang yang punya hasil setiap harinya,” tuturnya.
Karya “Shoraya Batik” kini terus menjadi andalan di galerinya, antara lain batik “Tradisional Madura”; “Mu Ramuk”; “Rebana Oleng”; “Rebana Monyok”; “Kenari”; “Sok Darra”; “Pi Kopi”; “Tanah Pasir”; “Beras Tumpah” dan “Acar Sasubah”.
Soraya berkomitmen akan selalu bertahan di batik, akan selalu berinovasi mencari desain baru dan terbaik.” Saya tidak berhenti, dan akan selalu membatik sampai akhir dari hidup saya”, tegasnya.
“Motif, warna dan pembuatannya punya karakteristik sendiri, punya nilai estetika tinggi. Sebagai batik motif tradisional Madura sangat menonjolkan kecerahan warna tanpa kita ragu akan luntur,” ujar Abdul Mu’in, dosen IAIN Madura, pelanggan Shoraya Batik, Rabu (15/11/2023). (mas)