JAKARTA (global-news.co.id) – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf membuat sejarah baru saat mengumumkan susunan Pengurus PBNU di Kantor PBNU Jakarta, Rabu (12/1). Kiai Miftachul Akhyar dan Gus Yahya, panggilan KH Yahya Cholil Staquf, terpilih menjadi Rais Aam dan ketua umum PBNU periode 2022-2027 dalam Muktamar ke-34 NU di Lampung.
Gus Yahya mengumumkan sejumlah nama ibu nyai dan tokoh perempuan lain masuk jajaran PBNU. Misalnya, Nyai Hj Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid (istri Gus Dur), Nyai Nafisah Sahal Mahfudz, dan Nyai Hj Machfudhoh Aly Ubaid, di jajaran Mustasyar bersama para kiai lain seperti KH A. Mustofa Bisri (Gus Mus) dan KH Ma’ruf Amin (Wapres RI).
Bukan hanya itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Alissa Qotrunnada Wahid, salah seorang putri Gus Dur, masuk jajaran ketua. Selain itu juga di jabatan A’wan, di antaranya Nyai Nafisah Ali Masum, Nyai Badriyah Fayumi, serta Nyai Ida Fatimah Zaenal.
Hal ini dinilai bersejarah sebab pertama kalinya sejak Nahdlatul Ulama (NU) didirikan tahun 1926, PBNU diisi pengurus perempuan. “Sejak awal didirikan sebenarnya tidak ada pembatasan di PBNU. Sekarang tokoh perempuan dimasukkan karena memang ada kebutuhan yang mendesak,” kata Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, saat membacakan susunan pengurus PBNU, Rabu (12/1).
Menurut Gus Yahya—panggilan KH Yahya Cholil Staquf–, saat ini ada masalah-masalah besar terkait isu perempuan. “Kita ajak tokoh perempuan yang paling tangguh dan kuat, seperti Ibu Khofifah yang nanti akan kita andalkan, juga Ibu Alissa,” kata Gus Yahya.
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, Alissa Wahid mengatakan, bahwa memasukkan nama perempuan dalam jajaran kepengurusan PBNU merupakan terobosan yang sangat penting. “Sejak awal NU kita sadari ruang perempuan sangat besar. Selama ini tokoh-tokoh perempuan NU tidak hanya mengurusi kiai tapi juga pondok putri, pengajian dan kegiatan di ruang publik, juga banyak diurusi Bu Nyai,” ujar putri Gus Dur ini.
Menurut Alissa, dalam setiap acara, NU selalu memberikan kesempatan besar bagi para nyai. “Jadi ini hanya soal waktu dan waktunya dipilih saat ini,” lanjut dia.
Alissa berharap keterpilihan dia dan Khofifah menjadi ketua PBNU juga sebagai pintu gerbang untuk membuka lagi perempuan NU bisa berperan besar dalam berbagai acara.
Hal yang sama diungkapkan Khofifah. “Saya mencontohkan kalau ada 10 ibu di Jatim, 7 adalah Muslimat dan 5 di antaranya biasanya kurang mampu. Ini menjadi proses peningkatan IPM yang harus diprioritaskan NU,” kata perempuan pertama yang menjabat Gubernur Jatim ini.
Apalagi dalam menyongsong 100 tahun usia NU, maka peran perempuan NU harus diperkuat. Peningkatan SDM dan IPM menjadi pertimbangan serius yang harus diperjuangkan.
“Baru kali ini, setelah 96 tahun usia NU, kaum perempuan diakomodasi dalam susunan pengurus harian PB NU,” kata Gus Yahya.
Tampak hadir Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Katib Aam PBNU KH Ahmad Said Asrori, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Musthofa, Prof Nizar Ali, Nusron Wahid, dan Habib Hilal Al-Aidid, serta Sekretaris Jenderal PBNU H Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang juga walikota Pasuruan.
Selanjutnya Gus Yahya mengatakan, bendahara Umum PBNU dijabat Haji Mardani H. Maming. Mardani H. Maming merupakan mantan bupati Tanah Bumbu. Dia dikenal sebagai politikus PDIP yang sempat disebut Sekjen PDIP sebagai kader yang potensial. Sedang politikus Golkar, Nusron Wahid, ditunjuk menjadi Waketum PBNU.
Yang menarik, Gus Yahya juga memasukkan nama KH Said Aqil Siroj yang merupakan rivalnya di Muktamar ke-34 di Lampung ke dalam kepengurusan. Prof Dr KH Said Aqil Siroj MA, kata Gus Yahya, masuk jajaran Mustasyar.
