JEMBER (global-news.co.id) – Masa depan Indonesia berada di kalangan generasi muda, khususnya dalam menghadapi Indonesia Emas 2045. Terdapat tiga bahaya yang sedang mengancam mereka yang harus diwaspadai. Yakni, bahaya intoleransi, radikalisme dan bahaya narkoba.
Sikap intoleransi mempunyai kecenderungan ke arah radikalisme, dari sikap yang tergolong radikal akan mudah ke arah bertindak terorisme.
“Ini bahaya bagi kehidupan kita. Padahal, jatidiri bangsa Indonesia watak toleransi dan saling menolong serta gotong royong,” tutur Dr Bambang Sigit Widodo, Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Hukum (FISH) Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Bambang Sigit Widodo, juga Kepala Bidang Pemuda dan Pendidikan FKPT Jatim, mengungkapkan hal itu pada kegiatan yang diadakan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur. Yakni “Sosialisasi Bahaya Intoleransi, Radikalisme dan Narkoba bagi Generasi Muda”, di Bakorwil Jember, Selasa (17/10/2023).
Kegiatan yang diikuti ratusan siswa-siswi SMA/SMA se-Jember dan sekitarnya, atas kerja sama FKPT dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur.
Pada bagian lain, dengan penyampaian yang menyentuh hati peserta, Bambang Sigit Widodo tetap optimistis untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
“Masa depan kita berada di tangan pemuda. Pemuda harus ditempa dengan semangat agar terbebas dan mewaspadai bahaya intoleransi, radikalisme dan bahaya narkoba,” tuturnya.
Pada kesempatan dihadiri Kepala Bakorwil Jember, diwakili Kabid Pembangunan Ekonomi Ir Fiddya Rahma, Ketua FKPT Jatim Prof. Dr. Hj. Hesti Armiwulan S, SH, MHum, CCD, CMC, Kepala Bakesbangpol Provinsi yang diwakili Chepi Sukur Laksana
Selain Bambang Sigit Widodo, narasumber dari pakar masalah narkoba M. Arifin MAg (Kabid Agama, Sosial Budaya FKPT Jatim), dimoderatori Riadi Ngasiran (Kabid Media Hukum dan Humas FKPT Jatim).
Hadir juga Prof. Dr. Hj. Husniyatus Salamah Zainiyati, MAg (Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya), dengan moderator Agus Imantoro, SE, SSos, MM. (Sekretaris FKPT Jatim), Dra Hj Faridatul Hanum, MKomI (Kabid Perempuan dan Anak FKPT Jatim).
Dalam upaya pencegahan Tindak Pidana Terorisme. Diingatkan Ketua FKPT Jatim Hesti Armiwulan bahwa pemerintah melakukan langkah antisipasi secara terus menerus yang dilandasi dengan prinsip pelindungan hak asasi manusia dan prinsip kehati-hatian.
“Kesiapsiagaan nasional merupakan suatu kondisi siap siaga untuk mengantisipasi terjadinya tindak pidana terorisme melalui proses yang terencana, terpadu, sistematis, dan berkesinambungan,” tuturnya.
Kesiapsiagaan nasional dimaksud, menurutnya, adalah dengan pelbagai ikhtiar dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat, peningkatan kemampuan aparatur, perlindungan dan peningkatan sarana prasarana, pengembangan kajian terorisme, serta pemetaan wilayah rawan paham radikal terorisme.
“Di tengah-tengah kemudahan kita dengan teknologi informasi, ada sisi positif dan negatif. Adanya informasi bohong di media sosial harus disikapi dengan baik dengan kemampuan melek media,” tuturnya.
Narkoba Yang Menggurita
Kabid Agama Ekonomi Sosial dan Budaya FKPT Jatim, M Arifin MAG, menyampaikan peredaran dan penyalahgunaan Narkoba merupakan salah satu permasalahan yang sangat serius untuk dicegahnya karena dapat menyebabkan rusaknya moral generasi bangsa.
Mengenalkan beberapa jenis narkoba dan indikasi yang ditimbulkan kepada generasi muda sangat mendesak untuk diberikannya.
Oleh karena itu Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur merasa ikut bertanggung jawab untuk ikut serta mencegahnya.
Dalam kegiatan sosialisasi pencegahan intoleranisme, radikalisme serta bahaya penyalahgunaan narkoba, beberapa dampak negatif yang di timbulkan akibat dari penyalahgunaan narkoba.
“Narkoba bagian dari amonisi proxy war yang tidak bisa dianggap ringan. Oleh karena itu kita semua wajib menjaga dan perang melawan penyalahgunaan narkoba,” tutur Ust M Arifin, yang juga Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) PP Muhammadiyah.
Menurutnya, jaringan narkoba telah masuk ke semua elemen masyarakat mulai dari tingkat yang paling bawah hingga yang paling atas. Mulai dari anak-anak hingga dewasa.
“Bagi penyalahguna narkoba hanya ada dua pilihan, mati sia-sia atau masuk penjara.
“Kejahatan narkoba merupakan kejahatan sindikat terorganisir dengan jaringan yang luas, bekerja sangat rapi, dan penuh kerahasiaan baik dalam level nasional maupun internasional,” kata Ust M Arifin.
Menurutnya, sindikat narkoba merupakan lawan tanpa wajah. Oleh karena itu harus ekstra-waspada.
Pentingnya Kepedulian dan Kepekaan Sosial
Hesti Armiwulan dalam sambutan menegaskan pentingnya tiga melek: melek politik, melek kemasyarakatan dan sejarah, serta terpenting dalam mengakrabi media sosial dengan pentingnya melek media.
Semua itu merupakan kesadaran yang perlu tertanam bagi generasi muda dalam menghadapi Indonesia Emas 2045. “Kami menitipkan kepada adik-adik generasi muda untuk tetap memperjuangkan kejayaan negeri ini,” tutur Hesti.
Hesti yang mantan aktivis Komnas HAM mengingatkan pentingnya menumbuhkan kepedulian, kepekaan dan pencegahan di lingkungan sekitar dari pengaruh radikalisme dan ancaman terorisme.
Selain itu, memberikan penguatan wawasan kebangsaan dan pemikiran keagamaan yang inklusif.
Hesti Armiwulan menekankan pentingnya melek media bagi masyarakat secara luas. Dengan melakukan media literasi & digital literasi agar memiliki pemahaman yang moderat dan inklusif.
“Melakukan pengawasan dan pendampingan dalam penggunaan internet. Mencermati materi ajar/perkuliahan dan melaporkan apabila ada materi yang tidak sesuai dengan semangat ke-Indonesia-an
Monitoring /waspada penyebaran aplikasi radikalisme di dunia maya,” tutur Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Surabaya (Ubaya) Surabaya. (sir)