JAKARTA (global-news.co.id) – Dua kelompok suporter besar di Indonesia, Viking Persib Club (suporter Persib Bandung) dan Red Gank PSM (suporter PSM Makassar), menyatakan komitmen mereka untuk menjaga netralitas dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah postingan dalam media sosial Instagram melalui akun resmi kedua kelompok suporter tersebut.
Viking Persib Club dan Red Gank PSM menegaskan, sepakbola adalah pemersatu bangsa, bukan alat politik untuk memecah belah masyarakat. Mereka juga menyatakan bahwa mereka tidak akan mendukung kandidat atau partai politik yang menggunakan politik identitas dalam kampanyenya.
“Viking Persib Club sebagai bagian dari Bobotoh merupakan kumpulan suporter yang fokus tujuannya adalah mendukung Persib dan menjadikan sepakbola sebagai domain utama dan tidak terafiliasi dengan kelompok politik mana pun,” kata Viking Persib Club dalam postingan Instagram pada akun @officialvpc.
Viking Persib Club juga mengimbau kepada semua pihak untuk tidak menggunakan simbol-simbol, mencatut nama, maupun mengatasnamakan Viking Persib Club digunakan untuk kepentingan politik elektoral dukung-mendukung pilihan politik mana pun.
“Viking Persib Club menghargai dan memberikan kebebasan untuk memiliki sikap dan pilihan politik kepada setiap individu pengurus maupun anggotanya selama dilakukan secara bertanggung jawab dan berhati-hati dengan tidak mengatasnamakan organisasi,” sambung pernyataan resmi Viking Persib Club.
Di sisi lain, Red Gank PSM juga berkomitmen tidak akan terlibat dalam agenda politik atau memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan calon legislatif.
“Red Gank PSM tidak berpihak kepada calon-calon presiden tertentu dan caleg-caleg tertentu serta tetap netral dalam ajang Pemilu dan Pileg, mendukung penuh Pemilu damai, aman dan tertib,” unggah Red Gank PSM pada postingan Instagram @redgank.psm.
Sebelumnya kelompok suporter Persija Jakarta, the Jakmania dan Bobotoh (pendukung Persib) telah lebih dulu menyatakan komitmennya untuk tidak terlibat kegiatan politik yang digagas oleh pasangan calon mana pun.
Pernyataan dari beberapa kelompok suporter itu diharapkan dapat menjadi contoh bagi kelompok suporter lain di Indonesia untuk menjaga netralitas dan menolak politik identitas dalam Pemilu 2024.
Beberapa pernyataan dan sikap itu juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya politik identitas, menciptakan suasana Pemilu yang lebih damai dan kondusif, serta menunjukkan bahwa suporter sepak bola dapat berperan aktif dalam menjaga demokrasi dan persatuan bangsa. (lib, spt)