PASURUAN (global-news.co.id) – Gagal tak membuat putus asa atau frustasi. Itu pula tekat dan asa SMP Negeri 3 Bangil, Kabupaten Pasuruan yang optimistis mampu meraih predikat sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri (SAM) Tahun 2021, meski pernah gagal tiga kali.
Menurut Kepala SMPN 3 Bangil, Sulistyorini, ada banyak hal yang telah diperbaiki dari kegagalan pada penilaian Adiwiyata Mandiri mulai tahun 2014 lalu. Salah satunya perihal beberapa aspek penting yang wajib diperhatikan.
Aspek itu apa saja, yakni aspek kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan; kegiatan lingkungan berbasis partisipatif; dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.
“Setiap komponen harus ada standar, implementasi dan pencapaian. Mulai dari rencana aksi hingga proses raihan kriteria Sekolah Adiwiyata. Inilah yang terus kami perbaiki ketika saya mulai menjabat sejak 2019 lalu,” kata Rini di sekolahnya, Sabtu (21/08)
Dalam melaksanakan aspek penting tersebut, perlu sinergitas antarwarga sekolah secara maksimal. Warga sekolah harus berkarakter dan berbudaya lingkungan hidup dalam kegiatan sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah. Sehingga ketika sudah menjadi budaya, maka tak akan ada lagi warga sekolah yang abai pada lingkungan.
Dia optimistis sekolah yang dipimpinnya akan meraih predikat sebagai sekolah adiwiyata mandiri, lantaran kelengkapan dokumen yang dibutuhkan sudah disiapkan dengan baik. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan dengan cara memasukkan lingkungan ke dalam semua mata pelajaran yang diberikan guru kepada para siswa, telah diterapkan dengan baik.
Mengenai kesiapan sekolah jika sewaktu-waktu dikunjungi Tim Penilai Adiwiyata Mandiri, Rini mengaku siap 100%. Saat ini, tercatat ada 17 pokja (kelompok kerja) yang semua anggotanya adalah siswa-siswi SMPN 3. Setiap pokja beranggotakan 20% dari tiap-tiap kelas dengan tugas yang beragam. Sehingga ada tanggung jawab yang harus dipikul sembari terus dilakukan evaluasi.
“Contohnya Pokja Green House. Maka klasifikasi kegiatan pasti banyak berkaitan dengan tanaman. Koleksinya apa saja, perawatannya bagaimana. Fungsi dan manfaat tanaman seperti apa. Semuanya kami evaluasi,” urainya.
SMPN 3 Bangil juga telah melakukan pembinaan terhadap puluhan sekolah imbas yang lokasinya tak jauh dari sekolah. “Meski intensitas waktunya tidak seperti dulu karena terhalang pandemi Covid-19,” katanya. (sur, ins)