DENPASAR (global-news.co.id) – PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai penyelenggara Liga 1, tampaknya, tidak mau dijadikan kambing hitam atas kondisi Stadion Ngurah Rai, Denpasar.
Keluhan bernada kecewa yang dilontarkan pemain dan Pelatih Kepala Persebaya Surabaya, Aji Santoso, di laga awal seri Bali, Rabu (5/1) malam lalu, direspon dengan argumentasi pembelaan dari PT LIB.
Lucunya, klarifikasi atas video viral para pemain Persebaya yang menggambarkan suasana ruang ganti pemain di jeda babak kedua, dibalas PT LIB dengan aksi serupa.
PT LIB yang dipimpin langsung Direktur Utama, Ahmad Hadian Lukito, menyebar video aksinya saat melakukan ‘tur’ ruang ganti pemain di Stadion Ngurah Rai.
Seperti halnya yang dilakukan skuad Bajul Ijo, Ahmad Lukito melakukan aksi serupa, berjalan menyusuri lorong ganti sambil mengumbar alasan.
Ia berkelit, video suasana sumpek layaknya laga antar-kampung (tarkam) yang diunggah pemain Persebaya itu merupakan lorong menuju ruang ganti, bukan ruang ganti pemain. “Yang ramai itu bukan ruang ganti, tetapi lorong menuju ruang ganti,” ucap Ahmad Lukito, dalam video disebarkan PT LIB.
Ruang ganti pemain, katanya, terdapat dua ruangan terpisah, yakni ruang ganti utama dengan ruangan bersih-bersih berisi kamar mandi dan wastafel, yang diklaimnya berukuran besar. “Aslinya ada dua ruang ganti yang besar, tetapi tidak divideo,” kata Ahmad Lukito.
Masalahnya, klarifikasi ini terkesan membodohi publik. Pasalnya, berdasar rekaman video yang dibuat PT LIB, tampak, jelas ruang ganti pemain di Stadion Ngurah Rai benar-benar sempit.
Satu ruangan yang berfungsi sebagai ruang ganti yang diklaim Ahmad Lukito berukuran luas, terbukti tidak akan mampu memuat seluruh pemain inti dan cadangan, serta tim pelatih.
“Tempatnya sempit, juga panas, kalau di dalam (semua pemain, Red) memang tidak cukup,” kata Pelatih Persebaya Aji Santoso, terkait keluhannya saat briefing pemain. (jpn, ins)