PROBOLINGGO (global-news.co.id) – Sapi jenis simmental milik Mulyono (54), peternak asal Dusun Krajan I, Desa Ngadas, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, dibeli oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) seharga Rp 100 juta.
Sapi yang diberi nama “Slamet” dengan usia 2,5 tahun dan bobot 1,1 ton tersebut selanjutnya akan dijadikan kurban oleh Presiden Jokowi pada Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriyah di Masjid Al-Akbar Surabaya.
Mulyono mengaku sebelumnya tidak menyangka jika sapi piaraannya bisa dibeli oleh orang nomor satu di Indonesia. Bahkan ketika mendapat kabar tersebut perasaannya campur aduk tidak karuan.
“Perasaannya antara suka dan duka. Sukanya saya merawat sapi dan setelah besar dibuat kurban presiden, orang nomor satu di Indonesia. Satu-satunya peternak dan saya masih peternak pemula. Dukanya, memang saya dan ibunya ini sudah menyatu dengan ‘Slamet’. Sebentar lagi akan kehilangan Slamet, tentunya sedih,” katanya, Rabu (6/7/2022).
Menurut Mulyono, sapinya itu dibeli saat masih pedet seharga Rp 15,6 juta di Pasar Hewan Wonoasih, Kota Probolinggo, sekitar tahun 2020 lalu. Ketika itu sapinya masih berusia 6 bulan dengan bobot sekitar 1,5 kuintal. “Kini setelah berusia 2,5 tahun dengan bobot 1,1 ton, Slamet dengan badannya yang tumbuh sangat gemuk dibeli Pak Jokowi untuk hewan kurban,” ujarnya.
Sebelum dibeli oleh presiden, Mulyono mengaku Slamet sering menjuarai kontes sapi yang digelar di sejumlah daerah. Seperti pada saat mengikuti kontes sapi di Kabupaten Jember, Slamet juara 1.
“Dari situ para youtuber itu mengunggah video Slamet dan akhirnya viral yang namanya Slamet. Saat ada Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), ada sosialisasi di desa sebelah. Ketika itu saya bertemu dokter hewan yang mendampingi saat kontes di Jember. Dokter itu bertanya apakah sapinya mau dijual untuk Idul Adha. Lalu saya jawab tidak apa-apa kalau harganya cocok. Karena untuk hewan kurbannya Pak Jokowi butuh sapi jumbo,” kata dia.
Dari situlah, sapi tersebut mendapat rekomendasi dan memenuhi syarat sebagai hewan kurban presiden. Kemudian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur turun untuk melakukan serangkaian pengecekan kepada Slamet.
Pemeriksaan tersebut meliputi bobot, tinggi-panjang dan kesehatan. Kemudian pengambilan sample kotoran dan sample darah. Selanjutnya datang lagi malam-malam untuk melakukan swab terhadap Slamet diambil sample darahnya lagi.
“Dari hasil pemeriksaan diketahui Slamet dinyatakan sehat, bebas dari antraks maupun negatif PMK. Tiga hari kemudian karena kondisinya sehat, Staf Khusus Presiden pada Selasa, 28 Juni 2022, datang ke sini untuk membeli Slamet seharga Rp 100 juta,” kata dia.
Mulyono menerangkan pada Rabu, 6 Juli 2022, petugas dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur kembali melihat Slamet di kandangnya. “Tadi petugas Provinsi Jawa Timur datang ke kandang dan menyampaikan pada hari Sabtu tanggal 9 Juli 2022 atau H-1 Idul Adha pada waktu ashar Slamet sudah harus ada di Masjid Al-Akbar Surabaya untuk dikurbankan,” ujarnya.
Untuk sementara ini, terang Mulyono, sapinya masih ia pelihara. Pasalnya saat menandatangani kontrak, Staf Khusus Presiden Jokowi menitipkan terlebih dahulu selama 10 hari kepada Mulyono. “Untuk pakan dan minumnya jadi tanggung jawab saya,” akunya.
Selama beternak Slamet ini, Mulyono mengaku untuk pakannya tidak ada bedanya dengan pakan yang diberikan oleh peternak lainnya. Hanya saja ia terkendala dengan air. Sebab di situ airnya susah dan tidak ada air.
“Kandang saya itu jauh dari rumah dan jarak kandang ke rumah itu sekitar 1,5 kilometer. Untuk minumnya saya bawa dari rumah setiap hari. Kalau mandi menunggu air hujan yang ditampung, jika tidak ada hujan maka tidak mandi. Kalau masalah rumput di sini banyak,” tambahnya.
Setelah Slamet terjual ke presiden, Mulyono mengaku tetap berkeinginan untuk beternak lagi. Namun hal itu baru bisa diwujudkan setelah tidak ada PMK lagi dan sapi-sapi sudah tervaksin semua. “Saya akan memelihara sapi lagi sebagai ganti dari Slamet,” kata dia. (ins, oli)