SURABAYA (global-news.co.id) – Suvenir dengan konsep go green atau ramah lingkungan, memiliki pangsa pasar yang menjanjikan. Tidak hanya di pasar lokal, bahkan nasional hingga luar negeri, seperti Eropa dan Australia.
Salah satu contohnya suvenir biji-bijian maupun aneka kayu daur ulang, yang dikemas sedemikian rupa, sehingga tidak merusak lingkungan, bahkan mengajak orang untuk menanam.
Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang membaca peluang ini adalah Caraka Bumi asal Kediri, Jawa Timur. Hilda, selaku pemilik UMKM mengungkapkan, suvenirnya beraneka ragam.
“Produknya itu beraneka macam, tapi semuanya prinsipnya itu bebas plastik, ramah lingkungan, sama daur ulang, menjadi macam-macam,” ujarnya, Selasa (1/3).
Beberapa bentuk suvenir itu antara lain, berupa tanaman mini, biji-bijian sayuran, buah-buahan hingga kacang-kacangan. Yang itu bisa ditanam kembali, lalu dikemas dalam wadah kaca disertai dengan pupuk.
“Kalau untuk pasarnya itu Alhamdulillah sudah menyebar dari Aceh sampai Papua, sudah banyak pesanan dari sana. Kemudian ada juga yang orang dari luar negeri, ada dari Malaysia, Prancis sama Australia,” imbuhnya.
Bisa dibilang, omset bisnis suvenir biji tanaman maupun daur ulang kayu ini bukan kaleng kaleng. Hilda mengaku, sebulan bisa mencapai Rp 30 juta. Meski sempat merosot saat pandemi setahun lalu, namun kini sudah mulai bergeliat kembali.
“Pandemi sendiri kita ada inovasi, workshop untuk anak-anak sekolah, jadi selama ini bisa bertahan. Dan bahkan setelah pandemi sudah membaik, ini malah semakin banyak omsetnya,” ujarnya.
Semakin banyaknya acara seperti pernikahan, acara perkantoran maupun pertemuan, yang membuat omset suvenir Caraka Bumi semakin naik.
Untuk harganya relatif terjangkau, jenis suvenir biji-bijian dijual seharga Rp 2.000 – Rp 25.000. Sedangkan untuk hampers atau kemasan paket, dijual seharga Rp 70.000 – Rp 300.000. (kmf, jtm)