SURABAYA (global-news.co.id) – Tim selam Kota Surabaya tak tertandingi dalam Kejurda Fin Swimming Jawa Timur 2023. Diperkuat atlet Puslatda, Kota Pahlawan, keluar sebagai juara umum di Kejurda yang digelar 26-28 Mei di Kolam Renang Dispora Jatim.
Juara umum diraih Surabaya setelah meraih 34 emas, 23 perak dan 30 perunggu. Disusul Kabupaten Pasuruan di tempat kedua dengan meraih 25 emas, 17 perak, 11 perunggu. Di peringkat tiga Kabupaten Nganjuk meraih 14 emas, 8 perak, 8 perunggu.
“Di Kejurda, Surabaya memang selalu juara umum. Ada beberapa atlet Puslatda yang turun memperkuat Surabaya. Yang tidak boleh turun di kejurda adalah atlet yang tampil di SEA Games Kamboja,” kata Ketua Pengprov POSSI Jatim, Mirza Muttaqien, Minggu (28/5/2023).
Puslatda selam Jatim dihuni 27 atlet. Sebanyak 18 atlet di antaranya turun di Kejurda. Sisanya, 9 atlet adalah eks atlet SEA Games Kamboja. “Mereka turun di kejurda, sekaligus evaluasi persiapan menjelang Babak Kualifikasi PON 2024,” tuturnya.
Tanda-tanda Surabaya juara umum sudah terlihat pada siang hari. Surabaya sudah meraih 29 emas. Padahal, masih ada 21 medali emas yang diperebutkan. Hanya Kabupaten Pasuruan yang membuntuti ketat Surabaya di urutan kedua.
“Kabupaten Pasuruan membayangi Surabaya. Lalu, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Malang dan Kota Kediri menjadi daerah yang tidak boleh diremehkan. Karena terbukti ada beberapa atlet daerah lain yang punya prestasi bagus,” ungkap Mirza.
Kabupaten Malang menempati peringkat 4 dengan merebut 9 emas, 20 perak, 16 perunggu. Sedangkan, Kota Kediri beradas di peringkat 5 dengan mendapat 7 emas, 13 perak, 8 perunggu. Di bawah Kota Kediri, yaitu Banyuwangi, Lumajang, Tulungagung, Kabupaten Sidoarjo dan Kota Batu di peringkat 10.
Dari kejurda ini, tercatat ada enam daerah yang tidak mendapatkan medali, alias nol medali. Masing-masing, Situbondo, Trenggalek, Jombang, Tuban, Kota Probolinggo dan Kabupaten Probolinggo.
Namun demikian, Mirza mengaku, memiliki catatan yang menarik dari Kejurda tahun ini, dimana jumlah peserta untuk KU C sampai KU F membludak. Jumlah pesertanya hampir tiga hingga empat kali lipat dibanding KU A dan B.
“Artinya, animo atlet Jatim untuk mengikuti cabor fin swimming ini meningkat luar biasa. Ke depan, diharapkan masih banyak atlet yang bisa kita persiapkan untuk lebih jauh lagi baik di tingkat nasional maupun Asia,” ujarnya.
Salah satu faktor meningkatnya jumlah peserta di KU C hingga KU F itu, lanjutnya, adalah beralihnya atlet renang ke selam. Karena, basic latihan antara renang dan fim swimming hampir sama. Sehingga, menjadi tidak masalah di kemudian hari, manakala habis dari latihan renang kemudian menguji swimming.
“Kami dari cabor fim swimming terbuka lebar untuk itu. Yang penting atlet itu bisa berprestasi dapat membawa nama Jatim maupun nama Indonesia di kancah internasional,” tutur Mirza. (jnr, kmf)