Selain itu, adik Kiai Said Aqil, Muhammad Musthofa Aqil Siroj, juga diakomodasi masuk ke dalam pengurus PBNU pimpinan Gus Yahya sebagai Rais PBNU. “Rais, KH Muhammad Musthofa Aqil Siroj, adik KH Said Aqil Siroj,” ucap Gus Yahya.
Lebih Gemuk
Kepengurusan PBNU di era duet KH Miftachul Akhyar dan Gus Yahya tampak lebih gemuk dari sebelumnya. Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menyebut kepengurusan PBNU kali ini mencapai 200-an orang.
Kepengurusan besar ini, kata Gus Yahya, dibutuhkan untuk kerja-kerja besar PBNU ke depan. Pengurus PBNU baru ini juga disebut Gus Yahya berasal dari berbagai latar belakang profesi. Mulai aktivis, pejabat birokrasi, pebisnis, hingga politisi. “Pengurus Nahdlatul Ulama yang kita miliki saat ini, adalah pengurus Nahdlatul Ulama yang berwajah Nusantara,” ujar Gus Yahya.
Total ada 180 orang yang didapuk masuk dalam kepengurusan PBNU. Hal ini berbeda dari pengurus sebelumnya yang hanya 150 orang pengurus. Kiai Miftachul Akhyar mengatakan, kepengurusan yang gemuk saat ini lantaran melihat situasi dan kondisi terkini masyarakat NU yang semakin kompleks.
“Maka semoga susunan kepengurusan yang besar kalau dihitung hampir ada 200 dari kepengurusan yang ada, karena sesuai kebutuhan,” ujar Kiai Miftachul di Gedung PBNU, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/1).
Nantinya ratusan pengurus bukan hanya mengurus umat di Indonesia saja namun juga umat internasional. Diharapkan, kata Kiai Miftach, periode ini menjadi sebuah organisasi yang bukan hanya besar anggotanya, tapi produk-produknya untuk kemaslahatan umat di Indonesia dan dunia.
Sedang soal kader parpol, kata Gus Yahya, NU akan mengambil jarak yang sama setara dengan berbagai sudut kepentingan politik. Caranya dengan mengakomodasi berbagai elemen kepentingan dari sudut politik supaya bisa saling mengontrol. “Supaya jarak NU dengan berbagai partai politik tetap sama,” jelas dia.
Usai terpilih sebagai ketum, Gus Yahya menyebut kepengurusannya untuk periode 2022-2027 akan diisi kader-kader muda. Ia mengatakan para kader muda akan dominan ketika menjalankan pelbagai program NU ke depannya. “Kader-kader muda NU akan lebih banyak tampil,” kata Yahya dalam wawancaranya dengan CNNIndonesia TV, Rabu (29/12/2021) lalu.
Gus Yahya mengatakan, pengurus lengkap PBNU diputuskan dalam rapat bersama formatur, yang diikuti oleh rais aam dan wakil-wakil rais aam yang ditunjuk, ketua umum terpilih, dan wakil ketua umum yang ditunjuk, serta para midformatur. Rapat diadakan pada tanggal 5 Januari di Jakarta. “Dan dari rapat itu dihasilkan susunan lengkap PBNU,” kata Gus Yahya di hadapan wartawan dari berbagai media.
Dia menjelaskan pula bahwa periode kepengurusan menjadi 2022-2027. Sebab Muktamar ke-34 NU dilaksanakan pada akhir tahun 2021 sedangkan surat keputusan tentang susunan kepengurusan ditetapkan pada 12 Januari 2022 dan berlaku hingga 12 Januari 2027.
Di tempat sama, Nusron Wahid, yang didaulat menjadi Wakil Ketua Umum (Waketum) PBNU periode 2017-2024, berharap PBNU ke depan dapat lebih bermanfaat tidak hanya di bidang agama saja, tapi juga ekonomi hingga pendidikan. “Harapan kami, semoga pengurus PBNU lebih membumi dengan program-program pemberdayaan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi, di samping masalah-masalah keagamaan,” kata Nusron kepada wartawan, Rabu (12/1).
Kepengurusan PBNU kali ini memiliki beberapa perbedaan dengan sebelumnya. Selain soal jumlah, kepengurusan PBNU era Ketua Umum Yahya Cholil Staquf juga mengakomodir perempuan, kata Nusron, jumlah pengurus yang kini lebih banyak harus berdampak positif terhadap eksistensi PBNU. Dengan pengurus yang lebih banyak, menurutnya, program-program PBNU tentu harus bisa menyentuh umat hingga ke pelosok. “Karena pengurusnya banyak, bisa lebih cepat dan akselerasi program sampai akar rumput,” kata politisi Partai Golkar itu. (gas, det)