MALANG (global-news.co.id) – Sebanyak 35 anggota Ling Tien Kung dari Sasana Transmart Sidoarjo melakukan ziarah ke makam guru besar Ling Tien Kung Lao Shi Awiek Widjaja di Pemakaman Sentong, Lawang, Malang. Dengan dipimpin ketua sasananya Edy Prawoto. Acara yang penuh khidmat itu dimulai pukul 08.00 dan berakhir 10.00, Sabtu (17/8/2024).
“Kami berziarah ke makam Lao Shi bertepatan dengan peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI. Mengapa? Karena menurut hemat kami, Lao Shi merupakan ‘Pahlawan Kemanusiaan’
bagi umat manusia. Melalui Ling Tien Kung banyak manusia yang sembuh dari penyakitnya. Dan banyak manusia yang menjadi sehat,” kata Edy Prawoto yang juga Ketua Umum MPET2 (organisasi yang menaungi Ling Tien Kung).
Menurut Cambridge Dicktionary, terima kasih adalah kata atau ekspresi untuk memberi tahu pada seseorang bahwa kita bersyukur, karena seseorang telah memberi “sesuatu” untuk kita.
Kata “Terima Kasih” dapat diucapkan oleh siapapun, karena itu kata Terima Kasih tidak bisa “dianggap sepele”.
Meski hanya dua kata namun mampu memberikan pengaruh positif yang sangat dominan baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Bertepatan dengan Peringatan Hari Kemerdekaan RI Ke-79, tanggal 17 Agustus 2024, Sasana Transmart Sidoarjo, dipimpin langsung oleh Edy Prawoto sebagai Ketua Sasana, telah mengadakan Ziarah ke Makam Lao Shi di Kompleks Pemakaman Sentong, Lawang, Malang, Sabtu (17/8/2024).
Ada pun tujuan kegiatan Ziarah dimaksud adalah “membangunkan orang-orang yang sedang bermimpi” bahwa dirinya “merasa paling berjasa” untuk Ling Tien Kung. Mereka lupa ber “Terima Kasih” kepada Lao Shi sebagai “mata air”-nya Ling Tien Kung.
“Anak yang tidak tahu berterima kasih kepada orang tua adalah Anak Durhaka begitu filosofi yang ada di negeri kita tercinta,” tegas Edy.
“Melalui ziarah ke makam Lao Shi, kita dapat berterima kasih secara langsung kepada Lao Shi sang pencipta Ling Tien Kung. Walaupun beliau sudah meninggalkan kita. Tetapi melalui VISI nya Making People Healthy, Ling Tien Kung terus berkembang karena sehat memang merupakan kebutuhan dan telah dapat menjadi kenyataan di masyarakat,” katanya lagi.
Beruntung keluarga Besar Sasana Ling Tien Kung Transmart, bisa melaksanakan ziarah langsung ke makam Lao Shi untuk berterima kasih kepada beliau.
Lao Shi sebagai pencipta Ling Tien Kung sangatlah layak kita nobatkan sebagai “Sosok Pahlawan Kemanusiaan”, karena semasa hidup sampai akhir hayatnya beliau telah korbankan waktunya untuk mencari dan mengajarkan Ling Tien Kung dan sudah terbukti bagi penyembuhan berbagai macam penyakit.
Acara Ziarah dimulai tepat pukul 08.00 wib, diawali dengan penghormatan kepada almarhum Lao Shi, dilanjutkan dengan doa menurut agama dan kepercayaan masing- masing. Kemudian dilanjutkan dengan “Tabur Bunga” di pusara Lao Shi oleh seluruh peserta ziarah.
Setelah Tabur Bunga, dilanjutkan dengan Amanat sekaligus Pengarahan oleh Edy Prawoto sebagai ketua Sasana Ling Ten Kung Transmart, Sidoarjo.
Dalam amanat serta pengarahannya ditekankan hal-hal sebagai berikut :
1) Kita sebagai keluarga Besar Ling Tien Kung wajib menyampaikan ungkapan “Terima Kasih” kepada Lao Shi sebagai Pencipta Ling Tien Kung, karena kita sudah merasakan secara langsung manfaat Ling Tien Kung.
2) Kita layak memberikan penghargaan kepada Lao Shi sebagai “Pahlawan Kemanusiaan”, karena semasa hidupnya beliau korbankan waktu nya untuk Ling Tien Kung dan sudah terbukti bermanfaat bagi siapapun yang membutuhkan.
3) Beliau ( Lao Shi ) tidak pernah membeda- bedakan “Siapapun” yang belajar Ling Tien Kung prinsip Lao Shi, tidak ada Jenderal tidak ada tukang becak. Semua sama, sebagai orang yang sedang mencari kesehatan.
4) Rumus yang selalu disampaikan Lao Shi dalam setiap kesempatan adalah kelihatan sangat sederhana tapi sangat mendasar dan sarat dengan Filosofi , “Cocok teruskan, tidak cocok tinggalkan”. Sebagai prinsip untuk menghindari pertengkaran yang tidak ada manfaatnya dalam kehidupan.
5) Dalam setiap kesempatan, kita selalu diingatkan Lao Shi bahwa bergabung dengan Ling Tien Kung adalah “panggilan Jiwa” (ketulusan dan keikhlasan) yang didalam bahasa Ling Tien Kung harus ada “TE”. Dengan dilandasi “TE” kita semua terpanggil secara “tulus dan ikhlas” tidak ada tendensi apa pun untuk menyebar luaskan Ling Tien Kung kepada siapa yang membutuhkan. Ling Tien Kung tidak boleh stop ( berhenti ) hanya sampai di kita.
Acara ziarah berakhir tepat pukul 10.00 wib.
Diharapkan para peserta ziarah betul-betul paham dan yakin bahwa “Ling Tien Kung” ada yang punya yaitu “Lao Shi” dan telah dibawa pulang bersama dengan kepulangan beliau menghadap Tuhan YME.
Kewajiban kita sebagi murid Lao Shi adalah terus menyebarluaskan Ling Tien Kung kepada sesama. Kita tidak boleh “merasa memiliki”. Hanya karena jiwa yang tulus dan ikhlas serta tidak ada “kepentingan” apapun, kita akan terus berkarya demi “Kejayaan Ling Tien Kung” yang kita cintai. (Edy, Fan)