SURABAYA (global-news.co.id) – Memeringati Hari Jadi-nya yang ke-45, manajemen Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang melakukan ziarah ke makam Dr Saiful Anwar di Taman Makam Pahlawan Ngagel, Selasa (12/11/2024). Rombongan dipimpin langsung oleh Direktur RSAA, Dr dr M.Bachtiar Budianto SpB (K Onk), FINACS, FICS.
Dikatakan, kegiatan ini merupakan rangkaian dari Hari Jadi ke-79 Provinsi Jawa Timur, Hari Pahlawan, Hari Jadi ke-45 RSSA, dan Hari Kesehatan Nasional. “Jadi setelah kegiatan upacara HKN di Dinkes Jatim, kami langsung ziarah ke sini, karena Dr Saiful Anwar dimakamkan di makam pahlawan ini,” kata Bachtiar usai ziarah.
Pada awalnya RSSA dikenal sebagai RS Celaket Malang. Pada 12 November 1979, RS Celaket diresmikan Gubernur Jawa Timur sebagai RSUD Dr Saiful Anwar. Nama ini diambil dari nama seorang dokter tentara yang sangat berjasa bagi dunia kesehatan dan bangsa Indonesia. “Beliau dokter yang hebat. Dokter pada masanya yang sudah dikenal di level nasional dan internasional,” ujar Bachtiar.
Pada 1939, Departemen Kesehatan pada masa itu menugaskan Saiful Anwar sebagai dokter kabupaten di Provinsi Jawa Timur selama 10 tahun. Pada 1952-1957, pria kelahiran 10 November 1905 itu dipercaya menjadi pimpinan delegasi RI di Assembly Kesehatan Sedunia di Jenewa, Swiss. Pada 1953-1956 dia tercatat sebagai anggota eksekutif WHO, ketua delegasi Indonesia di WHO Regional Asia Tenggara (1955-1956), menjadi Ketua Komite WHO Regional Asia Tenggara.
Saiful yang wafat 30 November 1976 itu juga pernah menjadi Kepala Inspektur Kesehatan di Jatim merangkap sebagai Kepala Dinas Pemberantasan Penyakit Malaria, hingga kemudian menjadi Kepala Dinas Kesehatan Jatim.
“Apa yang dilakukan beliau bisa menjadi teladan bagi kita semua. Selain sebagai dokter beliau juga ahli manajemen,” lanjut Bachtiar.
RSSA Malang sendiri merupakan rumah sakit tipe A yang dimiliki Provinsi Jatim selain RSUD dr Soetomo. “Masyarakat Jatim harusnya juga bangga memiliki RSSA yang tidak kalah dalam standar dan pelayanan. RS ini mengampu sebagai rujukan nasional untuk KJSU (kanker, jantung, stroke, dan uronefro) seperti RSUD dr Soetomo,” ujarnya.
Sebagai rumah sakit tipe B Pendidikan, RSSA kini memiliki 1.000 tempat tidur, 3.500 sumber daya manusia, 1.000 dokter yang sedang menjalani pendidikan spesialis, 500 dokter muda, dan 42 institusi pendidikan non kedokteran. “Kami punya potensi dan kompetensi yang tak kalah dengan rumah sakit nasional,” pungkas Bachtiar. (ret)