JAKARTA (Global News)-Sangat mengejutkan dan di luar dugaan banyak pihak! Begitulah pendapat banyak pihak terkait dengan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta yang diajukan Koalisi Cikeas (Demokrat, PPP, PKB dan PAN) pada sekitar pukul 02.40 WIB, Jumat (23/9/2016).
Nama Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni telah ditetapkan sebagai cagub dan cawagub dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 yang Jumat ini adalah deadline terakhir bagi partai politik pengusung.
Bukan hanya publik dibuat terkaget-kaget, bahkan Agus Harimurti yang dicagubkan pun dikabarkan juga kaget. Mengapa putra sulung mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono tersebut bersedia dicalonkan, padahal karir militernya terbilang relatif tanpa cacat?
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy mengatakan Agus memang terkejut dengan pencalonan ini. Namun, politisi yang akrab disapa Rommy ini menyebutkan Agus bersedia maju di Pilgub DKI.
“Agus diminta oleh kami, dan dia menyatakan kesediaannya. Ada perasaan campur aduk dari Agus, tidak pernah membayangkan ada perubahan garis edar hidupnya,” ujar Rommy usai jumpa pers di Puri Cikeas, Bogor, Jumat (23/9/2016).
Politikus yang akrab disapa Romy ini mengakui apabila publik bahkan Agus sendiri terkejut dengan keputusan ini. Romy mengaku salut dengan kesediaan Agus untuk dicalonkan walau memiliki karir yang sedang bagus dan tak memiliki latar belakang pengalaman politik dan birokrat.
“Kita perlu menghadirkan seseorang yang benar-benar baru. Jika publik terkejut atas keputusan ini, Agus juga terkejut. Sekali lagi kita hormati pengorbanannya untuk mengubah Jakarta,” jelas Romy.
Setali tiga uang, reaksi yang sama juga diungkapkan Sylviana Murni yang saat ini menjabat sebagai Deputi Gubernur DKI Bidang Kepariwisataan dan Kebudayaan. Sylviana mengaku kaget setelah tahu dirinya dipasangkan dengan Agus Harimurti.
“Bukan soal kaget saya dipilih. Saya kaget Mas Agus mau meninggalkan karirnya,” ujar Sylviana seperti dirilis, detikcom, Jumat (23/9/2016).
Sylviana memang baru bertemu sebentar dengan Agus Harimurti yang menjabat sebagai Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kemuning dan kabarnya tengah dalam proses pengunduran diri.
Sylviana juga hadir dalam konferensi pers pada pukul 02.15 WIB dini hari tadi dan kemudian diumukan secara resmi oleh Koalisi Cikeas (Demokrat, PPP, PKB dan PAN) pada sekitar pukul 02.40 WIB.
Dalam pertemuan singkat itu, Agus Harimurti dilaporkan tak banyak berbicara. Dia hanya menegaskan kepercayaan koalisi menunjuknya menjadi cagub harus dikerjakan dengan penuh tanggung jawab. “Dia bilang, ‘Bu kita harus berjuang’, berjuang untuk rakyat,” tutur Sylviana menirukan ucapan Agus Harimurti. Agus sendiri belum menyampaikan pernyataan resmi atas pencalonannya.
Yang membuat tambah penasaran publik adalah seberapa dekat Agus Harimurti dan Sylviana Murni? Sylviana menceritakan dirinya mengenal sosok Agus Harimurti Yudhyono dari media. Sylviana mengaku belum berkomunikasi intensif langsung terkait pencalonan mereka menuju kursi DKI 1.
“Di media ya (kenal Agus). Di Instagram ada, Facebook ada. Ketemu langsung suka juga kalau ada acara. Dulu waktu saya walikota, suka ada acara di Monas atau dimana. Suka dateng sama keluarga, ketemu begitu aja,” ungkap Sylviana, Jumat (23/9/2016).
Hingga usai pengumuman pencalonannya, Sylviana mengaku belum juga ada komunikasi intensif langsung dengan Agus. “Dia baru pulang semalam dari luar. Dari Australia ya. Jadi ya mungkin capek, ya udah,” kata Sylviana.
Sylviana sendiri mengaku telah memiliki program yang akan dia usung bersama Agus untuk maju dalam Pilgub DKI 2017. Program-program tersebut disiapkan oleh partai-partai yang telah mengusung dirinya.
