INI kabar yang kurang menyenangkan bila dilihat secara umum. Apa itu Nilai tukar rupiah di pasar spot, Rabu (6/7/2022), terus masih bertahan di atas Rp 15.000 per dollar Amerika Serikat (AS). Bahkan hingga pukul 09.32, rupiah spot masih bertengger di level Rp 15.016 per dollar AS. Ini membuat rupiah melemah 0,15% dibanding penutupan Selasa (5/7/2022) di Rp 15.994 per dollar AS. Asal tahu saja, terakhir kali rupiah berada di atas Rp 15.000 per dolar AS adalah pada 4 Mei 2020. Saat itu, rupiah ditutup di Rp 15.100 per dolar AS.
Kelihatannya, koreksi rupiah kali ini terjadi karena penguatan dollar AS. Indeks dollar AS kembali melesat seiring dengan kekhawatiran resesi global. Dollar AS kini dianggap sebagai aset safe haven paling dicari. Lalu bagaimana kejadian-kejadian yang akan datang terkait dengan nilai tukar ini? Ini yang perlu kita perhatikan secara seksama. Terutama terkait dengan ekonomi secara umum.
Secara umum, harga sejumlah barang akan mengalami kenaikan, bila nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus bergerak. Terutama barang-barang impor. Mengapa? Karena dalam transaksinya menggunakan dollar AS. Apalagi lagi belakangan ini sejumkah jenis BBM dan Listrik mengalami kenaikan. Ini sudah barang tentu akan berpengaruh kepada harga jual.
Harga jual yang naik akan berdampak kepada daya beli. Kenaikan harga barang dan juga tarif listrik, serta transportasi membuat konsumen mengurangi belanja barang yang bukan merupakan kebutuhan pokok. Kalau kita melihat penurunan penjualan barang-barang ini sudah terjadi sejak tahun lalu, dan semakin menurun. Di sini juga terdapat pengaruh covid-19.
Kalau kita melihat, penurunan daya beli ini lebih banyak dirasakan oleh masyarakat kelas menengah kebawah. Apa yang harus dilakukan? Pemerintah harus melakukan intervensi untuk menstabilkan harga dan memberikan stimulus kepada industri manufaktur. Terkait dengan kenaikan nilai tukar, pemerintah juga harus melakukan intervensi dengan melepas dollar AS ke pasar, sehingga pasar diharapkan menjadi dingin.
Bila kita melihat pada 2022 ini, daya beli memang lebih baik dibanding 2021. Ini dikarenakan covid-19 yang sudah mulai melandai. Karena itu, gerak penekan dollar AS kepada Rupiah ini harus menjadi perhatian, agar dollar tindak teruis menerus menekan rupiah. Nilai Rp 15.000 sudah berada pada angka psikologis yang harus menjadi perhatian kita semua. (*)