Global-News.co.id
Indeks Nasional Utama

LAPAN: Super Blue Blood Moon Bakal Berlangsung Selama 76 Menit

Super Blue Blood Moon

JAKARTA (global-news.co.id)-Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengomentari mengenai fenomena super blue blood moon di Indonesia. Sejatinya, super blue blood moon adalah gerhana bulan total yang akan berlangsung, Rabu (31/1/2018) selama kurang lebih 76 menit.

Ia mengatakan, fenomena langka ini juga aman untuk dilihat dengan mata telanjang, layaknya mengamati bulan purnama seperti biasa.

Awal proses gerhana akan dimulai pukul 18:48 WIB saat bagian bawah (sisi timur) purnama mulai tergelapi oleh bayangan bumi, atau disebut juga sebagai umbra.

Kemudian, pukul 19.52 WIB, seluruh purnama akan masuk ke bayangan inti bulan sebagai awal dari gerhana bulan total, sehingga bulan akan menjadi gelap kemerahan. Warna merah itu sendiri disebabkan oleh pembiasaan cahaya matahari oleh atmosfer bumi.

Gerhana bulan total ini akan berlangsung hingga pukul 21:08 WIB, yaitu saat purnama menjelang keluar dari umbra. Setelah itu, secara perlahan cahaya purnama mulai tampak dari bagian kanan bawah, atau sebelah timur. Keseluruhan proses gerhana akan berakhir pada pukul 22:11 WIB.

Menurutnya, gerhana kali ini mampu menarik perhatian publik karena sebutannya, yaitu super blue blood moon, yang dikarenakan fenomena ini menggabungkan tiga penampakan sekaligus. Yaitu supermoon, blue moon, dan gerhana bulan total.

“Disebut supermoon karena jarak bulan masih terdekat dengan bumi. Sehingga purnama dan gerhana tampak lebih besar dari biasanya. Disebut blue moon karena ini purnama kedua pada bulan Januari, setelah 1 Januari lalu,” tulisnya dalam blog pribadinya

“Gerhana bulan total juga sering disebut blood moon karena saat gerhana total, bulan tampak berwarna merah darah. Jadi, gerhana bulan pada 31 Januari 2018 boleh disebut super blue blood moon,” ia melanjutkan.

“Semua wilayah di seluruh nusantara akan baik untuk melihat gerhana bulan tersebut, selama pandangan tidak terhalang oleh awan saat melihat purnama,” ujar Thomas.

Thomas pun turut menyebutkan bahwa para penganut agama Islam dapat melaksanakan shalat gerhana seusai shalat isya.

Pihak LAPAN sendiri akan melakukan pengamatan terhadap super blue blood moon, sekaligus memberikan edukasi kepada publik yang bertempat di LAPAN Bandung dan LAPAN Sumedang pada 31 Januari mendatang.

Potensi Banjir Rob

Meskipun fenomena ini menarik untuk disimak, namun Thomas mengatakan bahwa penampakan tersebut dapat menimbulkan potensi terjadinya banjir rob.

“Deferensial gravitasi bulan yg jadi penyebab pasang surut air laut. Saat purnama, efeknya diperkuat matahari jadi pasang menjadi maksimum. Ditambah, saat jarak terdekat (supermoon), pasang yg ditimbulkan lebih tinggi lagi. Jadi daerah pantai yang landai berpotensi terjadi banjir rob,” katanya.

“Dalam kondisi normal gak masalah, hanya perlu kewaspadaan, terutama saat ada kondisi cuaca buruk di laut yg menyebabkan gelombang tinggi. Bila ada gelombang tinggi, jangkauan rob ke daratan bisa lebih jauh lagi,” tuturnya menambahkan.

Ia mengingatkan, potensi banjir rob dapat terjadi sekitar 2 hari sebelum dan sesudah gerhana bulan total terjadi, serta pada 31 Januari itu sendiri.

Jangan lewatkan momen langka ini dengan mengirimkan informasi seputar fenomena Super Blue Blood Moon di sekitar kalian ke pasangmata.com. (dtk)

baca juga :

PEM Akamigas, Ubah Kotoran Sapi dan Limbah Tahu Jadi Biogas

Redaksi Global News

Temui Pemain Timnas U-20 di GBK, Jokowi Minta Tak Patah Semangat

Gunung Merapi Status Siaga, Alami 144 Kali Gempa Guguran

Redaksi Global News