Kesediaan Agus Harimurti sebagai cagub dari koalisi Cikeas berarti membuatnya harus rela kehilangan karir militernya. Kesediaan perwira berpangkat mayor itu ditunjukkan dengan proses pengunduran dirinya dari TNI. “Mayor Inf Agus Harimurti sedang dalam proses pengunduran diri dari dinas militer,” ungkap Kadispen TNI AD Brigjen Sabrar Fadhilah, Jumat (23/9/2016).
“Ada mekanisme yang mengatur dan saat ini dalam proses prosedural oleh yang bersangkutan,” kata Sabrar. Agus Harimurti harus sudah mundur ketika resmi ditetapkan sebagai pasangan calon oleh KPU.
Mengenai adanya informasi perwira harus menjalani ikatan dinas setelah menjalani pendidikan sekolah komando, Kadispenad membantahnya. Sabrar menegaskan ikatan dinas bagi perwira karier hanya satu kali sejak masa ia menjabat. “Nggak benar ada ikatan dinas seperti itu. Benar ada aturan tentan masa dinas. Bagi perwira karir 10 tahun. Udah itu saja, nggak ada embel-embel. Perwira non karir lebih pendek tapi bisa memperpanjang,” jelasnya.
Agus merupakan perwira karir lulusan Akmil Tahun 2000. Dengan aturan yang disampaikan, artinya putra sulung Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudyono itu sudah menyelesaikan ikatan dinasnya. Agus memang baru saja lulus dari sekolah komandi di Amerika Serikat tahun lalu. “Tidak ada ikatan dinas setelah itu. Ikatan dinas hanya yang 10 tahun bagi perwira karier,” terang Sabrar.
Mengenai mekanisme pengunduran diri Agus, TNI AD tidak menetapkan jangka waktu. Namun tampaknya surat keputusan pemberhentian untuk Agus bisa diberikan dalam waktu singkat. “Kalau waktu relatif, nggak ada waktu saklek. Kayak buat SIM, ada yang sehari, tapi mungkin ada yang seminggu. Tergantung,” urai dia. “Karena mungkin dinamika yang dibutuhkan cepat bisa saja cepat, yang penting semua prosedur dilalui oleh yang bersangkutan,” tegas Sabrar.
Dengan pencalonan ini, Agus Harimurti tentunya sudah memiliki rencana ke depan. Terutama terkait dengan pencalonannya. Termasuk seandainya kalah dalam Pilkada DKI.
Namun pengamat politik melihat ada perhitungan tersendiri dengan mengajukan calon gubernur seperti Agus Harimurti dan Sylviana yang relatif ‘tidak dikenal’ publik.
Burhanuddin Muhtadi, pengamat politik, mengatakan pencalona Agus Harimurti pastinya sudah diperhitungkan masak-masak dari segala aspek. Menurut Burhanudin, SBY adalah politisi yang sangat penuh pertimbangan. “Sangat tidak masuk akal jika SBY berani mempertaruhkan karier militer Agus tanpa melalui tujuan yang jelas,” ujar Burhanudin, Jumat (23/9/2016).
Burhanuddin mengatakan, dalam pencalonan Agus di Pilkada DKI, SBY pasti berpikir untuk ‘menjual’ popularitas Agus melalui prestasinya ke hadapan publik. Selain itu dengan bersanding Sylviana Murni yang memiliki pengalaman di bidang birokrat, bukan tak mungkin nantinya pasangan ini dapat menarik perhatian publik.
Menurut Burhanudin, minimal melalui pencalonan Agus di pilgub Jakarta ini, popularitas Agus langsung melejit secara nasional karena ekspose media terhadap pilkada Jakarta sangat luar biasa. “Tujuan maksimalnya tentu SBY ingin anaknya menang sehingga bisa meniti jalan menuju pilpres 2019. Tapi untuk itu bukan soal yang mudah,” sambung Burhanuddin.
Analis Politik Internasional Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengungkapkan, kemunculan Agus Harimurti dan Sylviana menunjukkan putusnya regenerasi sosok baru di dunia politik. Kata Arya, hal ini menjadi contoh nyata hilangnya regenerasi di partai, sehingga mereka mencari sosok alternatif di luar parpol. “Pilkada DKI ini menunjukkan, partai ini ternyata susah mencari stok pemimpin dan sepertinya pemimpin lama dalam tanda kutip, memang agak susah untuk diangkat lagi, untuk dijual,” ujar Arya Fernandes.(ant/dtc/jef/faz)