SURABAYA (global-news.co.id) – Dalam memperkuat program Bangga Kencana untuk percepatan penurunan stunting, Perwakilan BKKBN Jatim melakukan penjajagan untuk bersinergi dengan beberapa OPD di wilayah Provinsi Jawa Timur, salah satunya adalah dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur.
Kepala BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dra Maria Ernawati, MM, beserta sekretaris dan koordinator menemui Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Dr Alwi, MHum, beserta jajarannya di Kantor Dinas Sosial guna membahas sinergitas program antar dua instansi ini, Senin (31/1).
Saat diskusi, Kadis Sosial Jatim, Dr Alwi, menyampaikan tujuan program Dinas Sosial, yaitu meningkatkan kesejahteraan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) dan meningkatkan potensi kesejahteraan sosial yang beririsan dengan program Bangga Kencana. Oleh karenanya, Alwi berharap program ini dapat bersinergi.
“Seperti halnya BKKBN punya PKB sebagai tenaga lini lapangan, Dinsos juga punya tenaga sampai tingkat kecamatan yaitu pilar-pilar TKSK, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan. Kalau bisa disinergikan dengan BKKBN, kerja kita semua pasti lebih baik,” ungkap Alwi.
Setali tiga uang, Erna juga menyampaikan harapan yang sama untuk dapat bersinergi. Ia menyampaikan, core bussiness program Bangga Kencana adalah keluarga dan memiliki pokok tugas membangun penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas. Ditambah lagi, BKKBN telah melaksanakan pendataan keluarga sehingga memiliki data eligible by name by adress yang bisa digunakan sebagai dasar pelaksanaan program.
“Harapan kami adalah program Bangga Kencana bisa disinergikan dengan program Dinsos. Kami punya data hasil PK dan sesuai Perpres No. 72, kami melakukan pendampingan keluarga, kami membentuk tim pendamping keluarga untuk percepatan penurunan stunting,” kata Maria Ernawati
GenRe menjadi arah diskusi kali ini karena memang memiliki prioritas sinergi yang tinggi. Dinsos yang memiliki binaan remaja membutuhkan wawasan serta edukasi tentang GenRe. Hal ini disambut positif oleh Erna dan tim karena sejalan dengan aksi zero stunting yang dimulai dari persiapan remaja untuk pernikahan, kehidupan berkeluarga dan 1000 HPK dalam rangka percepatan penurunan stunting. Nantinya setelah kegiatan ini akan dilakukan koordinasi lebih lanjut. (jnr, jtm)