SURABAYA (global-news.co.id) – Pemkot Surabaya berupaya memberikan perhatian kepada seluruh masyarakat di Kota Pahlawan. Kali ini, perhatian diberikan kepada para guru dan tenaga pendidik, yakni dengan menyalurkan sejumlah bantuan kepada 118 orang yang berlokasi di Kantor PGRI Kota Surabaya, Selasa (25/4).
Walikota Surabaya Eri Cahyadi menyerahkan bantuan secara simbolis untuk guru dan tenaga pendidik. Di antaranya, penyerahan kaki palsu untuk Guru SMP Negeri 12, Farid Ma’ruf dan Guru SDN Kupang Krajan, Sunar. Kemudian pemberian kursi roda untuk Wardatul yang mengidap Cerebral Palsy, serta pemberian sepeda kepada Gatot Siswanto yang berprofesi sebagai petugas kebersihan SDN Menur Pumpungan.
Walikota Eri mengapresiasi langkah PGRI Kota Surabaya, karena telah membantu para guru dan tenaga pendidik yang mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan belajar dan mengajar di lingkungan sekolah. Menurut dia, perhatian yang diberikan adalah salah satu bentuk sumbangsih untuk membangun Kota Surabaya.
“Saya matur nuwun (terima kasih) kepada PGRI yang menjadi bagian Pemkot Surabaya. Tolong bahagiakan seluruh guru di Kota Surabaya. Njenengan (anda) bisa berkolaborasi dengan Pemkot Surabaya dan terus cari para guru yang memang betul membutuhkan bantuan,” kata Walikota Eri.
Ke depan, ia juga meminta PGRI Kota Surabaya dan seluruh kepala sekolah untuk bisa berkolaborasi dengan jajaran Pemkot, dengan melakukan pendataan kepada para guru, tenaga pendidik, hingga pelajar yang membutuhkan bantuan. Sebab, ia tak menginginkan para pahlawan tanpa tanda jasa dan pelajar Kota Surabaya masih mengalami kesusahan.
Meski demikian, hal ini tidak hanya bagi sekolah-sekolah yang di bawah kewenangan Pemkot Surabaya, yakni TK, SD, dan SMP. Melainkan juga SMA/SMK yang memiliki guru, tenaga pendidikan, dan pelajar warga Kota Surabaya.
“Arek Suroboyo (Anak Surabaya) di zaman saya menjadi Walikota, jangan sampai ada anak yang tidak bisa membayar sekolah. Jangan sampai ada anak Surabaya ketika masuk ke sekolah, dia merasa malu karena tidak mampu,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh, mengatakan, penyaluran bantuan dari Pemkot Surabaya dan PGRI Kota Surabaya dari hasil Konser Amal tahun 2021 lalu, sempat mengalami keterlambatan. Hal ini disebabkan karena pendataan dan hasil pendataan yang dilakukan, salah satunya adalah pemesanan bantuan yang disesuaikan dengan kebutuhan penerima.
“Contoh penerima kaki palsu yang kita salurkan hari ini, harus dipesankan dari Jakarta dan membutuhkan waktu lebih lama. Kemudian, pendataan dan kunjungan kepada rumah calon penerima, harus kita pastikan sesuai dengan kebutuhan mereka,” kata Yusuf.
Melalui bantuan ini, ia berharap para guru dan tenaga pendidik bisa mempermudah aktivitas keseharian mereka dalam proses belajar mengajar. Sebab, pihaknya juga terus berupaya untuk memberikan perhatian serta meringankan beban para komponen di lingkungan pendidikan.
Senada dengan hal itu, Kepala PGRI Kota Surabaya Agnes Warsiati menjelaskan pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak dua tahun lalu, membuat para guru dan tenaga pendidik mengalami banyak kesulitan. Oleh karena itu, ia bersama jajarannya dan kepala sekolah terus melakukan pendataan.
“Hasilnya ada 118 guru dan tenaga pendidik prioritas, yang bisa kita berikan bantuan. Mulai dari bantuan uang tunai mulai Rp 1,5 juta dan bantuan alat bantu beraktivitas dalam proses belajar mengajar, salah satunya adalah kaki palsu,” kata Agnes.
Ditemui di lokasi yang sama, Guru SMP Negeri 12, Farid Ma’ruf penerima bantuan kaki palsu sangat terharu dengan bantuan yang diberikan. Sambil menyeka air mata, ia tak menyangka Pemkot Surabaya terus berupaya memberikan perhatian kepada para guru dan tenaga pendidik di Kota Pahlawan.
“Semoga Bapak Walikota Eri Cahyadi bisa menjadi pemimpin yang terbaik untuk Surabaya dan kebaikan beliau dibalas oleh Gusti Allah SWT. Serta terima kasih kepada PGRI Surabaya yang tidak henti-hentinya memberikan semangat bagi kami untuk terus berjuang dalam mendidik anak-anak hebat di Surabaya,” katanya. (pur)